Stoner: Tinggalkan Ducati, Rossi Telan Perkataan Sendiri

Stoner: Tinggalkan Ducati, Rossi Telan Perkataan Sendiri
Valetino Rossi dan Casey Stoner. © AP
Bola.net - Casey Stoner mengkritik keputusan Valentino Rossi kembali bergabung dengan Yamaha musim depan. Jumat (10/8) lalu, Ducati resmi mengumumkan bahwa kerja samanya dengan Rossi akan berhenti akhir tahun ini.

Pabrikan motor asal Italia tersebut kesulitan mengulang sukses 2007, yakni tahun di mana Stoner menyabet gelar dunia bersama mereka. Bahkan Rossi tak mampu meraih satupun kemenangan sejak bergabung awal 2011 lalu.

Bersama Ducati, Stoner meraih 23 kemenangan. Namun pebalap dengan nama besar seperti Loris Capirossi, Marco Melandri dan Nicky Hayden juga tak bisa menyamai hasil pebalap Australia itu.

"Saya sangat prihatin untuk Ducati karena Vale tidak melakukan apapun. Ia hanya bisa mengeluhkan motornya. Tak ada yang bisa dibanggakan karena ia selalu dikalahkan oleh Nicky dan Hector Barbera," ujar Stoner. "Semua orang berkata bahwa Vale bisa membawa Ducati ke level tertinggi, namun hingga kini tak ada hasilnya."

Juara dunia 2007 dan 2011 itu juga menyatakan bahwa Rossi dan kepala mekaniknya, Jeremy Burgess hanya bisa mengobral janji. "Mereka menelan kata-kata mereka sendiri sejak hari pertama. Jeremy bilang hanya butuh 80 detik untuk memperbaiki Ducati. Namun kini dua tahun telah berlalu dan tak ada peningkatan," lanjut Stoner.

Stoner juga menganggap Rossi ogah-ogahan dalam mengeluarkan usaha ekstra untuk mengendarai Ducati. "Ini sangat mengecewakan orang-orang yang telah mengerahkan seluruh tenaga untuk Ducati, dan bahkan Vale tak mau mengeluarkan segala kemampuannya," tambahnya. "Ia pernah berkata ingin mengakhiri karir bersama Ducati, nyatanya tidak."

Pebalap berjuluk Kurri-Kurri Boy itu juga menyindir slogan Rossi yang tertera pada helm edisi MotoGP Italia beberapa waktu lalu. Slogan tersebut berbunyi 'Lets Stick Together' atau 'Mari Bersatu'.

"Harusnya ia bertahan dengan Ducati, mengingat ia baru saja mengenakan slogan 'Lets Stick Together' di helmnya," tandas Stoner. "Ia telah menelan kata-katanya sendiri, namun entah mengapa orang-orang masih memaafkannya," tutupnya. (mcn/kny)