Marc Marquez Terharu Finis di Portimao, Bagai Main Sepak Bola dengan Senior

Marc Marquez Terharu Finis di Portimao, Bagai Main Sepak Bola dengan Senior
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez (c) Honda Racing Corporation

Bola.net - Marc Marquez sangat emosional bisa finis dalam MotoGP Portimao, Portugal, Minggu (18/4/2021), sampai-sampai beberapa kali menangis penuh haru usai balap, yakni saat kembali ke garasi dan juga saat wawancara dengan media massa. Via Crash.net, rider Repsol Honda itu menyebut ini memang langkah penting dari masa pemulihannya.

Seperti diketahui, Marquez sempat absen sepanjang musim 2020 dan dua balapan pertama tahun ini akibat cedera patah tulang humerus berkepanjangan. Melihat progres penyembuhannya yang kian baik dalam beberapa bulan terakhir, tim dokter akhirnya memberinya lampu hijau untuk kembali berkompetisi, dimulai dari Portimao.

Aksi 'comeback' Marquez tak buruk walau ia tak mematok target. Start keenam, ia naik ke posisi keempat pada lap pembuka. Tapi secara perlahan ia melorot ke posisi 9 pada pertengahan balap. Ia pun naik dua posisi usai terbantu kecelakaan Alex Rins dan Johann Zarco. Ia akhirnya finis di posisi ketujuh. Baginya, hasil ini bagai kemenangan.

1 dari 3 halaman

Lelah Tapi Emosional

Sesampainya di garasi, Marquez emosional dan menangis sembari diiringi tepuk tangan salut dari seluruh anggota timnya. "Saya orang yang suka menyimpan emosi sendiri, tapi saat tiba di garasi dengan sambutan para mekanik, saya tak bisa mengendalikannya. Sudah lama sekali saya memimpikan hari ini, finis di balapan MotoGP," tuturnya.

"Ini langkah terbesar dalam rehabilitasi dan pemulihan saya. Kembali merasa sebagai rider MotoGP adalah impian saya, dan saya mewujudkannya hari ini. Saat tiba di garasi, tentu saya kelelahan, namun emosi saya meledak dan tak terkendali. Tapi ini sangat menyenangkan!" lanjut delapan kali juara dunia ini.

Marquez pun mengakui bahwa bagian terberat dalam balapan ini adalah lap-lap awal. Rider berusia 28 tahun ini mengaku merasa tak berada di tempat yang semestinya. "Rasanya seperti di sekolah, saat main sepak bola dengan anak-anak yang lebih tua. Saya tak punya ritme, tak bisa mengendalikan motor, dan kemudian Joan Mir mulai menyalip saya," ujarnya.

2 dari 3 halaman

Belum Kembali Terbiasa 'Main-Main' Saat Berduel

Belum Kembali Terbiasa 'Main-Main' Saat Berduel

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez (c) Honda Racing Corporation

Marquez mengakui, usai nyaris setahun tak balapan, ia sulit memahami titik pengereman yang tepat ketika melaju di belakang rival, juga sulit memahami cara 'bermain' dengan rider lain saat melakoni aksi saling salip. Ia juga mengaku masih belum terbiasa mencoba-coba garis balap yang lain ketika bertarung dengan para lawannya.

"Ini sangat sulit, karena sesegeranya saya masuk tikungan, saya tak bisa masuk ke garis balap yang lain. Usai enam lap, saya pun ambil napas. Jika tidak, saya takkan finis. Jadi, saya santai saja, tak mau masuk dalam pertarungan," ungkap Marquez, yang pada pertengahan balap mulai bisa menyesuaikan diri dengan situasi kompetisi.

"Saya memperbaiki ritme secara bertahap, dan mencatat lap terbaik pribadi jelang akhir. Saya sempat coba mengejar Aleix (Espargaro) lagi, tapi tiba-tiba tubuh saya bilang 'cukup'. Pada 5-6 lap terakhir, saya hanya duduk di atas motor, mencoba finis. Jadi, finis 13 detik di belakang Fabio (Quartararo) adalah hasil menakjubkan," tutupnya.

Sumber: Crashnet