'Quartararo Bisa Samai Marquez-Lorenzo Asal Mampu Kendalikan Tekanan'

'Quartararo Bisa Samai Marquez-Lorenzo Asal Mampu Kendalikan Tekanan'
Pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo (c) SRT

Bola.net - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengakui bahwa menggaet pebalap muda seperti Fabio Quartararo memang langkah yang sangat berisiko di MotoGP. Meski begitu, Jarvis menyatakan bahwa pihaknya sama sekali tak ragu mengambil keputusan tersebut, dan percaya pada talenta rider 20 tahun itu.

Jarvis menyebut Petronas Yamaha SRT lah yang setahun lalu mengajukan proposal untuk menggaet Quartararo. Meski tim baru, SRT diyakini Jarvis sebagai tim yang baik, karena dimanajeri Wilco Zeelenberg, mengambil alih banyak teknisi dari Marc VDS Racing, serta digawangi oleh Sepang International Circuit (SIC) Team.

Atas alasan ini, Jarvis menaruh kepercayaan pada mereka untuk menaungi Quartararo. "Memang jelas berisiko, tapi kenapa tidak? Tim mereka baru, dan kami tak punya ekspektasi tinggi. Kami rasa, secara teori, tim ini bakal sangat bagus, tapi butuh waktu untuk belajar," ujarnya seperti yang dilansir Speedweek.

Nyatanya, SRT justru bekerja seolah sudah lama turun di MotoGP. Di bawah naungan mereka, Quartararo dan tandemnya, Franco Morbidelli langsung tampil kompetitif. Quarararo bahkan sukses meraih tiga pole dan dua podium dalam sembilan seri pertama musim ini.

"Menggaet Fabio keputusan yang sangat baik. Jelas Anda bisa saja ambil rider Spanyol atau Italia, tapi rider muda asal Prancis juga bagus untuk kejuaraan ini. Ia masih sangat muda, dan ia tidak 'mahal'. Ini juga memberi pengaruh besar pada tim baru," lanjut Jarvis.

1 dari 2 halaman

Tak Masalahkan Awal Karier Berliku

Tak Masalahkan Awal Karier Berliku

Pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo (c) SRT

Quartararo sukses menjuarai CEV Moto3 2013 dan 2014 dalam usia 14 dan 15 tahun, dan dapat keringanan menjalani debut Moto3 2015 saat usianya belum genap 16 tahun. Ia langsung meraih dua pole dan dua podium, tapi permasalahan dengan manajemen membuatnya hilang fokus dan arah karier, hingga terpuruk di tahun-tahun berikutnya.

"Fabio menunjukkan performa menjanjikan di kelas-kelas ringan. Lima tahun lalu, ia sensasional di Moto3, tapi lalu Anda dengar manajemennya buruk. Kita dengar cerita-cerita aneh, orang bilang ia kombinasi antara Ayrton Senna dan Valentino Rossi. Kata-kata macam ini, yang berasal dari lingkungannya, bakal sangat merugikan kariernya," ungkap Jarvis.

Meski begitu, Jarvis tak mempermasalahkan jalan Quartararo yang bergeronjal, dan tetap yakin ia anak yang penuh talenta. "Setahun lalu, kami tak tahu apa yang bisa kami harapkan darinya. Apa ia bisa mengendarai M1? Kami jawab pertanyaan ini dengan 'ya'. Itulah alasan kami setuju saat SIC mengajukan proposal ini," tuturnya.

2 dari 2 halaman

Quartararo Punya Karakter Positif

Saking percayanya pada potensi Quartararo, Yamaha memberinya kontrak dua tahun. Jarvis bahkan yakin El Diablo bisa mengikuti jejak rider yang telah memberi tiga gelar dunia kepada Yamaha, Jorge Lorenzo, dan bahkan mengikuti jejak gemilang Marc Marquez. Meski begitu, Jarvis tetap penasaran performa Quartararo di musim-musim berikutnya.

"Bisa jadi. Tapi sejauh ini ia belum dapat beban yang signifikan. Meski begitu, saya tak cemas, karena Fabio anak baik. Ia normal, apa adanya, tidak rumit, sangat sopan, menyenangkan, dan sangat cepat. Beban akan membesar karena ekspektasi makin tinggi. Tekanan bisa mengubah seseorang dan lingkungannya. Tapi sejauh ini Fabio sangat rendah hati. Ia punya karakter yang baik," tutup Jarvis.

Menjelang MotoGP Ceko di Sirkuit Brno pada 2-4 Agustus nanti, Quartararo masih dalam tahap pemulihan cedera arm pump pada lengan kanan dan dislokasi bahu kiri. Ia tengah berada di peringkat kedelapan pada klasemen pebalap dengan 67 poin, hanya tertinggal 13 poin dari Rossi di peringkat keenam.