Takaaki Nakagami, Kuda Hitam Honda yang Mendadak Diandalkan Sejak Marc Marquez Absen

Takaaki Nakagami, Kuda Hitam Honda yang Mendadak Diandalkan Sejak Marc Marquez Absen
Pembalap LCR Honda Idemitsu, Takaaki Nakagami (c) Facebook/LCR Honda

Bola.net - Takaaki Nakagami sejatinya merupakan pembalap Grand Prix yang sudah punya nama sejak turun di Moto2. Bagaimana tidak? Selama turun di kelas itu, ia sukses mengoleksi 14 podium, yang dua di antaranya merupakan kemenangan. Meski begitu, ia kerap terlupakan sejak naik ke MotoGP pada 2018.

Tahun ini, ada yang berubah dari rider LCR Honda Idemitsu tersebut. Sejak Marc Marquez absen akibat cedera patah tulang lengan atas kanan, Nakagami justru bersinar, tampil jauh lebih kompetitif, kerap jadi yang tercepat di banyak sesi latihan, dan menjadi andalan utama Honda Racing Corporation (HRC), meski belum naik podium.

Dari empat rider HRC di MotoGP, hanya Nakagami yang tak pakai motor baru. Ia sekadar mengendarai RC213V 2019. Meski begitu, ia memanfaatkan potensi motor tersebut dengan baik, dan kini mendapatkan dukungan teknis dan masukan yang jauh lebih baik dari HRC, terutama dari sang Direktur Teknis, Takeo Yokoyama.

Sejak MotoGP Andalusia di Jerez, yakni seri kedua MotoGP 2020, di mana Marquez mulai absen dan Cal Crutchlow cedera retak scaphoid, Nakagami pun menjadi fokus HRC. Yokoyama lebih banyak menghabiskan waktu di garasinya, mengingat Alex Marquez, meski membela Repsol Honda, masih berstatus debutan dan masih butuh belajar.

1 dari 4 halaman

Pelajari Data Marc Marquez

Pelajari Data Marc Marquez

Pembalap LCR Honda Idemitsu, Takaaki Nakagami (c) LCR Honda

Setiap kali mengunjungi garasi LCR Honda, Yokoyama dan insinyur HRC lainnya meminta Nakagami mempelajari data-data yang mereka koleksi dari Marquez, baik data 2019 maupun data dari MotoGP Spanyol sebelum delapan kali juara dunia itu terjatuh dan cedera. Nakagami pun mendapat pencerahan dari arahan ini.

"Marc tak bisa balapan dan Takeo kerap mendatangi garasi kami. Ia memeriksa cara saya berkendara lewat data yang dibandingkan dengan Marc. Ia memberi beberapa saran soal cara mengerem, 'Marc melakukan ini, ayo kita coba'. Alberto (Puig, Manajer Tim Repsol Honda) juga sering datang memberi saran," ujarnya di MotoGP Andalusia kala itu.

Menjelang MotoGP Ceko, Nakagami mengaku makin memahami cara mengendarai RCV dengan baik. "Takeo menganalisa data telemetri Marc dan saya secara mendalam, dan membandingkan gaya balapnya dengan saya. Saat itulah saya jadi memahami cara Marc beradaptasi dengan motor ini," tuturnya.

Meski begitu, ia tak memungkiri bahwa ini bukan tugas mudah. "Kami menjajal setup Marc, tapi saya harus benar-benar mengubah gaya balap saya. Saya coba berkendara seperti Marc dan tiba-tiba saya merasa lebih nyaman dan catatan waktu saya lebih konsisten," ungkap pembalap yang akrab disapa 'Taka' ini.

2 dari 4 halaman

Perubahan Mentalitas Jadi Kunci Peningkatan Nakagami

Perubahan Mentalitas Jadi Kunci Peningkatan Nakagami

Giacomo Guidotti dan Takaaki Nakagami (c) Facebook/LCR Honda

Di lain sisi, crew chief Nakagami, Giacomo Guidotti, menyatakan bahwa tugas Nakagami lebih dari sekadar mempelajari data, gaya balap, dan setup Marquez. Kepada Motor Sport Magazine, Rabu (26/8/2020), Guidotti mengaku metode ini bahkan sejatinya sudah dilakukan Nakagami sejak tahun lalu. Perubahan mentalitas lah yang lebih berperan dalam perubahan performa Nakagami.

