'Valentino Rossi Terbaik di Dunia, Lebihi Agostini'

'Valentino Rossi Terbaik di Dunia, Lebihi Agostini'
Toni Elias (c) Suzuki

Bola.net - - Fans MotoGP pasti pernah bertanya-tanya: Ke manakah Toni Elias? Rider Spanyol ini memang tak lagi berseliweran di paddock Grand Prix, namun karir balapnya masih cemerlang. Merebut gelar dunia Moto2 pada 2010, Elias baru-baru ini sukses menjadi juara MotoAmerica 2017 di kelas Superbike.

Elias yang kini berusia 34 tahun belakangan ini kembali ke Eropa untuk pulang kampung usai sibuk turun di MotoAmerica, dan menjalani wawancara bersama GPOne. Di kejuaraan balap nasional Amerika Serikat tersebut, ia dikenal sebagai lawan sengit Roger Lee Hayden dan Cameron Beaubier, namun siapakah rider yang menjadi rival sengitnya di GP?

"Saya punya banyak rival yang impresif. Saya akan sebutkan dua. Yang pertama, Manuel Poggiali. Ia rider yang sangat kuat, juara dunia di GP125 dan GP250. Ia tak lagi balapan, tapi ia bahagia dan itulah yang penting. Tapi yang terhebat menurut saya tetap Valentino Rossi, yang saya kalahkan di MotoGP Portugal 2006," ujarnya.

Valentino Rossi, Toni Elias dan Kenny Roberts Jr di MotoGP Portugal 2006.Valentino Rossi, Toni Elias dan Kenny Roberts Jr di MotoGP Portugal 2006.

Pertarungan Elias vs Rossi di Sirkuit Estoril kala itu memang sensasional. Elias menang hanya dengan keunggulan 0,002 detik dari Rossi, merupakan salah satu margin terkecil dalam sejarah MotoGP. Selain itu, Elias juga sukses menghalangi Rossi menambah keunggulan poin atas Nicky Hayden, yang akhirnya merebut gelar dunia di Valencia.

Laga sengit itu pun dinilai Elias sebagai bukti bahwa Rossi bisa dikalahkan, namun harus dengan taktik yang sangat matang dan mental baja. Rider yang saat ini tengah membela Yoshimura Suzuki ini bahkan mengakui bahwa mengalahkan Rossi di Portugal bukanlah perkara mudah dan ia harus berjuang dari awal sampai akhir.

"Saya rasa Vale adalah rider terbaik sepanjang masa. Ia bahkan lebih baik dari Giacomo Agostini dan Angel Nieto. Ia berusia 38 tahun, dan punya motivasi tinggi serta sangat berani. Di atas motor, Vale tahu manuver apa yang akan dilakukan rivalnya, terutama di lap terakhir," ungkapnya.

"Untuk mengalahkan Vale, Anda harus menyerangnya dari start sampai finis, tanpa memberi waktu baginya untuk berpikir. Saya memang berhasil mengalahkannya di Portugal, tapi saya bekerja sangat keras untuk melakukannya," tutup Elias yang diperkirakan akan tetap di MotoAmerica tahun depan bersama tim yang sama, dan kembali bertandem dengan Hayden.