Valentino Rossi: Honda Pikir Saya Gila Pindah ke Yamaha

Valentino Rossi: Honda Pikir Saya Gila Pindah ke Yamaha
Pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi (c) Yamaha

Bola.net - Pebalap Monster Energy Yamaha MotoGP, Valentino Rossi, baru-baru ini mengenang momen mencengangkan yang sudah ia ciptakan pada akhir 2003, saat ia mengumumkan akan meninggalkan Repsol Honda demi bergabung dengan Gauloises Yamaha pada 2004 lalu.

Momen tersebut Rossi kenang lewat acara 'Non Mollare Mai' bersama Alex Zanardi di Rai. Keputusannya kala itu memang mengejutkan, karena bersama Honda, ia sukses jadi runner up di GP500 2000, juara dunia GP500 2001, serta MotoGP 2002 dan 2003.

Sedang dominan dengan pabrikan Sayap Tunggal, Rossi justru memilih hengkang ke pabrikan Garpu Tala, yang belum juara lagi sejak Wayne Rainey di GP500 1992 dan kesulitan menang bersama Max Biaggi.

1 dari 3 halaman

Seolah Lewis Hamilton Pergi dari Mercedes

Seolah Lewis Hamilton Pergi dari Mercedes

Valentino Rossi saat memenangi MotoGP Welkom 2004. (c) MotoGP.com

"Saat membela Honda, saya 'dikutuk' untuk menang. Tapi pada tahun-tahun itu, banyak orang bilang saya menang hanya karena saya mengendarai Honda. Jika saya tak menang dua balapan beruntun, mereka bilang saya sudah habis!" kisah Rossi seperti yang dikutip GPOne, Rabu (3/6/2020).

Setelah keputusannya ditertawakan banyak pihak, Rossi justru menggebrak dengan memenangi balapan pertama 2004 di Welkom, Afrika Selatan. Tak hanya itu, pebalap asal Italia ini juga langsung merebut gelar dunia, yang juga ia ulang pada 2005.

"Pindah ke Yamaha sungguh memuaskan. Saya memang ambil keputusan yang sangat gila. Seolah Lewis Hamilton memutuskan meninggalkan Mercedes demi balapan dengan McLaren. Honda pikir saya gila ketika memutuskan bergabung dengan proyek Yamaha," kisahnya.

2 dari 3 halaman

Kepuasan Terbesar dalam Karier Valentino Rossi

Rossi pun mengaku sampai saat ini ia merasa puas bisa membungkam mulut haters yang menganggapnya telah mengambil keputusan ceroboh dengan memilih hengkang dari Honda menuju Yamaha.

"Honda bahkan tak percaya saat memahami bahwa saya tak mau memperpanjang kontrak. Memang gila kalau diingat lagi, tapi itu masa yang indah. Kepuasan terbesar dalam karier saya. Saya menunjukkan bahwa saya tak hanya menang karena motor," tutupnya.