Michelin: Tak Ada Tim Curang di MotoGP, Sensor Ban Diseragamkan pada 2023

Michelin: Tak Ada Tim Curang di MotoGP, Sensor Ban Diseragamkan pada 2023
Pembalap Ducati Lenovo Team, Pecco Bagnaia (c) Ducati Corse

Bola.net - Manajer Michelin Motorsport, Piero Taramasso, angkat bicara soal kehebohan mengenai dugaan pelanggaran batas minimum tekanan ban di MotoGP baru-baru ini. Lewat GPOne, Rabu (11/5/2022), Taramasso menyatakan tak ada pihak yang curang, namun ia menegaskan terdapat pemakaian sensor berbeda di antara tim-tim peserta.

Batas minimum tekanan ban MotoGP adalah 1,9 bar atau 27,6 psi untuk ban depan dan 1,7 bar atau 24,6 psi untuk ban belakang. Namun, dugaan pelanggaran batas minimum ini terkuak ke publik setelah Mat Oxley, jurnalis Motor Sport Magazine, mendapatkan bocoran anomali data ban balapan di Jerez dari insinyur salah satu pabrikan.

Dari data itu, ada empat rider yang berkendara dengan tekanan ban yang tak sesuai regulasi. Mereka adalah Pecco Bagnaia (ban depan), Jorge Martin (ban depan), Andrea Dovizioso (ban belakang), dan Alex Rins (ban depan). Bagnaia dan Martin bahkan berkendara dengan tekanan ban depan di bawah regulasi sepanjang balapan (25 lap).

Insinyur terkait menyatakan praktik ini sudah dilakukan seluruh pabrikan selama bertahun-tahun, sejak Michelin mengambil alih peran Bridgestone sebagai suplier tunggal pada 2016. Namun, Taramasso menyebut praktik ini bukan pelanggaran karena tiap tim memakai sensor tekanan ban yang berbeda, sehingga toleransinya berbeda-beda pula.

1 dari 2 halaman

Sudah Ada Rencana Seragamkan Sensor Mulai 2023

Sudah Ada Rencana Seragamkan Sensor Mulai 2023

MotoGP Austin 2022 di Circuit of The Americas (c) AP Photo

Taramasso menyatakan, musim ini seluruh pabrikan dan tim bersama Dorna Sports memang sepakat berbagi data tekanan ban. Langkah ini dilakukan demi mengamati cara kerja tiap sensor, sebelum diseragamkan pada 2023. Saat sudah diseragamkan, maka toleransinya akan sama, sehingga lebih mudah memantau kedisiplinan tiap tim.

"Data itu memang nyata, namun harus dijelaskan. Michelin menyuplai ban kepada semua partisipan MotoGP dan meminta batas minimum tekanan ban dihormati. Setelahnya, MSMA, IRTA, dan Dorna memutuskan untuk bekerja sama tahun ini dengan cara berbagi data semua rider," ungkap Taramasso.

"Ini dilakukan demi memahami sistem kerjanya, dan kemudian menerapkan aturan yang lebih tegas tahun depan, dengan sensor yang seragam, yang punya toleransi yang sama, dengan kanal transfer data yang hanya bisa diakses oleh Dorna dan IRTA. Dengan cara itu, perhitungan bisa dilakukan," lanjut pria Italia ini.

Taramasso menyatakan bahwa setidaknya terdapat tiga jenis sensor berbeda yang dipakai oleh 12 tim peserta MotoGP. Hal ini berbeda dengan MotoE, di mana Michelin juga menjadi suplier tunggal ban dan seluruh tim memakai sensor yang sama. Moto2 dan Moto3, yang memakai ban Dunlop, juga memakai sensor yang sama.

2 dari 2 halaman

Beda Sensor, Beda Toleransi Penghitungan

Beda Sensor, Beda Toleransi Penghitungan

Pembalap Pramac Racing, Jorge Martin (c) AP Photo

"Cara itu (penyeragaman sensor) tak bisa dilakukan tahun ini, karena tim-tim yang ada memakai materi berbeda. Beberapa pakai McLaren, beberapa lagi pakai LDL, dan beberapa lainnya pakai 2D. Semuanya sensor dengan toleransi berbeda, dan kanal transmisinya terbuka, jadi semua orang bisa memodifikasi data itu, tak seperti di Moto2 dan MotoE," tutur Taramasso.

"Kini kami bekerja berdasarkan kepercayaan, semua tim tahu nilai-nilai apa yang harus dihormati, dan mereka tahu bahwa mereka tak bisa main-main dengan tekanan ban. Pasalnya, konsekuensinya bisa jadi bencana. Tak seorang pun berani berkendara dengan tekanan ban yang lebih rendah dari yang kami minta," lanjutnya.

Taramasso juga menyatakan, rendahnya tekanan ban tak berarti pembalap otomatis mendapatkan keuntungan, karena terkadang ada pula yang justru mendapatkan kesialan. Ia menambahkan bahwa main-main dengan tekanan bisa menyebabkan kerusakan pada ban, dan ini tentu membahayakan nyawa rider.

"Dalam MotoGP masa kini, tak ada yang main-main dengan tekanan ban, semua mencoba menaati batasan minimum, dan mereka tahu menurunkan tekanan ban terlalu jauh bisa bikin bannya rusak. Namun, bukan tugas Michelin untuk menilai apa yang harus dilakukan semua tim. Yang jelas, ada banyak parameter yang harus dipertimbangkan dalam menentukan tekanan," tutupnya.

Sumber: Motor Sport Magazine, GPOne