
Bola.net - Pebalap Yamaha Factory Racing, Valentino Rossi mengaku sedih harus berpisah dengan kepala mekanik yang telah mendampinginya selama 14 tahun, Jeremy Burgess musim depan.
Bersama Burgess, Rossi berhasil meraih tujuh gelar dunia di kelas tertinggi (GP500/MotoGP). The Doctor pun mengaku perpisahan ini tak disebabkan oleh kinerja Burgess, melainkan karena dirinya ingin mencari motivasi baru.
Rossi mengumumkan keputusannya pada hari Kamis (8/11) dalam jumpa pers MotoGP Valencia, Spanyol. Pebalap Italia inipun mengaku baru memberitahu Burgess sesaat sebelum jumpa pers digelar.
"Sejak membuat keputusan, saya memang ingin bicara empat mata dengan Jerry (panggilan Burgess). Saya menjelaskan alasannya, dan ia paham. Sejatinya saya cukup sedih, karena ia masih ingin bertahan. Lalu kami berpelukan," ujar Rossi.
Rossi juga mengaku bahwa Burgess lebih dari sekadar teman maupun kepala mekanik, namun sudah seperti ayahnya sendiri. "Keputusan ini tak mudah, karena kami punya sejarah yang hebat. Ia lebih dari sekadar kepala mekanik, melainkan juga bagian dari keluarga saya. Ia adalah ayah saya ketika berada di sirkuit," lanjutnya.
Rossi pun menyangkal bahwa keputusannya untuk berpisah dengan Burgess dipengaruhi oleh dua musim buruk yang ia lalui bersama Ducati pada tahun 2011-2012.
"Terserah orang berkata apa, karena saya sebenarnya ingin tetap bersamanya. Saya juga tak berniat melepasnya setelah dua musim buruk bersama Ducati. Saya bahkan tak pernah berpikir melakukannya. Jadi dua musim buruk itu bukan alasan mengapa kami berpisah," pungkas Rossi. (gpo/kny)
Bersama Burgess, Rossi berhasil meraih tujuh gelar dunia di kelas tertinggi (GP500/MotoGP). The Doctor pun mengaku perpisahan ini tak disebabkan oleh kinerja Burgess, melainkan karena dirinya ingin mencari motivasi baru.
Rossi mengumumkan keputusannya pada hari Kamis (8/11) dalam jumpa pers MotoGP Valencia, Spanyol. Pebalap Italia inipun mengaku baru memberitahu Burgess sesaat sebelum jumpa pers digelar.
"Sejak membuat keputusan, saya memang ingin bicara empat mata dengan Jerry (panggilan Burgess). Saya menjelaskan alasannya, dan ia paham. Sejatinya saya cukup sedih, karena ia masih ingin bertahan. Lalu kami berpelukan," ujar Rossi.
Rossi juga mengaku bahwa Burgess lebih dari sekadar teman maupun kepala mekanik, namun sudah seperti ayahnya sendiri. "Keputusan ini tak mudah, karena kami punya sejarah yang hebat. Ia lebih dari sekadar kepala mekanik, melainkan juga bagian dari keluarga saya. Ia adalah ayah saya ketika berada di sirkuit," lanjutnya.
Rossi pun menyangkal bahwa keputusannya untuk berpisah dengan Burgess dipengaruhi oleh dua musim buruk yang ia lalui bersama Ducati pada tahun 2011-2012.
"Terserah orang berkata apa, karena saya sebenarnya ingin tetap bersamanya. Saya juga tak berniat melepasnya setelah dua musim buruk bersama Ducati. Saya bahkan tak pernah berpikir melakukannya. Jadi dua musim buruk itu bukan alasan mengapa kami berpisah," pungkas Rossi. (gpo/kny)
Advertisement
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 09:42
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 09:33
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 09:21
-
Bulu Tangkis 23 Maret 2025 08:58
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 08:30
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 08:17
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...