Sejak Kecil Jadi Rival, Fabio di Giannantonio Takjub Kini di MotoGP Bareng Enea Bastianini

Sejak Kecil Jadi Rival, Fabio di Giannantonio Takjub Kini di MotoGP Bareng Enea Bastianini
Pembalap Gresini Racing, Enea Bastianini dan Fabio di Giannantonio (c) Gresini Racing

Bola.net - Pembalap anyar Gresini Racing, Fabio di Giannantonio, masih belum bisa percaya bahwa dirinya telah berstatus sebagai pembalap MotoGP tahun ini. Terlebih, ia bertandem dengan rival sekaligus kawannya sejak kecil, Enea Bastianini. Hal ini ia sampaikan lewat Corsedimoto, Minggu (16/1/2022) usai peluncuran tim.

Giannantonio dan Bastianini memang sudah saling kenal sejak keduanya masih berlaga di ajang-ajang minimoto Italia. Keduanya kemudian bertandem di Gresini Racing Moto3 pada 2015 dan 2016. Tak disangka-sangka, kini keduanya kembali bertandem di tim sama, namun bedanya kini mereka berlaga di kelas para raja.

Bastianini, yang merupakan juara dunia Moto2 2020, sudah lebih dulu naik ke MotoGP tahun lalu bersama Avintia Esponsorama. Kini, 'Bestia' pun pindah ke Gresini, dan tetap mengendarai Ducati. 'Diggia' pun menyebut 'reuni' mereka ini merupakan momen gila, karena balapan di MotoGP adalah impian mereka sejak kecil.

1 dari 2 halaman

Bidik Gelar Debutan Terbaik

Pembalap Gresini Racing, Fabio di Giannantonio (c) Gresini RacingPembalap Gresini Racing, Fabio di Giannantonio (c) Gresini Racing

"Kami mewujudkan impian kami sejak kecil, berharap bisa berada di sini suatu hari nanti, dan ini adalah yang saya dan Enea berhasil dapatkan. Rasanya gila. Saya gugup, tapi dalam artian baik. Saya melihat diri saya berada di grid dengan para rider terbaik di dunia, dan saya akan coba menjadi salah satu dari mereka," ujar Giannantonio.

Rider berusia 23 tahun ini juga jadi salah satu dari lima debutan MotoGP 2022. Manajer Tim Gresini Racing, Nadia Padovani, meminta Giannantonio merebut gelar rookie of the year. Meski begitu, target ini takkan mudah diwujudkan, mengingat ia harus melawan Remy Gardner dan Raul Fernandez yang tahun lalu dominan di Moto2.

"Saya tak melihat adanya masalah," gurau 'Diggia' sembari tertawa kepada GPOne. "Kami semua tumbuh bersama sejak di Moto3. Kami sering bertarung dan saling mengalahkan beberapa kali, jadi menyenangkan bisa tetap melakukannya di MotoGP. Target macam ini memang dibutuhkan, karena ini akan membantu Anda menaikkan level," lanjutnya.

2 dari 2 halaman

Ikuti Jejak Troy Bayliss Sang Idola

Mengendarai Ducati, Giannantonio juga mewujudkan impiannya yang lain, yakni mengikuti jejak idolanya, Troy Bayliss. Seperti yang diketahui, Bayliss merupakan tiga kali juara WorldSBK dan hingga kini masih dianggap sebagai ikon Ducati. Sayangnya, Giannantonio tak lagi bisa pakai nomor balap 21, karena sudah dipakai Franco Morbidelli.

Sebelum presentasi tim digelar di Faenza, Italia, runner up Moto3 2018 ini sempat diundang mengunjungi Museum Ducati di Bologna, di mana ia 'bertemu' dengan motor-motor Bayliss. "Saya bersemangat setiap kali lihat motor-motor Troy. Saya pakai nomor 21 untuknya," ujar rider yang akan pakai nomor 49 di MotoGP ini.

"Ia selalu menjadi idola saya, jadi melihat semua motor yang pernah ia pakai untuk memenangi balapan dan meraih gelar, rasanya menyenangkan. Setiap kali saya pergi ke Museum Ducati, mereka ada di sana. Saya mengelus mereka sedikit dan membayangkan betapa kerennya mereka dulu," pungkas Giannantonio.

Sumber: Corsedimoto, GPOne