Punya 4 Calon Bintang, Red Bull KTM Ajo Ogah Paksa Buru-Buru ke MotoGP

Punya 4 Calon Bintang, Red Bull KTM Ajo Ogah Paksa Buru-Buru ke MotoGP
Remy Gardner, Raul Fernandez, Jaume Masia, dan Pedro Acosta (c) KTM Ajo/Ajo.fi

Bola.net - Red Bull KTM Ajo tak pelak lagi kini tengah menaungi empat pembalap yang berpotensi jadi bintang besar MotoGP suatu saat nanti. Namun, sang bos tim, Aki Ajo, tak mau jemawa soal ini dan ogah memaksa para ridernya untuk buru-buru naik ke kelas tertinggi. Hal ini ia sampaikan kepada Speedweek pada Senin (10/5/2021).

Red Bull KTM Ajo yang dikenal sebagai tim paling prestisius di kelas-kelas ringan Grand Prix, saat ini tengah menaungi Pedro Acosta dan Jaume Masia di Moto3, serta Remy Gardner dan Raul Fernandez di Moto2. Secara total, mereka mempersembahkan 10 podium dan lima kemenangan dari delapan balapan pertama musim ini.

Gardner diketahui berpeluang besar naik ke MotoGP 2022 bersama Tech 3 KTM Factory Racing, sementara Fernandez mulai diperebutkan tim-tim MotoGP untuk 2023. Acosta yang masih berstatus debutan disebut punya jaminan naik ke MotoGP saat sudah cukup umur pada 2023, sementara Masia konsisten jadi kandidat juara dunia.

Ajo sendiri tak memungkiri sudah jadi tugasnya untuk mengembangkan talenta muda dan mengorbitkan ridernya untuk naik ke kelas balap yang lebih tinggi, terutama kepada KTM, ketika proses belajar mereka sudah optimal. Namun, ia mengaku tak mau besar kepala memiliki skuad yang terdiri dari rider-rider belia bertalenta.

1 dari 3 halaman

Evaluasi Talenta dan Performa Pembalap Tidaklah Mudah

Evaluasi Talenta dan Performa Pembalap Tidaklah Mudah

Pembalap Red Bull KTM Ajo, Remy Gardner (c) KTM Ajo/Ajo.fi

"Lebih baik kami tetap membumi. Jika kami bisa menawarkan pembalap kami dari Moto2 kepada dua tim KTM di MotoGP setiap tahun, maka itu sudah lebih dari cukup. Namun, prosesnya selalu panjang dalam mengevaluasi para pembalap," ungkap Ajo, yang timnya sudah mengoleksi enam gelar dunia dan 90 kemenangan.

"Kami harus tahu cara menyerahkan pembalap ke tim yang tepat dan pada yang tepat pula pada kategori terkait. Saya selalu membandingkan ini dengan kelas-kelas di sekolah. Anda mungkin saja bisa melewatkan satu kelas, tapi jika Anda naik kelas terlalu cepat, konsekuensinya bisa buruk," lanjut pria asal Finlandia ini.

Uniknya, Ajo adalah salah satu sosok yang mendukung Jack Miller naik langsung dari Moto3 ke MotoGP pada 2015, mengingat kala itu Miller membela timnya dan ia merupakan manajer pribadi rider Australia itu. Ajo yakin langkah ini bukan langkah yang buruk, namun ia merasa banyak tim MotoGP yang tak sabar dalam menanti sukses.

Seperti diketahui, Miller dapat kontrak tiga tahun dari Honda pada 2015-2017, namun para bos mereka tak mau memahami bahwa The Thriller butuh waktu belajar lebih panjang dari para rider yang pernah turun di Moto2. Merasa tak dipedulikan pada Honda, akhirnya Miller beralih ke Ducati lewat Pramac Racing pada 2018.

2 dari 3 halaman

Tak Mau Pedro Acosta Ikuti Jejak Jack Miller

Tak Mau Pedro Acosta Ikuti Jejak Jack Miller

Pembalap Red Bull KTM Ajo, Pedro Acosta (c) KTM Ajo/Ajo.fi

"Tentu Anda bisa melewatkan sebuah kelas. Saya tak mau menghakimi itu langkah yang benar atau salah. Tapi saya bisa bilang bahwa fase belajar di MotoGP bakal jauh lebih panjang jika Anda langsung pindah dari 250cc ke 1000cc. Kita tahu banyak bos tim yang tak punya kesabaran untuk menunggu kesuksesan datang," ungkap Ajo.

Atas alasan ini pula, Ajo menyarankan agar Acosta tutup kuping pada opini-opini yang menyebutnya layak mengikuti jejak Miller, yakni melompat dari Moto3 ke MotoGP. Ajo bukannya meragukan talenta pembalap Spanyol tersebut, melainkan merasa bahwa rider berusia 16 tahun seperti Acosta harus melewati proses belajar yang layak.

"Saya lebih memilih bersabar dan mengambil langkah demi langkah. Jika Pedro atau salah satu orang dari tim saya meminta saya untuk memikirkannya sekarang, saya hanya punya jawaban pendek, 'Tutup mulutmu!' karena ini bukan saat yang tepat untuk membicarakannya," ungkap pria yang juga pernah menaungi Marc Marquez ini.

Ajo juga menyebut semua opsi akan didiskusikan bersama KTM dan Red Bull. "Saya selalu diskusi dengan partner saya di KTM dan Red Bull. Kami selalu ambil keputusan pada saat yang tepat. Kami memotivasi para rider dengan cara yang tepat. Ini adalah bagian penting dalam belajar dan proses berkembang," pungkasnya.

Sumber: Speedweek