Vinales Gaet Psikolog demi Hadapi Kesulitan di Yamaha

Vinales Gaet Psikolog demi Hadapi Kesulitan di Yamaha
Pebalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales (c) Yamaha

Bola.net - Pebalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, meyakini bahwa kondisi psikis yang positif bisa membantu seorang pebalap untuk bekerja lebih baik di lintasan. Atas alasan ini, ia pun mengaku akhirnya menggaet seorang psikolog demi menghadapi segala kesulitannya di MotoGP musim ini.

Sejak akhir tahun lalu, Vinales memang sibuk membangun lingkungan kerja yang mendukung. Selain dukungan teknis yang mumpuni, atmosfer yang positif di garasi juga merupakan hal yang diyakini Vinales sebagai salah satu faktor kesuksesan rider Repsol Honda sekaligus musuhnya saat anak-anak, Marc Marquez.

"Secara umum, saya rasa segalanya berjalan dengan baik untuk Marc. Saat berada dalam momen di mana semua bekerja dengan baik, maka Anda juga bisa mendapatkan segalanya. Mengerem 20 meter lebih lambat, lalu masuk ke tikungan lebih cepat. Detail-detail macam ini sangat membantu," ujarnya via Motorbike Magazine.

1 dari 2 halaman

Punya Lingkungan yang Mendukung

Seperti Marquez dan kru yang sudah mendampinginya sejak di GP125 dan Moto2, Vinales juga mulai melakukan perubahan di lingkungan kerjanya musim ini. Ia menunjuk Esteban Garcia sebagai crew chief, menggantikan Ramon Forcada. Garcia adalah crew chief Vinales saat menjuarai Moto3 2013.

Dengan pindahnya Wilco Zeelenberg ke Petronas Yamaha SRT sebagai manajer tim, Vinales juga menggaet juara dunia GP125 2009, Julian Simon sebagai pelatih balapnya. Tak hanya sebagai pelatih, Simon juga menjadi tandemnya saat berlatih di luar lintasan MotoGP.

"Tahun ini, saya sungguh beruntung punya lingkungan yang sangat mendukung. Mereka membuat saya paham cara bersikap tenang, dan ini sangat penting. Jika tidak, bakal sulit menghadapi situasi ini, bakal sulit menerima kenyataan bahwa banyak rider lain yang secara teori bisa saya kalahkan malah ada di depan saya," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Mematok Target-Target Kecil

Kini, seorang psikolog pun ditambahkan demi membantu Vinales tetap tenang dalam menghadapi situasi sulit. Metode ini bahkan sudah diterapkan oleh rider Mission Winnow Ducati sekaligus dua kali runner up MotoGP, Andrea Dovizioso, yang tahun ini juga 'menularkan' metode tersebut kepada Danilo Petruci.

"Saya sangat percaya diri dan saya tahu level talenta saya. Tapi dengan psikolog, saya coba belajar mematok target-target kecil. Contohnya, cara menghadapi pekan balap yang tak optimal atau tak sesuai ekspektasi, hanya karena saya datang dengan harapan ingin menang. Jadi kami coba mematok target kecil yang bisa meyakinkan bahwa saya telah bekerja dengan baik," pungkasnya.

Menjelang MotoGP Belanda di Sirkuit Assen akhir pekan ini, rider berjuluk Top Gun ini tengah berada di peringkat 11 pada klasemen pebalap dengan koleksi 40 poin, tertinggal 32 poin dari sang tandem, Valentino Rossi.