Sebut Ducati Motor Terbaik, Jorge Martin Akui Cepat Adaptasi Berkat KTM

Sebut Ducati Motor Terbaik, Jorge Martin Akui Cepat Adaptasi Berkat KTM
Pembalap Pramac Racing, Jorge Martin (c) Pramac Racing

Bola.net - Debutan Pramac Racing, Jorge Martin, merasa takjub sendiri pada proses adaptasinya yang cepat dengan Ducati di MotoGP 2021, meski hanya menjalani lima hari uji coba pramusim. Lewat Crash.net, Minggu (11/4/2021), pembalap asal Spanyol ini mengaku senang gaya balapnya langsung cocok dengan Desmosedici, hingga mampu merebut pole dan podium perdananya di Seri Doha.

Seperti diketahui, mengendarai Ducati di MotoGP adalah impian Martin sejak kecil. Dari tiga debutan Ducati yang ada, Martin satu-satunya yang dapat motor spek pabrikan. Dalam uji coba, performa dan catatan waktunya memang tak mencolok, namun ia menggebrak di Seri Qatar dengan merangsek ke posisi keempat tepat selepas start ke-14, meski akhirnya harus puas finis ke-15 akibat ban aus.

Dalam Seri Doha, Martin makin mencengangkan. Ia langsung merebut pole, dan mampu memimpin balapan selama 18 lap, walau akhirnya harus puas finis ketiga usai disalip oleh Fabio Quartararo dan Johann Zarco jelang akhir balapan. Martin pun mengaku dirinya sebenarnya sudah nyaman di atas Ducati sejak uji coba, terbukti dari progresnya yang bertahap setiap hari.

1 dari 3 halaman

Cepat Adaptasi Gara-Gara KTM di Moto2

Cepat Adaptasi Gara-Gara KTM di Moto2

Pembalap Red Bull KTM Ajo, Jorge Martin (c) Red Bull KTM Ajo/Ajo.fi

"Sejak uji coba, saya sudah merasa oke dengan Ducati. Saya tak kompetitif, namun tiap hari mendekat. Dari 1,2 detik, kemudian 1,0, lalu 0,9, dan tahu-tahu naik podium. Ducati motor terbaik yang pernah saya kendarai, karena Anda bisa ngotot habis-habisan. Anda bisa mencapai limit dengan cara yang menakjubkan. Anda bisa mengerem sangat lambat, bisa belok dengan cepat," ungkap Martin.

Fakta bahwa Martin merasa Ducati 'jinak' diajak menikung, tentu sangat berkebalikan dengan komentar banyak eks rider Ducati lainnya. Namun, juara dunia Moto3 2018 ini yakin ada faktor penting yang membantunya langsung nyaman di atas Desmosedici, yakni fakta dirinya harus menjajal tujuh sasis berbeda dalam empat balapan di Moto2 bersama KTM.

KTM memang sempat merancang sasisnya sendiri di Moto2 2019, sebelum ganti ke Kalex pada 2020. "Bagi debutan Moto2, menjajal begitu banyak motor pada tahun pertama memang sulit. Sulit memahami manuver KTM kala itu. Namun, dengan Ducati, jika Anda debutan, Anda hanya harus menjalani lap dan adaptasi. Tak perlu memaksa motor untuk cocok dengan gaya balap," ujar Martinator.

2 dari 3 halaman

Tak Sesumbar Jelang MotoGP Portimao

Tak Sesumbar Jelang MotoGP Portimao

Pembalap Pramac Racing, Jorge Martin (c) Pramac Racing

Kini Martin dan pembalap lainnya akan menjalani seri ketiga di Sirkuit Portimao, Portugal, pada 16-18 April. Trek ini kerap dikunjungi banyak rider MotoGP untuk latihan, namun Martin jarang berkunjung. Musim lalu, Ducati pun tampil baik di trek ini, finis kedua bersama Jack Miller, yang kala itu masih membela Pramac.

Martin sendiri sedang membawa momentum baik usai podium di Seri Doha, namun rider berusia 23 tahun ini ogah sesumbar. "Apa pun bisa terjadi dalam balap motor. Anda bisa menang atau bisa finis ke-15. Tentu saya tak mengira bakal merebut pole dan podium pada balapan kedua saya," tuturnya.

"Namun, saya rasa target saya tetap sama, yakni masuk 10 besar saja. Kini kami bakal pergi ke Portimao, trek yang jarang saya kunjungi. Saya harus memahami motor, memahami banyak hal. Saat ini, masuk 10 besar sudah cukup. Mungkin usai tujuh balapan barulah target bisa dinaikkan," pungkas Martin.

Sumber: Crashnet