
Bola.net - Pebalap Pramac Racing, Francesco Bagnaia, tak memungkiri bahwa musim perdananya di MotoGP berjalan cukup berat. Meski begitu, pebalap yang akrab disapa 'Pecco' ini tak kelewat kecewa. Kepada Motorsport Total, Bagnaia yakin dirinya hanya butuh waktu untuk membuktikan potensi terbaiknya.
Awal musim ini, juara dunia Moto2 2018 itu secara mengejutkan mengalami lima kali gagal finis. Meski begitu, Bagnaia akhirnya mampu mulai menunjukkan kemampuannya dengan finis ketujuh di Red Bull Ring, Spielberg, Austria pekan lalu. Ini adalah hasil finis terbaik kedua yang ia raih, usai finis kesembilan di Austin.
"Ini hasil terbaik saya musim ini, jadi saya rasa ini bisa menjadi pondasi untuk balapan-balapan berikutnya. Saya sangat puas atas kinerja kami, kami bisa berbahagia, karena ini adalah balapan pertama di mana kami mampu menjalani semuanya dengan baik. Kami sangat konsisten sepanjang pekan balap," ujarnya.
Advertisement
Ducati Motor yang Kompleks
Anak didik Valentino Rossi di VR46 Riders Academy ini pun meyakini hasil di Austria merupakan sebuah titik balik. "Usai kecelakaan di Brno, kami memulai segalanya dari awal lagi dengan setup dasar dari uji coba. Kami pun bekerja lebih baik dan lebih tenang. Saya rasa inilah kunci penting di Spielberg," ungkapnya.
Di lain sisi, Bagnaia tak memungkiri bahwa mempelajari motor Ducati Desmosedici GP18 tidaklah mudah. Situasi ini pun sangat berbeda dengan yang dialami debutan Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, yang justru telah mengoleksi tiga pole dan tiga podium. Meski begitu, Bagnaia menolak putus asa.
"Saya ke MotoGP dengan target jadi debutan terbaik. Nyatanya, motor kami sangat kompleks. Tapi Anda bisa adaptasi, bisa mengalami kemajuan yang tak bisa ditawarkan motor lain. Saya berkendara dengan cara tertentu, tapi di sini saya harus bisa menghadapi apa pun, yang jelas tak mudah dilakukan dalam waktu singkat," jelasnya.
Termotivasi Lihat Debutan Lain
Rider Italia berusia 22 tahun ini juga menolak kecewa atas musim debutnya yang tak sesuai ekspektasi. Ia pun menjadikan rider Suzuki Ecstar, Alex Rins sebagai acuan. Rider Spanyol itu juga sempat kesulitan dalam debutnya pada 2017, mengalami berbagai cedera dan salah arah pengembangan motor. Nyatanya, kini Rins konsisten bertarung di papan atas dan sukses menang di Austin.
"Soal mental, ini jelas olahraga yang sulit, tapi saya di sini siap untuk mencoba segalanya. Melihat debutan lain langsung cepat justru jadi motivasi bagi saya. Jangan lupa bahwa Alex Rins juga kesulitan pada musim debutnya, dan kini ia justru bisa menang. Semua orang butuh waktu, tak harus buru-buru. Saya yakin saya bisa melakukannya," tutup Bagnaia.
Menjelang MotoGP Inggris di Silverstone pada 23-25 Agustus, Bagnaia tengah duduk di peringkat 16 pada klasemen pebalap dengan 24 poin. Ia tertinggal 68 poin dari Quartararo di peringkat 7. Ia juga tertinggal dari dua debutan lainnya, Joan Mir (Suzuki Ecstar) dan Miguel Oliveira (Red Bull KTM Tech 3), yang masing-masing duduk di peringkat 13 dan 15.
Sumber: Motorsport Total
Baca Juga:
- Dilema Folger: Jadi Test Rider Yamaha di MotoGP atau Kembali ke Moto2?
- Celestino Vietti Bikin Valentino Rossi Bangga Meski Gagal Podium
- Honda Yakin Bakal Temukan Titik Terang Bareng Jorge Lorenzo
- Dani Pedrosa Bakal Tangani Pengembangan KTM pada 2020
- Petronas Minta Yamaha Tingkatkan Dukungan untuk Quartararo
Advertisement
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 20 Maret 2025 11:18
-
Liga Spanyol 20 Maret 2025 11:15
-
Piala Eropa 20 Maret 2025 11:08
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 10:53
-
Voli 20 Maret 2025 10:49
-
Piala Eropa 20 Maret 2025 10:49
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...