
Bola.net - Pebalap Reale Avintia Racing, Tito Rabat, memang santer diisukan tengah menjalani negosiasi dengan Kawasaki Racing Team untuk turun di WorldSBK 2020. Meski begitu, juara dunia Moto2 ini justru mengaku lebih ingin bertahan di MotoGP, demikian yang dilansir oleh Tutto Motori.
Usai tampil gemilang di Moto2, Rabat justru mengalami banyak kesulitan sejak turun di MotoGP pada 2016 lalu. Tak dapat dukungan yang baik dari Marc VDS Honda, ia pindah ke Avintia-Ducati pada 2018 dan langsung nyaman mengendarai motor Desmosedici.
Sayang, awal kerja sama yang manis tersela oleh cedera parah pada lutut kanan Rabat, yang ia dapat usai terhantam motor Honda milik Franco Morbidelli di Silverstone, Inggris, tahun lalu. Hingga kini, ia belum bisa kembali ke performa terdahulunya.
Advertisement
Akibatnya, Avintia pun bertekad melepasnya akhir musim nanti, dan menggantinya dengan rider muda dari Moto2. Ironisnya, Karel Abraham yang tertinggal dari performa Rabat musim ini, berpeluang bertahan hanya karena memiliki kontrak sampai akhir 2020.
Persaingan Sengit Bikin MotoGP Sulit
Jika benar-benar membela Kawasaki dan turun di WorldSBK, maka Rabat akan bertandem dengan empat kali juara dunia, Jonathan Rea, dan menggantikan posisi Leon Haslam.
Rabat sendiri mengakui bahwa persaingan di arena Grand Prix, terutama MotoGP, tidaklah mudah. Apalagi persaingan di antara pebalap dan tim semakin sengit. Dukungan atau kesalahan sekecil apa pun bakal berdampak besar dalam ajang ini.
"MotoGP kejuaraan yang sulit, di mana semua pebalap sangat berdekatan, hingga kesalahan sekecil apa pun membuat Anda, yang tadinya ada di 10 besar, langsung menjadi yang terbuncit. Jadi MotoGP sangatlah rumit, dan semuanya harus tepat," ungkapnya.
MotoGP Timbulkan Beban Besar
Rabat sendiri tak mau berkomentar soal gosip negosiasinya dengan Kawasaki. Rider Spanyol berusia 30 tahun ini justru menegaskan ingin bertahan di MotoGP, meski mengakui bahwa status prestisius yang disandang kejuaraan tersebut membuat para rider memiliki beban mental yang cukup besar.
"Saya ingin bertahan di sini. Ducati membantu kami. Kami dapat lebih banyak dukungan. Kami bisa kompetitif dan bertarung di posisi 10 besar. Tapi MotoGP memang sulit, Anda menghabiskan banyak waktu jauh dari rumah. Ada beban besar di sini. Jika Anda melakukan semua hal dengan benar, hanya ada imbalan kecil untuk kepuasan diri," pungkasnya.
Mulai musim lalu, MotoGP memiliki 19 seri balap dalam satu musim, dan bisa bertambah menjadi 20 pada tahun depan. Sementara itu, WorldSBK, meski menyajikan tiga balapan dalam satu pekan balap, hanya memiliki 13 seri per musim.
Baca Juga:
- Simon: Bantu Maverick Vinales Berpikir Tenang Itu Susah!
- Wakili Portugal di MotoGP, Oliveira Ogah Disamakan dengan Ronaldo
- Assen Paling Mengejutkan, Quartararo Tunggu Lawan Marquez-Rossi
- Debut MotoGP Gemilang, Quartararo Akui Masih Belajar Tenang
- Rakit Motor Terbaik, Cara Honda Bikin Marc Marquez Tenang
Advertisement
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:41
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:32
-
Amerika Latin 21 Maret 2025 05:30
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 05:29
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 05:24
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:12
MOST VIEWED
- Lempar Pujian Selangit Usai MotoGP Argentina, Gigi Dall'Igna Sebut Marc Marquez Pembalap Cerdas
- Alex Marquez Tersinggung Dituduh Selalu Ngalah ke Marc Marquez, Merasa Tak Dihormati Sebagai Pembalap
- Eks Bos Petronas Yamaha Sebut MotoGP Berubah dari 'Ducati Cup' Jadi 'Marquez Championship'
- Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...