Bola.net - - Kehadiran pembalap Monster Yamaha Tech 3, Johann Zarco tak pelak lagi bagaikan angin segar di MotoGP. Tak hanya sukses merebut tiga podium dan gelar debutan terbaik, ia juga berkali-kali mengacak-acak peta persaingan dengan performanya yang baik serta gaya balapnya yang agresif.
Jika diamati lebih jauh, sejatinya Zarco punya beberapa faktor
'stand out' dan lebih mencolok dari rider-rider MotoGP lainnya, baik dari sisi performa maupun sisi karakternya. Ia tak pernah takut melawan para rider unggulan di lintasan, dan juga tak ragu menentang pendapat yang tak sesuai.
Tim
Bola.net pun telah mengumpulkan empat momen
'savage' Zarco, yang dikenal cukup
anti-mainstream di MotoGP. Simak yang berikut ini,
Bolaneters!
BAN BELAKANG LUNAK

Ban belakang lunak biasanya dihindari rider MotoGP karena dinilai cepat aus saat dipakai dalam sesi balap dengan kondisi kering. Para rider biasanya hanya menggunakan ban ini dalam sesi latihan dan kualifikasi, karena ban ini punya level grip yang lebih baik hingga mereka mampu mencatat waktu yang cepat.
Lain halnya dengan Zarco. Juara dunia Moto2 2015-2016 ini malah sering 'beda' sendiri dibanding para rivalnya. Tak jarang ia justru nekat memakai ban belakang lunak, meski risikonya adalah cepat aus. Uniknya, ia justru baik-baik saja, bannya tetap awet dari awal sampai akhir balapan, hingga ia konsisten finis di depan.
Para rival yakin hal ini ada kaitannya dengan strategi pemakaian ban dan gaya balap Zarco, namun belum ada yang mampu menjelaskannya lebih detail. Jika ditanya alasan mengapa hal ini bisa terjadi, Zarco juga tak pernah mengungkapkannya dengan detail dan hanya mengaku, "Karena saya nyaman saja."
MOTOR 2016 vs 2017

Seperti yang sudah diketahui, duet Movistar Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi harus jatuh bangun sepanjang musim lalu di atas motor YZR-M1 versi 2017. Secara teori, harusnya motor-motor tim pabrikan lebih
'sophisticated' ketimbang versi pendahulunya. Nyatanya, kedua rider ini punya pendapat bahwa M1 2016, yang justru dikendarai Zarco, adalah versi yang lebih baik.
Vinales dan Rossi pun mengonfirmasi hal ini, usai kembali mengendarai M1 2016 dalam uji coba pascamusim di Valencia, Spanyol akhir tahun lalu. Uniknya, dalam uji coba yang sama, Zarco ganti menjajal M1 2017 milik Vinales dan Rossi, dan berkata, "Saya tak mengerti apa masalah Mack dan Vale. Buat saya, motor ini jauh lebih stabil, baik di pengereman maupun akselerasi. Saya tak keberatan harus memakai motor ini pada 2018."
Jadi, mana
nih yang lebih baik? M1 2016 atau 2017 ya?
KONFLIK VALENTINO ROSSI

Bukan rahasia lagi bahwa Rossi sempat 'jengkel' pada Zarco usai keduanya bersenggolan di Austin tahun lalu. Usai balap,
The Doctor bahkan menyebut Zarco kelewat agresif. "Ia terlalu agresif, dan ia harus belajar melupakan gaya balapnya di Moto2, karena situasinya tak sama di MotoGP," ujarnya.
Pada akhir musim, Rossi juga menyebut Zarco cukup berbahaya. "Johann sama saja seperti Max Verstappen (pembalap muda Red Bull Racing Formula 1). Keduanya tak pernah mengerem. Jika
wheel-to-wheel dengannya, lebih baik kita yang menyingkir, ketimbang kami malah sama-sama jatuh," tuturnya.
Usai mendengarnya, Zarco memberi tanggapan dalam wawancara eksklusif bersama
L'Equipe. Uniknya, ia santai saja, "Pernyataan itu tak memancing. Sebenarnya malah menyenangkan. Setiap kali Vale bicara soal saya, baik atau buruk, ia bikin saya jadi terkenal. Di sisi lain, saya masih melihatnya sebagai idola. Tapi makin hari rasanya semua berubah jadi rasa hormat saja."
ABSEN DARI RAPAT PEMBALAP
Sejak 2003, para rider MotoGP membentuk Safety Commission (SC), yang pertemuannya harus dihadiri pada Jumat sore di setiap pekan balap untuk membicarakan tingkat keselamatan. Para rider hanya boleh absen saat ada keperluan mendesak, namun Zarco diketahui justru jarang hadir.
Kritik tajam soal absennya Zarco ini kian berdatangan usai senggolan dengan rider Ducati Corse, Jorge Lorenzo di Motegi, Jepang, dan insiden ini dibahas dalam rapat sepekan setelahnya di Phillip Island, Australia, di mana Zarco lagi-lagi absen. Kepada
MCN, Zarco pun membeberkan alasan mengapa ia kerap absen, dan ia menegaskan ini bukan karena ia tak peduli pada keselamatan rider.
"Ini pilihan pribadi. Dalam SC, jika Anda punya hal untuk dikatakan, Anda hadir dan mengatakannya. Tapi rapat SC digelar setiap pekan balap, dan menurut saya semua sudah cukup aman. Jika saya ingin berkata sesuatu, maka saya akan mengatakannya. Tapi jika semua aman, saya tak perlu datang," ujarnya.
"Jika rider mengeluh karena saya menyenggol atau menyentuh mereka, mereka selalu mengatakannya di rapat SC. Ketika berada di sana, terlalu banyak orang bicara tak hanya soal keselamatan. Semua orang malah membicarakan masalahnya sendiri-sendiri, dan kadang rapat itu justru tak bicara soal keselamatan, dan hanya soal apa yang mereka rasakan," tutupnya.
Keputusan Zarco ini sejatinya tak sepenuhnya mendapat tentangan dari para rivalnya. Aleix Espargaro dan Andrea Dovizioso merupakan segelintir orang yang bisa memakluminya, dan bahkan memberi pembelaan soal kritik-kritik tajam yang dilempar padanya.