'MotoGP Kebanyakan Elektronik Seperti Formula 1, Susah Tentukan Pembalap Terbaik'

'MotoGP Kebanyakan Elektronik Seperti Formula 1, Susah Tentukan Pembalap Terbaik'
MotoGP Spanyol 2021 di Sirkuit Jerez (c) Yamaha MotoGP

Bola.net - Empat kali juara WorldSBK, Carl Fogarty, mengaku sangat senang melihat level persaingan MotoGP yang sangat tinggi dan semakin sulit diprediksi. Namun, ia yakin, level yang tinggi ini bukan karena para pembalapnya punya kemampuan yang setara, melainkan karena teknologi motor-motor MotoGP yang jadi terlalu canggih.

Sejak Michelin menjadi suplier tunggal ban MotoGP dan adanya penyeragaman sistem elektronik (ECU) pada 2016, kejuaraan ini memang menjadi sangat sengit, walau Marc Marquez beberapa kali merebut gelar dunia dengan cara dominan. Pada 2016 dan 2020, bahkan terdapat sembilan pembalap berbeda yang mampu meraih kemenangan.

Fogarty pun mengaku takjub saat menonton MotoGP Doha, Qatar, pada awal April, di mana 10 pembalap pertama hanya dipisahkan jarak 5,382 detik dan 15 rider pertama hanya dipisahkan jarak 8,928 detik. Hasil ini otomatis membuat MotoGP Doha menjadi balapan tersengit dalam sejarah kelas tertinggi Grand Prix.

1 dari 3 halaman

Talenta Murni Pembalap Jadi Sulit Dilihat

Talenta Murni Pembalap Jadi Sulit Dilihat

4 kali juara WorldSBK, Carl Fogarty (c) YouTube/Ducati

"Hal yang paling bikin saya takjub pada balapan-balapan MotoGP adalah 15 pembalap hanya dipisahkan lima detik. Komentator sangat heboh mengomentari pertunjukannya, tapi apakah ini pertunjukan yang memang diinginkan penggemar? Saya rasa ini lebih ke soal level performa," ujar Fogarty via MOW Magazine, Minggu (2/5/2021).

'Performa' yang dimaksud Foggy bukanlah performa rider, melainkan performa motor. Senada dengan Casey Stoner yang belakangan menyatakan opininya lewat Road Racing World, Fogarty menyebut MotoGP kini terlalu banyak memiliki elektronik di sana-sini, dan teknologinya kelewat canggih. Alhasil, talenta alami rider menjadi semu.

"Level teknologi dan elektronik MotoGP sangat tinggi, sampai sulit memahami kemampuan murni pembalapnya. Andai semua elektronik dicabut, jelas akan lebih banyak kecelakaan. Namun, pasti akan ada margin 1-2 menit di antara para rider, dan beberapa di antara mereka akan membuat perbedaan," ungkapnya.

2 dari 3 halaman

MotoGP Kini Makin Mirip Formula 1

MotoGP Kini Makin Mirip Formula 1

Lewis Hamilton dan Valentino Rossi (c) Yamaha

Fogarty pun tak malu-malu menyebut MotoGP kini jadi semakin mirip dengan Formula 1, di mana teknologi mobil menjadi faktor utama dalam kesuksesan sebuah tim, bukan kemampuan berkendara para pembalapnya. Elektronik dinilai Fogarty juga bikin para rider MotoGP sulit memperlihatkan gaya balapnya yang unik.

"MotoGP menuju ke arah F1. Elektroniknya terlalu canggih sampai Anda takkan lagi bisa melihat ban belakang para rider selip. Kadang, saya nonton balapan MotoGP dan bertanya-tanya: siapa pembalap terbaik di sini?" ungkap pria asal Inggris ini, yang juga beberapa kali pernah turun di GP500.

"Seperti F1, MotoGP kini jadi soal motor terbaik, tim terbaik, dan strategi terbaik untuk menang, bukannya pembalap yang berkendara mengatasi masalah-masalah yang ada. Pada zaman saya, pergelangan tangan lah yang berfungsi sebagai elektronik!" pungkas Fogarty, yang juga merupakan legenda Ducati ini.

Sumber: MOW Magazine