
Bola.net - - Tahun 2018, merupakan tahun ke-23 Valentino Rossi turun di Grand Prix, dan rider Movistar Yamaha MotoGP dipastikan akan tetap balapan sampai akhir 2020 mendatang. Begitu lama turun di ajang balap motor paling bergengsi di muka bumi, apa aja sih perbedaan masa lalu dan kini yang dirasakan Rossi?
The Doctor menjalani debut Grand Prix pada 1996 di kelas GP125, dan langsung merebut gelar setahun setelahnya. Pada 1998, ia naik kelas ke GP250 dan merebut gelar pada 1999. Ia naik ke kelas tertinggi, GP500 pada 2000 dan menjadi juara dunia pda 2001. Setelah GP500 digantikan MotoGP pada 2002, Ia mengoleksi enam gelar tambahan.
"Salah satu perbedaan terbesar dibanding 15 tahun lalu adalah, kini para rider sangat berdekatan di sesi latihan. Dibanding 15 tahun lalu, level profesionalisme di olahraga ini meningkat tajam. Kini, tim dan rider harus bekerja sampai detail terkecil. Anda harus belajar, memahami tikungan demi tikungan, pengereman demi pengereman," ujarnya kepada Crash.net.
Romantis vs Membosankan
Sejauh ini, rider berusia 39 tahun tersebut telah mengoleksi 232 podium, yang 115 di antaranya merupakan kemenangan. Ini belum ditambah 65 pole dan 95 catatan waktu balap tercepat. Rossi pun mengakui, menambah koleksinya semakin sulit setiap tahunnya.
"Lima belas tahun lalu, rasanya lebih romantis! Setiap berkendara, Anda langsung nyaman. Sekarang tak lagi sama, Anda harus bekerja lebih keras. Mungkin sekarang agak membosankan! Saya rasa inilah salah satu perbedaan terbesar, namun bagus untuk persaingan," ungkapnya.
Tumbuh Bersama Penggemar
Soal penggemar, Rossi kemungkinan merupakan pembalap dengan fanbase terbesar di MotoGP, hingga ada pepatah 'setiap balapan adalah balapan kandang Rossi'. Rider Italia ini pun merasa beruntung bahwa sepanjang karirnya, ia selalu mendapatkan dukungan besar, baik dari Italia maupun negara-negara lainnya.
"Saya rasa itu terutama berkat hasil saya, juga berada di papan atas dalam kejuaraan ini selama lebih dari 20 tahun. Saya rasa orang-orang di sekitar sirkuit telah tumbuh bersama saya, begitu juga yang menonton di televisi. Jadi kami tumbuh dewasa bersama, dan rasanya menyenangkan. Tapi selain itu, saya tak tahu kenapa!" pungkasnya. [initial]
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 20 Juli 2018 09:40
-
Otomotif 19 Juli 2018 15:20
Jadi Adik Rossi, Marini: Saya Pembalap Paling Beruntung di Dunia!
-
Otomotif 19 Juli 2018 12:10
-
Otomotif 19 Juli 2018 09:50
Ada Konflik Internal di Yamaha, Justru Perlancar Jalan VR46?
-
Otomotif 18 Juli 2018 14:30
LATEST UPDATE
-
Amerika Latin 21 Maret 2025 03:00
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 02:10
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 01:47
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:42
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:35
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:25
MOST VIEWED
- Lempar Pujian Selangit Usai MotoGP Argentina, Gigi Dall'Igna Sebut Marc Marquez Pembalap Cerdas
- Alex Marquez Tersinggung Dituduh Selalu Ngalah ke Marc Marquez, Merasa Tak Dihormati Sebagai Pembalap
- Eks Bos Petronas Yamaha Sebut MotoGP Berubah dari 'Ducati Cup' Jadi 'Marquez Championship'
- Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...