Tujuh Faktor Kepindahan Jorge Lorenzo ke Ducati

Tujuh Faktor Kepindahan Jorge Lorenzo ke Ducati
Jorge Lorenzo (c) Yamaha MotoGP
- Pengumuman resminya Jorge Lorenzo meninggalkan Yamaha akhir musim nanti demi membela Ducati di MotoGP tahun depan pada hari Senin (18/4) sejatinya bukan lagi kejutan besar. Pasalnya, Por Fuera telah santer dikabarkan bakal melakukan perpindahan ini sejak terlihat sering mengobrol dengan pimpinan Ducati akhir musim lalu.


Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti menyatakan bahwa negosiasi baru benar-benar serius saat kedua belah pihak kembali berdiskusi usai MotoGP Qatar bulan lalu. Menurut pria Italia ini, Ducati tak menemukan kesulitan berarti untuk meyakinkan sang juara dunia bertahan itu untuk meninggalkan Yamaha.


Mudahnya negosiasi ini pun tentu dipengaruhi oleh banyak faktor. Nah, apa saja sih faktor-faktor yang membuat Lorenzo jatuh dalam rayuan Ducati? Ini dia, Bolaneters! [initial] (bola/kny)

1 dari 7 halaman

Tantangan baru

Tantangan baru

Lorenzo menjalani debut MotoGP pada tahun 2008, dan langsung membela Fiat Yamaha. Termasuk tahun ini, Lorenzo pun sudah sembilan tahun membela pabrikan Garpu Tala. Meski sempat berkali-kali menyatakan niatnya menjadi legenda Yamaha dan pensiun di tim tersebut, keinginan Lorenzo menguji kemampuannya sendiri di atas motor lain ternyata muncul begitu kuat.

Pebalap Spanyol berusia 28 tahun ini juga digadang-gadang akan menjadi pebalap pertama yang mampu meraih gelar dunia untuk Ducati sejak 2007, di mana Ducati meraih gelar dunia pertama sekaligus satu-satunya yang direbut melalui Casey Stoner.
2 dari 7 halaman

Bayaran Besar

Bayaran Besar

Gaji pebalap MotoGP memang tak seterbuka gaji pesepakbola dunia, namun Lorenzo diperkirakan menerima gaji sebesar 8-10 juta euro (Rp 120-150 miliar) per musim dari Yamaha. Ducati sendiri dikabarkan menawarkan gaji sebesar 25 juta euro (Rp 372 miliar) untuk dua musim kepada Lorenzo.

Menurut GPOne, angka ini merupakan angka terbesar dalam sejarah MotoGP. Tak mengherankan, mengingat Ducati dikenal memiliki sponsorship dengan salah satu perusahaan rokok terbesar dunia, Phillip Morris.
3 dari 7 halaman

Patahkan Prestasi-Opini Rossi

Patahkan Prestasi-Opini Rossi

Seperti diketahui, Valentino Rossi pernah membela Ducati pada musim 2011-2012 dan gagal membawa pabrikan Italia itu kembali ke masa jaya, tak meraih satu pun kemenangan dan hanya mengoleksi tiga podium selama dua musim. Lorenzo pun termotivasi untuk tampil lebih baik ketimbang Rossi di atas Desmosedici.

Beberapa pekan sebelum pengumuman resmi Lorenzo hijrah ke Ducati, Rossi sempat menyatakan pendapat bahwa Lorenzo tak akan punya keberanian besar untuk membela Ducati tahun depan. Serangan psikis inilah yang akan melecut Lorenzo untuk membuktikan performanya di lintasan.
4 dari 7 halaman

Performa Ducati

Performa Ducati

"Beberapa tahun lalu, tak ada pebalap yang mau membela Ducati. Kini, siapa yang tak mau mengendarai motor mereka?" tutur Andrea Dovizioso belakangan ini. Hal ini membuktikan besarnya peningkatan yang telah dialami Ducati sejak kedatangan sang general manager, Luigi 'Gigi' Dall'Igna sejak akhir 2013.

Meski belum juga mampu memetik kemenangan sejak MotoGP Australia 2010, kini performa Ducati telah kembali disejajarkan dengan Honda dan Yamaha. Performa menjanjikan inilah yang membuat Lorenzo tergoda untuk mencoba Desmosedici.
5 dari 7 halaman

Gigi Dall'Igna

Gigi Dall'Igna

Luigi 'Gigi' Dall'Igna bukan sosok asing dalam karir balap Lorenzo. Sebelum menjabat sebagai general manager Ducati Corse sejak akhir 2013, Dall'Igna lama menjabat sebagai Direktur Teknis Aprilia Racing, di mana Lorenzo meraih gelar dunia GP250 2006 dan 2007.

Dua pebalap yang dikenal selalu ada di 'hati' Dall'Igna adalah Dovizioso dan Lorenzo. Dall'Igna menyatakan bahwa bekerja dengan Dovizioso adalah impian jadi nyata, dan tak perlu diragukan lagi bahwa hubungan baik dengan Dall'Igna adalah salah satu faktor yang membuat Lorenzo percaya pada proyek Ducati.
6 dari 7 halaman

Casey Stoner

Casey Stoner

Dari semua rival sengit yang dimilikinya selama berkarir di Grand Prix, hanya Casey Stoner yang punya 'catatan bersih' dalam hubungan off-track Lorenzo. Keduanya dikenal saling menghormati, berteman baik dan tak pernah cekcok.

Kembalinya Stoner ke Ducati Corse sebagai test rider diyakini akan membuat pengembangan Desmosedici akan meningkat drastis, dan juara dunia MotoGP 2007 dan 2011 itu diharapkan bisa membantu Lorenzo beradaptasi dan lebih mudah berkendara.
7 dari 7 halaman

Pebalap nomor satu

Pebalap nomor satu

Selama membela Yamaha, Lorenzo selalu menegaskan dirinya selalu diperlakukan sama dengan Valentino Rossi dan tak pernah merasa dianaktirikan. Meski begitu, kesetaraan ini justru membuktikan Lorenzo tak pernah menjadi pebalap nomor satu di Yamaha. Dengan diperpanjangnya kontrak Rossi selama dua tahun, kesempatan Lorenzo menyandang status tersebut jelas akan kandas selama dua musim lamanya.

Pergi ke Ducati diyakini akan membuat Lorenzo mendapatkan status tersebut, mengingat ia disebut-sebut sebagai 'alien' pertama yang akan mampu membawa Ducati kembali ke masa jaya. Beberapa pengamat MotoGP bahkan menyatakan bahwa kesempatan Lorenzo menjadi pebalap nomor satu di Ducati untuk jangka waktu lama bahkan lebih besar daripada kesempatannya menjadi pebalap nomor satu di Yamaha.