Pecco Bagnaia: Kini Saya Sudah Jadi Rider MotoGP Sesungguhnya

Pecco Bagnaia: Kini Saya Sudah Jadi Rider MotoGP Sesungguhnya
Pembalap Pramac Racing, Francesco Bagnaia (c) Pramac Racing

Bola.net - Pembalap Pramac Racing, Francesco Bagnaia, merasa bangga atas performa garangnya di MotoGP Andalusia yang digelar di Sirkuit Jerez, Spanyol, Minggu (26/7/2020), meski terpaksa gagal finis akibat kerusakan mesin pada motor Ducati Desmosedici GP20 miliknya.

'Pecco' tampil kuat sepanjang pekan balap, konsisten jadi rider Ducati terdepan. Ia bahkan sukses mencatat waktu tercepat ketiga dalam kualifikasi. Dalam sesi balap, sekali lagi ia membuktikan potensinya. Tak cuma cepat dalam lap tunggal, ia juga punya ritme yang sangat konsisten.

Saking yakinnya, ia bahkan sempat nekat melepaskan diri dari gerombolan rider lain pada Lap 2, dengan cara merebut posisi keempat dari sang tandem, Jack Miller, di Tikungan 13. Sayangnya, ia melebar, dan ketika hendak kembali ke garis balap, ia nyaris terjatuh.

1 dari 3 halaman

Insiden dengan Jack Miller Justru Bikin Berpikir Jernih

"Melihat para rider yang ada di depan, saya merasa lebih cepat dan ritme saya mirip dengan ritme Fabio. Melihat hal ini, saya pun segera mencoba menyalip Jack, tapi ternyata saya menghadapi risiko terjatuh. Sejak itu, saya lebih tenang," ujarnya via Motorsport.com usai balap.

Dengan kepala yang lebih dingin, Bagnaia akhirnya bisa menyalip Miller dengan manuver yang lebih baik pada Lap 9, dan bahkan menyalip Maverick Vinales satu lap kemudian. Pada Lap 12, ia juga menyalip Valentino Rossi, dan duduk tenang di posisi kedua selama tujuh lap.

Dengan ritme balap ideal, Bagnaia yakin bisa mengejar Fabio Quartararo yang sudah melenggang di depan. Sayang, GP20 miliknya mengeluarkan asap pada Lap 19 tanda adanya kerusakan. Dinilai membahayakan rider lain, Bagnaia diminta berhenti dan terpaksa gagal finis.

2 dari 3 halaman

Dambakan Tempat di Tim Pabrikan

"Tiba-tiba saya merasa motor sedikit melamban. Tapi usai empat lap, petugas trek memberi saya bendera hitam-dan-oranye, dan saya harus berhenti. Ritme saya sangat mirip dengan Fabio. Saya yakin pasti bisa menempelnya, dan setelahnya barulah kami bisa lihat apakah bisa membuatnya goyah," tuturnya.

Meski gagal finis akibat kerusakan mesin, Bagnaia bangga atas performanya yang kuat. Hal ini pun bisa membuka peluang untuk membela Ducati Team tahun depan. Rider 23 tahun ini ogah muluk memikirkannya, namun yakin performa kali ini membuatnya 'resmi' jadi rider MotoGP seutuhnya.

"Menjadi rider Ducati terbaik sepanjang pekan bikin saya percaya diri, tapi kami ingin melanjutkan kerja baik ini. Jika kesempatan membela tim pabrikan Ducati datang, saya bakal sangat senang. Tapi saya ogah memikirkannya. Satu hal yang menyenangkan dari pekan balap ini adalah saya merasa jadi rider MotoGP yang sesungguhnya," tutupnya.