Valentino Rossi: Karier Saya Sangat Indah, Kecuali pada 2015

Valentino Rossi: Karier Saya Sangat Indah, Kecuali pada 2015
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi (c) Yamaha MotoGP

Bola.net - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, baru-baru ini membeberkan rahasia teknis yang membuat dirinya menjadi salah satu pembalap terbaik dalam sejarah MotoGP. Kepada BT Sport, Sabtu (28/8/2021), Rossi pun mengaku bahwa kekuatannya ini datang dari kondisi ambideksteritas.

Ambideksteritas merupakan kondisi fisik seseorang yang bisa menggunakan kedua tangan dengan sama baik. Rossi mengaku dirinya cenderung kidal, namun juga mampu menggunakan tangan kanannya dengan baik. Kondisi ini pun didukung oleh fakta bahwa dirinya memang lebih andal di tikungan-tikungan kanan.

Kondisi ini tentu cukup unik terjadi di antara para pembalap motor, mengingat kebanyakan lebih unggul di sisi kiri dan andal di tikungan-tikungan kiri. Menurut Rossi, menjadi orang ambidekster adalah salah satu faktor kesuksesannya meraih sembilan gelar dunia, 235 podium, dan 115 kemenangan.

1 dari 2 halaman

Justru Lebih Unggul di Sisi Kanan

Justru Lebih Unggul di Sisi Kanan

Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi (c) AP Photo

Menurut Rossi, keunggulannya di sisi kanan juga membuatnya jauh lebih baik dari pembalap lain dalam melakukan perhitungan ketika masuk ke tikungan-tikungan kanan. Alhasil, ia pun jadi sama unggul sisi kiri dan kanan, hingga para pembalap sulit mencari titik lemahnya saat hendak menyalip.

"Saya mampu tampil baik karena saya ini kidal, namun bukan kidal biasa. Saya juga ambidekster. Jadi, saya juga bisa menggunakan tangan kanan saya dengan baik. Banyak pembalap sangat jago di sisi kiri, dan mungkin lebih bermasalah di sisi kanan karena sisi kanan lebih sulit akibat ada gas," ujar Rossi.

"Keunggulan saya adalah justru saya lebih kuat di sisi kanan daripada kiri, dan ini penting untuk mendapatkan sensasi yang tepat ketika masuk tikungan. Yah, kini semua orang jadi tahu. Tapi sudah terlambat!" tutur pembalap asal Italia berusia 42 tahun ini sembari tertawa.

2 dari 2 halaman

Semua Terasa Indah, Kecuali 2015

Akhir musim nanti, Rossi pun akan gantung helm. Ia mengaku meninggalkan kejuaraan ini dengan perasaan bahagia mengingat kariernya yang panjang dan penuh kesuksesan. Satu-satunya hal yang membuatnya sedih adalah fakta dirinya gagal meraih gelar dunia pada 2015, ketika ia hanya tertinggal lima poin dari Jorge Lorenzo.

"Saya meninggalkan MotoGP dengan bahagia. Tapi juga ada kesedihan, contohnya tak meraih gelar kesepuluh. Sungguh disayangkan, karena saya merasa layak, apalagi jika melihat kecepatan dan level performa saya kala itu. Namun, kecuali hal itu, semuanya terasa indah, terutama sensasi yang saya rasakan setelah menang. Sungguh tak terlupakan," tutupnya.

Rossi akan kembali turun lintasan dalam MotoGP Aragon, Spanyol, pada 10-12 September, yakni salah satu dari lima trek yang belum pernah ia menangi di kelas para raja. Empat sirkuit lainnya adalah Circuit of The Americas (COTA), Red Bull Ring, Buriram, dan Portimao.

Sumber: BT Sport