Para Kandidat Pengganti Jorge Lorenzo di Yamaha

Para Kandidat Pengganti Jorge Lorenzo di Yamaha
Jorge Lorenzo (c) AFP
- Usai pengumuman resmi Jorge Lorenzo bakal hijrah ke Ducati tahun depan, pertanyaan besar menghampiri Yamaha Motor Racing: Siapakah yang akan menjadi penggantinya?


Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis mengaku sudah menyiapkan berbagai rencana cadangan sejak awal musim demi mengantisipasi kepergian Lorenzo, dan beberapa nama pun mencuat.


Valentino Rossi yang kontraknya sudah resmi diperpanjang selama dua tahun, juga mengaku tak keberatan bertandem dengan siapa saja. Nah, kira-kira siapa yang yang akan jadi rekan setim Rossi? Berikut kandidat-kandidatnya. [initial] (bola/kny)

1 dari 5 halaman

Andrea Iannone

Andrea Iannone

Kontrak Andrea Iannone dengan Ducati Corse akan habis akhir musim nanti, dan Rossi sendiri mengaku tak akan keberatan bila harus bertandem dengan pebalap berjuluk The Maniac tersebut.

Kedatangan Lorenzo ke Ducati juga mengancam kedudukan Iannone, dan pebalap Italia ini dikabarkan tengah melakukan negosiasi dengan beberapa tim.

Meski begitu, kemungkinan Iannone hijrah ke Yamaha tak terlalu besar, mengingat ia dinyatakan sebagai proyek jangka panjang Ducati dalam usianya yang masih 26 tahun.
2 dari 5 halaman

Dani Pedrosa

Dani Pedrosa

Sama seperti Iannone, kontrak Dani Pedrosa dengan Honda Racing Corporation (HRC) juga habis akhir tahun nanti. Selama berkarir di MotoGP sejak 2006, Pedrosa belum pernah membela tim selain Repsol Honda, dan meski masih disebut-sebut sebagai salah satu dari empat pebalap terkuat, Pedrosa lah yang belum meraih gelar dunia.

Membela Yamaha yang dikenal dengan motor terkuat di MotoGP, memang menggiurkan. Meski begitu, Pedrosa berpeluang lebih besar bertahan di Repsol Honda, mengingat HRC belum memiliki pebalap muda pengganti yang selevel dengan Pedrosa dan mampu untuk dijadikan tandem Marc Marquez.
3 dari 5 halaman

Pol Espargaro

Pol Espargaro

Menjalani debut MotoGP pada tahun 2014, Pol Espargaro langsung mendapatkan kontrak pabrikan dari Yamaha Motor Racing meski turun dengan seragam Monster Yamaha Tech 3. Espargaro digaet oleh Yamaha sebagai 'tabungan' untuk berjaga-jaga ketika Lorenzo hengkang atau Rossi pensiun.

Sayangnya, performa Espargaro selama tiga tahun membela Tech 3 tidaklah terlalu bersinar, bahkan kalah dari tandemnya sendiri, Bradley Smith tahun lalu. Nama Espargaro pun mulai tergeser oleh dua pebalap Spanyol yang lebih muda, namun belum menutup kemungkinan dirinya akan masuk ke Movistar Yamaha tahun depan.
4 dari 5 halaman

Alex Rins

Alex Rins

Alex Rins sudah menjadi incaran Yamaha sejak masih turun di Moto3 2014 silam, namun pebalap Spanyol ini menolak untuk langsung naik ke MotoGP dan memilih turun lebih dulu di Moto2. Kini, dengan hengkangnya Lorenzo, nama Rins kembali menjadi pembicaraan hangat di paddock.

Rins menjalani debut  Grand Prix di Moto3 2012 dan langsung menduduki peringkat kelima. Pada musim 2013 dan 2014, ia menduduki peringkat kedua dan ketiga, sebelum naik ke Moto2 2015 dan kembali menduduki peringkat runner up. Saat ini, pebalap berusia 20 tahun itu juga tengah menduduki peringkat kedua di klasemen sementara Moto2.

Konsistensi inilah yang membuat Yamaha tergiur menggaetnya tahun depan, apalagi ketika Repsol Honda diketahui juga tengah mendekatinya. Meski begitu, Jarvis enggan langsung meletakkan Rins di Movistar Yamaha, dan lebih memilih meletakkannya lebih dulu di Tech 3 selama semusim.
5 dari 5 halaman

Maverick Vinales

Maverick Vinales

Maverick Vinales belakangan ini menjadi topik panas kedua setelah Lorenzo. Ketika gosip Lorenzo hijrah ke Ducati menyeruak, seluruh mata juga menatap Vinales, mengingat Yamaha sangat ngotot menggaetnya dan menyebutnya sebagai calon terhebat sebagai suksesor Lorenzo.

Vinales yang merupakan juara dunia Moto3 2013, mengaku akan sangat senang bisa membela Yamaha, mengingat ia merupakan penggemar berat Rossi. Selain itu, ia berpeluang besar meraih kemenangan dan gelar dunia di atas YZR-M1 yang dikenal sebagai motor terkuat dan terkomplet di MotoGP.

Sayangnya, ada dua kendala yang harus dihadapi Yamaha dalam menggaet Vinales. Pertama, pebalap Spanyol tersebut merasa punya utang budi kepada tim yang menaunginya saat ini, Suzuki Ecstar. Suzuki lah yang memberikan 'tangga' bagi Vinales untuk naik ke MotoGP dan Vinales merasa punya tanggung jawab untuk membawa Suzuki selevel dengan tiga pabrikan lainnya.

Kendala kedua adalah peluang Vinales menjadi pebalap nomor satu di Yamaha sangatlah kecil selama Rossi masih membela pabrikan Garpu Tala. Sementara di Suzuki, peluangnya jauh lebih besar, mengingat Suzuki telah menyatakan bahwa Vinales merupakan proyek jangka panjang mereka dan merupakan tombak utama dalam pengembangan GSX-RR.