'Rider WorldSBK Harus Susah Payah Adaptasi di MotoGP'

'Rider WorldSBK Harus Susah Payah Adaptasi di MotoGP'
Ben Spies (c) MotoGP.com

Bola.net - Selama lima tahun terakhir, dominasinya di WorldSBK membuat Jonathan menjadi bahan perdebatan mengenai kelayakannya untuk turun di MotoGP. Meski kini sudah berusia 32 tahun dan tak lagi berambisi ke MotoGP, talenta Rea tetap kerap diperbincangkan.

Ben Spies, yang merupakan eks pebalap MotoGP dan juara WorldSBK 2019, yakin Rea bisa tampil kompetitif di MotoGP, namun ragu rider Kawasaki itu bisa jadi penantang utama Marc Marquez. Menurut Spies, level superbike dan MotoGP sangatlah berbeda jauh.

"Lebih mudah mendorong superbike menuju limit performa. Tapi pertanyaan selanjutnya adalah, siapa rider yang paling sering mampu melampaui limit itu dan seberapa seringnya. Di MotoGP, limitnya sangat tinggi, Anda harus kerja keras demi menemukannya," ujarnya via Paddock GP.

1 dari 2 halaman

Ducati WorldSBK Mirip Ducati MotoGP

Tingginya level kesulitan MotoGP, menurut Spies juga bisa dilihat langsung dari motor superbike milik Ducati di WorldSBK. Panigale V4R memang memiliki DNA balap dari Desmosedici dan dikembangkan oleh test rider MotoGP, Michele Pirro.

Akibat performa yang mirip antara kedua motor ini, rider Aruba.it Racing Ducati WorldSBK, Chaz Davies, mengalami penurunan performa di sepanjang 2019. Di lain sisi, sang tandem, Alvaro Bautista yang baru hengkang dari MotoGP pada akhir 2018, justru mengoleksi belasan kemenangan.

"Panigale V4R di WorldSBK adalah motor paling mirip dengan motor MotoGP daripada motor superbike lainnya. Inilah alasan Chaz harus bekerja sangat keras. Tenaga mesin dan karakter mesinnya sangat mendekati MotoGP ketimbang versi-versi pendahulunya," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Hanya Mengerem Saat 'Bertemu Tuhan'

Di lain sisi, Spies yakin bahwa gaya balap bukanlah hal paling krusial demi mencari sukses di MotoGP. Menurut pria asal Amerika Serikat ini, faktor terpenting adalah performa motor di tikungan, tenaga mesin, dan kemampuan pebalap mempertahankan ritme.

"Chaz dan saya adalah rider yang hanya mengerem ketika bertemu Tuhan, dan kemudian segera berbelok. Di MotoGP, gaya balap bukanlah kunci kesuksesan. Semua tergantung pada ritme balap, corner speed, dan banyak lagi. Atas alasan ini saya juga harus berjuang di MotoGP," pungkas Spies.

Spies turun di MotoGP 2008 dan 2009 sebagai rider wildcard dengan Suzuki, lalu turun secara penuh pada 2010-2013 dengan membela Monster Yamaha Tech 3, Yamaha Factory Racing, dan Pramac Racing. Ia pensiun dalam usia 29 tahun akibat cedera bahu berkepanjangan.