"Data tidak bisa berbicara. Meniru gaya balap atau setup motor tidak ada gunanya. Jadi kami hanya mencoba mengeluarkan sisi terbaiknya. Tentu kami menunjukkan apa yang dilakukan Marc padanya, seperti yang kami lakukan tahun lalu. Tapi Taka tak melakukan hal berbeda, kecuali beradaptasi," ungkap Guidotti.

Ia bahkan menyatakan setup Nakagami berbeda dari setup motor Marquez tahun lalu. Ia mengaku HRC hanya memberi dukungan moral lebih besar. HRC juga hanya menuntunnya, di area mana saja ia harus belajar lebih baik dan mengubah sesuatu. Baiknya, Nakagami ternyata bagaikan 'spons', yang menyerap banyak pelajaran dengan cepat.

"Yang harus Anda ingat juga adalah Taka nyaris masih seperti debutan di MotoGP. Saya baru mulai bekerja dengannya tahun lalu, ketika ia mulai berkembang dengan sangat baik, mengambil langkah-langkah kecil di tiap pekan balap. Andai ia tak cedera di Assen tahun lalu, ia bakal sangat kompetitif pada akhir musim," ujar Guidotti.

"Usai balapan pertama di Jerez, Taka melakukan perubahan pada mentalitasnya, soal bagaimana ia menghadapi pekan balap. Kini ia jauh lebih kompetitif setelah memiliki cara baru dalam menghadapi setiap sesi. Inilah perubahan terbesarnya," lanjut kakak dari Manajer Tim Pramac Racing, Francesco Guidotti, tersbeut.

3 dari 4 halaman

Tak Cuma Belajar Berkendara, Nakagami Juga Perbaiki Kebugaran Fisik

Tak Cuma Belajar Berkendara, Nakagami Juga Perbaiki Kebugaran Fisik

Takeo Yokoyama dan Marc Marquez (c) HRC

Juga kepada Motor Sport Magazine, Yokoyama mengakui dirinya memang lebih sering bekerja dengan Nakagami. Ia menyadari bahwa mempelajari dan menganalisa data Marquez bukanlah tugas mudah bagi 'Taka'. Namun, ia memuji rekan senegaranya tersebut atas kecerdasan, talenta, dan caranya dalam cepat belajar.

"Kini ia sangat fokus pada cara berkendara dan sangat menikmatinya. Tentu HRC memberi dukungan lebih, yang saya harap membantunya fokus dan bukan mengganggu. Tapi secara umum, konsentrasinya datang dari dirinya sendiri. Ia sangat termotivasi, bahkan saat masa karantina wilayah akibat Covid-19, ia tetap berlatih fisik dan mental," tutur Yokoyama.

Yokoyama juga mengacungkan jempolnya untuk Nakagami yang telah bekerja keras membentuk fisiknya sekuat Marquez selama MotoGP vakum akibat Covid-19 pada awal tahun ini. Fisik yang kuat pun membantunya lebih mudah mengendalikan RCV yang dikenal sebagai motor paling agresif di MotoGP.

"Kebugaran fisik juga hal lain yang tak boleh dilupakan. Jika Anda lihat tubuh Taka sekarang, kini ia makin mirip Marc. Honda meminta para ridernya untuk punya tubuh yang sangat kuat dan bugar seperti Marc, dan Taka kini siap memanfaatkannya untuk mengeluarkan potensi motor kami sepenuhnya," pungkas Yokoyama.

Nakagami sendiri nyaris mendapatkan podium perdananya di MotoGP Styria, Minggu (23/8/2020), saat ia melaju di posisi kedua sebelum bendera merah dikibarkan akibat kecelakaan Maverick Vinales. Kini rider 28 tahun itu pun pasti tak sabar mengulang performanya yang kuat di MotoGP San Marino, yang digelar di Sirkuit Misano, 11-13 September nanti.