
Bola.net -
Pebalap Monster Yamaha Tech 3, Bradley Smith baru-baru ini membeberkan kiat-kiatnya dalam meraih gelar pebalap tim satelit terbaik MotoGP 2015, yakni di mana ia berhasil mengakhiri musim di peringkat kelima, mengalahkan sang tandem yang memiliki kontrak langsung dari Yamaha Motor Racing, Pol Espargaro.
Meski hanya memiliki kontrak dari Tech 3, Smith dan Espargaro mendapat dukungan teknis yang sama persis dari Yamaha. Hal ini membuat Smith merasa harus membuktikan dirinya bisa lebih baik daripada Espargaro yang merupakan juara dunia Moto2 2013. Pebalap Inggris inipun juga mendapatkan mentoring dari legenda MotoGP, Randy Mamola.
Bradley Smith dan Pol Espargaro (c) Tech 3 Racing
"Saya dan Pol punya dukungan yang sama, jadi saya harus mencari cara untuk berada di depannya, baik soal kecepatan maupun talenta. Soal kecepatan, ia lebih baik. Tapi soal talenta, saya rasa kami setara. Jadi ia lebih unggul dari saya. Saya pun harus membuat orang-orang di sekitar saya juga bekerja 100 persen, yakni anggota tim saya. Kami harus mengerahkan segalanya," ujarnya kepada Crash.net.
Pebalap berusia 25 tahun inipun yakin sikap tenang juga membuat pikirannya lebih jernih ketika mengambil keputusan genting. Menurutnya, untuk mengeluarkan seluruh potensi, ia tak perlu meletakkan dirinya sendiri di bawah tekanan besar.
"Pada uji coba pramusim lalu, saya cedera. Meski tak menyenangkan, saya "terpaksa" melakukan segalanya dengan tenang. Ini membuktikan bahwa atmosfer tanpa beban membuahkan hasil. Dulu, saya pikir saya harus benar-benar tertekan untuk tampil baik. Tapi metode macam ini tak cocok diterapkan di Yamaha. Semua ini membuka mata saya. Saya yakin harus tetap tenang sepanjang musim ini, dan memang berhasil," tutupnya.
(kpl/kny)
Meski hanya memiliki kontrak dari Tech 3, Smith dan Espargaro mendapat dukungan teknis yang sama persis dari Yamaha. Hal ini membuat Smith merasa harus membuktikan dirinya bisa lebih baik daripada Espargaro yang merupakan juara dunia Moto2 2013. Pebalap Inggris inipun juga mendapatkan mentoring dari legenda MotoGP, Randy Mamola.

"Saya dan Pol punya dukungan yang sama, jadi saya harus mencari cara untuk berada di depannya, baik soal kecepatan maupun talenta. Soal kecepatan, ia lebih baik. Tapi soal talenta, saya rasa kami setara. Jadi ia lebih unggul dari saya. Saya pun harus membuat orang-orang di sekitar saya juga bekerja 100 persen, yakni anggota tim saya. Kami harus mengerahkan segalanya," ujarnya kepada Crash.net.
Pebalap berusia 25 tahun inipun yakin sikap tenang juga membuat pikirannya lebih jernih ketika mengambil keputusan genting. Menurutnya, untuk mengeluarkan seluruh potensi, ia tak perlu meletakkan dirinya sendiri di bawah tekanan besar.
"Pada uji coba pramusim lalu, saya cedera. Meski tak menyenangkan, saya "terpaksa" melakukan segalanya dengan tenang. Ini membuktikan bahwa atmosfer tanpa beban membuahkan hasil. Dulu, saya pikir saya harus benar-benar tertekan untuk tampil baik. Tapi metode macam ini tak cocok diterapkan di Yamaha. Semua ini membuka mata saya. Saya yakin harus tetap tenang sepanjang musim ini, dan memang berhasil," tutupnya.
(kpl/kny)
Advertisement
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 24 Maret 2025 17:41
-
Tim Nasional 24 Maret 2025 17:15
-
Liga Italia 24 Maret 2025 17:12
-
Otomotif 24 Maret 2025 16:52
-
Tim Nasional 24 Maret 2025 16:51
-
Tim Nasional 24 Maret 2025 16:27
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratis yang Bisa Diboyong Arsenal di Musi...
- 3 Pemain yang Bisa Dikorbankan MU untuk Dapatkan J...
- AC Milan Incar Pelatih Italia, Ini 7 Kandidatnya
- 8 Manajer yang Belum Pernah Dikalahkan Mikel Artet...
- 7 Manajer yang Berhasil Bangkit dari Keterpurukan
- 5 Mantan Bomber Tajam MU yang Jadi Pelatih, Adakah...
- Paul Pogba Comeback: 5 Klub yang Bisa Jadi Pelabuh...