MotoGP Bikin Quartararo Tahu Rasanya Jadi Pebalap 'Sungguhan'

MotoGP Bikin Quartararo Tahu Rasanya Jadi Pebalap 'Sungguhan'
Pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo (c) SRT

Bola.net - Pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, menyatakan bahwa MotoGP 2019 telah membuatnya paham rasanya menjadi pebalap motor 'sungguhan', mengingat ia mengalami masa-masa kelam di Moto3 dan Moto2. Hal ini ia sampaikan kepada Marca.

Usai berkuasa di CEV Moto3 pada 2013 dan 2014, El Diablo disebut-sebut sebagai 'The Next Marc Marquez', apalagi keduanya sama-sama di bawah manajemen Emilio Alzamora. Ekspektasi orang terhadap Quartararo pun melambung tinggi saat ia menjalani debut di Moto3 2015.

Nyatanya, bersama Estrella Galicia 0,0, ia malah hanya dua kali finis kedua dan duduk di peringkat 10 pada klasemen akhir usai dirundung cedera berkepanjangan. Pada 2016, ia pun berpisah dengan manajemen Alzamora dan pindah ke Leopard Racing. Ia malah paceklik podium.

1 dari 2 halaman

Tak Pernah Ragukan Kemampuan

"Saya tak pernah ragu pada kemampuan saya. Saat membela Leopard Racing di Moto3, saya banyak mengeluhkan performa motor, tapi setiap kali dapat motor bagus, saya meraih hasil baik. Hal yang sama terjadi saat saya membela Pons Racing," tuturnya.

Pada awal 2017, meski masih berusia 17 tahun, tubuh Quartararo cukup tinggi besar, hingga harus naik ke Moto2 lebih cepat. Ia membela Pons Racing, tapi tetap tanpa podium. Pada 2018, ia pindah ke Speed Up Racing, makin kompetitif dan menggebrak dengan kemenangan di Catalunya, hasil yang membuatnya dilirik Yamaha.

"Saat saya membela Speed Up, segalanya jauh lebih baik. Tapi tak pernah ada momen di mana saya tak mau naik motor lagi. Saya memang mengalami banyak momen yang sangat sulit, tapi saya tak pernah berkata bahwa semua perjuangan ini sia-sia," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Jauh Lebih Fokus Perbaiki Diri

Saat menerima tawaran Petronas Yamaha SRT untuk naik ke MotoGP, Quartararo bahkan belum genap berusia 20 tahun. Langkah ini dianggap berisiko, namun kedua belah pihak membuktikan bahwa langkah ini justru terbayar sepadan.

Rider asal Prancis ini malah meraih tujuh podium, enam pole, gelar debutan dan rider independen terbaik, dan duduk di peringkat kelima pada klasemen akhir. Performa yang kompetitif pun membuat Quartararo merasa ia telah menjadi pebalap motor seutuhnya.

"Tahun ini saya merasa seperti pebalap motor sesungguhnya. Pada 2018, usai balapan berakhir, ya sudah, waktunya memikirkan hal lain. Tapi pada 2019, saya harus fokus memperbaiki diri, bahkan saat masa rehat. Saya rasa inilah alasan kami bisa tampil sangat baik dan kuat dalam banyak balapan," pungkasnya.