Mick Doohan-Valentino Rossi, 'Dream Team' yang Gagal Terwujud di MotoGP

Mick Doohan-Valentino Rossi, 'Dream Team' yang Gagal Terwujud di MotoGP
Valentino Rossi (c) Yamaha

Bola.net - Lima kali juara dunia GP500, Mick Doohan, mengaku ingin bertandem dengan Valentino Rossi pada 2000. Sayang, cedera lutut parah membuat impian ini sirna karena ia harus pensiun mendadak pada awal 1999. Hal ini ia sampaikan dalam kanal YouTube Australian Motorcycle Grand Prix.

Dalam acara 'Under The Visor' yang dipandu eks rider MotoGP, Chris Vermeulen, tersebut, Doohan yang merupakan legenda Repsol Honda, menyatakan bahwa kehadiran Rossi dalam timnya pasti bisa membuat mereka menjadi rider yang jauh lebih kuat.

"Saya ingin Rossi sebagai tandem saya. Saya rasa takkan jadi masalah, toh ia akan bekerja di garasi yang berbeda, dan kami didukung sponsor berbeda," ungkap Doohan seperti yang dikutip Marca, mengingat Rossi membela Nastro Azzurro Honda di GP500 2000.

1 dari 3 halaman

Bakal Saling Beri Tantangan Berat

Bakal Saling Beri Tantangan Berat

Mick Doohan (c) HRC

Saat Doohan pensiun, Rossi tengah dalam perjalanannya menuju gelar GP250. Setelah Doohan gantung helm, Honda pun memutuskan seluruh krunya diserahkan kepada Rossi untuk musim 2000. Bersama mereka, Rossi langsung jadi runner up, dan sukses merebut gelar dunia pada 2001.

"Vale sangat cepat sejak awal, dan itulah alasan saya ingin ia jadi tandem saya. Saya yakin bakal jadi tantangan yang berat. Saya akan memberinya banyak masalah, dan ia juga akan memberi saya masalah tak kalah banyak," ungkap Doohan, yang usai pensiun sempat diminta untuk membimbing Rossi menjalani debut GP500.

2 dari 3 halaman

Tak Ada yang Lebih Baik dari Rossi

Dalam wawancara yang sama, Doohan juga mengomentari peluang Rossi membela Petronas Yamaha SRT tahun depan, yakni saat usianya mencapai 42 tahun. Doohan yakin, The Doctor masih punya kemampuan mumpuni yang bisa membantu Yamaha mengembangkan YZR-M1.

"Saya rasa Yamaha akan memberinya perangkat terbaik meski ia membela tim satelit. Selain itu, tak ada yang lebih baik darinya dalam mengembangkan motor. Ia sempurna, masih kompetitif," tutur Doohan.

"Saya kagum pada dedikasinya, karena ia juga mampu naik podium meski harus start dari posisi 8. Masalahnya adalah sulit untuk tahu siapa yang punya kecepatan seperti Marc Marquez," pungkas pria asal Australia ini.