Valentino Rossi: Penggemar Bikin Saya Jadi Ikon MotoGP

Valentino Rossi: Penggemar Bikin Saya Jadi Ikon MotoGP
Valentino Rossi (c) Yamaha

Bola.net - - Tak diragukan lagi bahwa rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi merupakan bintang utama MotoGP selama dua dekade terakhir. Dengan prestasi gemilang serta karakternya yang mencolok, The Doctor jelas menarik hati begitu banyak penggemar dari seluruh penjuru bumi. Namun siapa sangka ternyata Rossi sempat sulit menerima kenyataan dirinya dielu-elukan banyak orang?

Dalam wawancaranya bersama MCN belakangan ini, rider 39 tahun tersebut blak-blakan bicara soal bagaimana masa-masa berat mengubah pandangannya soal dukungan penggemar. Rossi pun mengaku takjub para penggemarnya bertahan meski ia mengalami dua musim buruk di Ducati dan merasa kembali bersemangat usai gagal merebut gelar ke-10 pada 2015.

"Punya banyak penggemar adalah harga yang harus Anda bayar, tapi makin berumur saya makin santai soal ini semua. Dulu, saya sangat sulit paham mengapa saya tak bisa hidup normal. Saya selalu punya banyak penggemar, tapi sejak kembali ke Yamaha, dan usai apa yang terjadi pada 2015, semua berubah. Seolah saya menjadi sebuah ikon, pahlawan dari olahraga ini. Sebelumnya saya hanyalah rider yang baik, tapi kini berbeda," ujarnya.

Merasa tak nyaman dikerumuni para penggemar juga merupakan salah satu alasan mengapa Rossi sempat memilih tinggal di London, Inggris selama beberapa tahun. Meski begitu, pada 2007 ia memutuskan untuk kembali tinggal di Italia. Tavullia, adalah kota kecil di mana ia merasa mampu hidup normal, sembari membangun 'kerajaan' VR46.

"Beberapa tahun lalu, saya memutuskan tinggal di Tavullia, dan selangkah demi selangkah, saya mendirikan 'kastil'. 'Kastil' ini punya banyak ruangan dan jalur rahasia, dan saat di sana saya bisa punya kehidupan yang normal. Ini adalah pilihan penting dalam karir saya, karena jika Anda hidup dengan baik, sedikit stres, lebih mudah untuk menjalaninya," ungkapnya.

Rossi juga diketahui belum lagi meraih gelar dunia sejak 2009. Ia mengaku senang punya sederet prestasi dan rekor gemilang di Grand Prix, namun tak memungkiri dirinya kerap berandai-andai memiliki semangat dan mentalitas saat dirinya masih berusia 25 tahun. Ia yakin ini akan jadi salah satu faktor kesuksesannya merebut gelar.

"Saya tak punya penyesalan apa pun. Saya memenangkan banyak hal. Kadang saya rasa jika punya kekuatan mental seperti yang saya punya saat berusia 25 tahun, mungkin saya bisa menang lebih banyak lagi. Dulu saya lebih baik daripada rival saya, tapi waktu itu saya juga manusia biasa. Dulu saya hidup lebih santai ketimbang rider lain dan saya tak menyesalinya," tuturnya.

Pada akhirnya, Rossi pun membicarakan peluangnya untuk pensiun dan menyatakan alasan apa yang membuatnya bertahan di MotoGP, mengingat baru-baru ini dirinya menandatangani perpanjangan kontrak dengan Yamaha sampai akhir 2020 mendatang, yakni saat usianya menginjak 41 tahun.

"Jika saya pensiun, maka itu akan terjadi hanya karena saya sudah merasa cukup di MotoGP, dan mungkin 24 tahun lagi bakal begitu. Saya tetap balapan demi sensasi usai meraih kemenangan atau usai balapan yang hebat, yakni sensasi yang hanya terjadi selama setengah hari. Itulah satu-satunya alasan saya masih di sini. Saya juga memikirkan hal lain, meraih gelar atau kemenangan, tapi itu hanya angka. Yang penting adalah sensasinya," pungkas Rossi.