Para Rider MotoGP Minta Mandalika Diperbaiki Lagi: Untung Grip-nya Oke Saat Hujan

Para Rider MotoGP Minta Mandalika Diperbaiki Lagi: Untung Grip-nya Oke Saat Hujan
MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok. (c) Yamaha MotoGP

Bola.net - Para pembalap MotoGP kembali menyuarakan kekhawatiran soal kondisi aspal Sirkuit Mandalika, Lombok, usai digelarnya pekan balap MotoGP Indonesia pada 18-20 Maret 2022 lalu. Mereka menyatakan bahwa aspal trek masih harus diperbaiki lagi agar lebih ideal.

Seperti yang diketahui, Sirkuit Mandalika sempat mengalami pengaspalan ulang parsial, yakni pada Tikungan 17 sampai Tikungan 5 akibat protes para rider dalam tes pramusim 11-13 Februari. Aspalnya kala itu mudah terkelupas hingga menciptakan kerikil yang bisa mencederai mereka.

Pengaspalan ulang ini selesai pada 10 Maret, hanya sepekan sebelum balapan. Padahal, idealnya sebuah aspal baru bisa ideal dipakai usai tiga bulan setelah pengaspalan. Namun, aspal di Tikungan 17 ternyata terkelupas sepanjang pekan balap, terutama usai balapan kelas Moto3 digelar pada Minggu (20/3/2022).

Hal ini membuat durasi balapan Moto2 diperpendek dari 25 menjadi 16 lap saja, dan kelas MotoGP dari 27 ke 20 lap. Hujan deras yang mengguyur dalam balapan MotoGP bahkan tak bisa mereduksi kendala tersebut, dan beberapa rider bahkan bisa melihat bahwa aspalnya jadi berlubang.

Uniknya, para rider memuji level grip yang disajikan aspal Mandalika dalam kondisi basah. Meski begitu, mereka sangat yakin aspal Sirkuit Mandalika diperbaiki lagi untuk pekan balap pada 2023 nanti. komentar para rider seperti yang dikutip dari Crash.net, Kamis (24/3/2022).

1 dari 4 halaman

Alex Rins

"Saya tak tahu apakah kami bisa balapan dalam kondisi kering, karena kondisi treknya sangat sulit. Di tikungan terakhir, aspalnya mulai terkelupas. Bahkan dalam kondisi basah, kami merasakan aspal yang menabrak tubuh kami dari pembalap di depan. Jadi, bayangkan kalau balapannya digelar dalam kondisi kering.

"Untungnya, tak ada yang celaka. Saat saya melepas baju balap usai finis, dada saya penuh batu-batu hitam. Mereka harus memperbaikinya, karena agak berbahaya. Kita lihat saja nanti. Mereka bilang mereka akan mengaspal ulang treknya untuk musim depan, seluruh sirkuit."

2 dari 4 halaman

Joan Mir

"Masalahnya adalah aspal ini lebih untuk kondisi kering. Namun, bahkan dalam kondisi hujan pun Anda mulai melihat lubang-lubang pada akhir lap, di tikungan terakhir. Bayangkan saja kalau balapannya kering. Wah, bakal sulit. Bakal jadi tantangan besar untuk menyelesaikan balapan.

"Kami terkejut mereka mengurangi lapnya, saya baru tahu kalau jadi 20 lap saja saat balapan Moto2 berlangsung, seperti orang lain. Itu karena tikungan terakhir. Aspalnya berlubang. Pengaspalan ulang untuk musim depan bakal sangat penting.

"Dalam kondisi basah, treknya sulit dipercaya. Saya menyentuh aspal dengan sikut di tiap tikungan. Saya berkata, 'Apakah ini benar-benar basah?!' Gripnya di trek luar biasa, dan ban Michelin bekerja sangat baik dalam kondisi basah. Saya rasa kami oke-oke saja kalau menjalani 27 lap."

3 dari 4 halaman

Jack Miller

"Saya bisa paham mengapa mereka memperpendek balapannya. Aspalnya baru selesai sepekan sebelumnya. Secara umum, aspal butuh 1-2 bulan untuk jadi ideal. Saya rasa, dalam kondisi apa pun, balapan bisa tetap digelar tanpa masalah. Saya yakin bakal baik-baik saja.

"Kami sudah melewati satu Grand Prix (di Mandalika) untuk melihat sisi negatifnya. Namun, positifnya, kami semua menjalani balapan yang menyenangkan dan bisa memberikan fans pertunjukan di sini. Saya rasa mereka semua cukup senang.

4 dari 4 halaman

Brad Binder, Pol Espargaro, dan Franco Morbidelli

Brad Binder: "Saya merasa gripnya sungguh gila di beberapa tempat."

Pol Espargaro: "Ya, treknya memang punya grip yang baik, tapi juga sangat kotor. Jadi, kondisi ini berimbang. Biasanya, kami memperhitungkan (ritme balap dalam kondisi basah) 10 detik (lebih lamban dari kondisi kering) untuk trek dengan grip yang oke dalam kondisi basah, dan kami memang benar-benar 9-10 detik lebih lamban. Jadi, ini bagus."

Franco Morbidelli: "Balapan itu berat karena pada dasarnya penglihatannya nol. Untungnya, treknya punya grip yang cukup. Jadi, itu kejutan yang menyenangkan. Saya masih kena lemparan beberapa batu. Tapi dalam tes pramusim jauh lebih buruk."

Sumber: Crashnet