'Pindah ke Ducati Tak Baik untuk Mental Fabio Quartararo'

'Pindah ke Ducati Tak Baik untuk Mental Fabio Quartararo'
Pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo (c) SRT

Bola.net - Manajer pribadi Fabio Quartararo, Eric Mahe, menyatakan bahwa bertahan di Yamaha dan tak pindah pabrikan, bisa memberikan dampak positif bagi psikis dan mental kliennya di MotoGP 2021. Hal ini ia sampaikan dalam wawancaranya dengan GPOne, pada Kamis (14/5/2020).

Belakangan, Mahe banjir pujian karena sukses membantu El Diablo mendapatkan YZR-M1 spek pabrikan terbaru untuk 2020, serta mendapatkan kontrak Yamaha berdurasi dua tahun untuk Quartararo di Monster Energy Yamaha, sebagai pengganti Valentino Rossi, pada 2021 dan 2022.

"Strategi dasar kami adalah menunggu, karena Fabio sedang berkembang. Jadi bakal bodoh jika tanda tangan kontrak pada September (2019). Awalnya, saya mendorong Yamaha untuk menyediakan motor pabrikan untuk 2020 karena kami membutuhkannya untuk menang," ujar Mahe.

1 dari 3 halaman

Strategi Utama: Tak Pindah Pabrikan

Mahe menyebut negosiasi antara Quartararo, dan Yamaha telah berjalan sejak November 2019, dan akhirnya kedua pihak mencapai kesepakatan yang diumumkan pada akhir Januari lalu. Mahe juga menyatakan bahwa ia sangat berupaya agar Quartararo tak jatuh ke naungan tim lain.

"Kami bersabar dan akhirnya mencapai kesepakatan yang termasuk perpindahan ke tim pabrikan pada 2021 dan 2022 usai dua bulan kerja keras. Strategi kami adalah tak pindah pabrikan, melainkan menunggu momen yang tepat untuk ambil keputusan. Kami pun sangat puas atas hasil ini bersama Yamaha," ujarnya.

2 dari 3 halaman

Ikuti Progres Alami, Tak Perlu ke Ducati

Mahe juga tak memungkiri adanya ketertarikan Ducati kepada Quartararo, meski menyebut bahwa negosiasi mereka tak sampai ke tahap serius. "Kami bicara dengan Ducati, tapi tak ada tawaran konkret," ungkap pria yang juga manajer pribadi Loris Baz ini.

Menurutnya, pindah ke Ducati juga tak tepat dilakukan oleh Quartararo yang masih berusia 21 tahun dan belum lama turun di MotoGP. Ia yakin, rider Prancis tersebut sudah mendapatkan jalan yang baik dan bertahap demi menjadi rider papan atas suatu saat nanti.

"Menurut saya, pebalap harus mengikuti progres alami: tahun pertama naik motor satelit di tim satelit, tahun kedua naik motor pabrikan di tim yang sama, lalu dua tahun dapat kontrak pabrikan dengan staf yang sama. Progres alami membuat segalanya lebih mudah untuk pebalap, begitu juga untuk psikisnya," tutupnya.