Marc Marquez: Saya Hanya Takut Tak Bisa Kembali Hidup Normal

Marc Marquez: Saya Hanya Takut Tak Bisa Kembali Hidup Normal
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez (c) AP Photo

Bola.net - Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, menyatakan dirinya tak sejatinya terlalu cemas soal kans kembali balapan saat menjalani pemulihan cedera patah tulang humerus kanan. Kepada MotosanGP, Senin (21/6/2021), ia justru mengaku lebih takut tak bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal seperti sediakala.

Lengan Marquez memang patah usai kecelakaan di MotoGP Jerez, Spanyol, Juli 2020. Tiga pekan setelahnya, plat titaniumnya patah usai membuka jendela rumah hingga harus menjalani operasi kedua. Ia pun harus absen sepanjang musim, dan proses pemulihannya tak kunjung membaik dan bahkan terdeteksi mengalami infeksi.

Alhasil, pada Desember, ia menjalani operasi cangkok tulang dan menjalani rehabilitasi dengan antibiotik sampai kini. Sempat absen dari dua seri di Qatar, ia pun akhirnya kembali balapan di Seri Portimao musim ini, meski kondisi lengannya belum optimal dan bahkan terjadi komplikasi dengan bahu kanan yang dioperasi pada akhir 2019.

Usai finis ketujuh di Portimao dan kesembilan di Jerez, Marquez sayangnya gagal finis beruntun di Le Mans, Mugello, dan Catalunya. Namun, di uji coba pascabalap Catalunya, ia secara mengejutkan menjalani 87 lap, tanda bahwa lengan dan bahunya membaik. Alhasil, kepercayaan dirinya melambung jelang Seri Sachsenring, Jerman.

1 dari 3 halaman

Sedih Tiga Kali Gagal Finis Beruntun

Sedih Tiga Kali Gagal Finis Beruntun

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez (c) AP Photo

Sachsenring sendiri dikenal sebagai trek Honda, sekaligus Marquez sendiri, yang beruntun menang di sana sejak GP125 2010. Meski gagal meneruskan tradisi pole, Marquez tak mengalami kendala fisik dalam balapan berkat adanya 10 tikungan ke kiri. Memimpin sejak lap pembuka, ia pun melenggang sebagai pemenang.

"Kemenangan ini terasa berbeda. Entah mengapa, tapi saya merasakan euforia. Mungkin saya baru akan menyadarinya nanti, tapi hasil ini akan membantu kami. Tiga kali gagal finis beruntun sungguh berat bagi mental saya. Mudah saja main aman dan coba sekadar finis di podium, tapi itu bukan mentalitas saya," tuturnya.

"Saya percaya diri soal kondisi lengan dan bahu saya. Saya bisa berkendara dengan baik, hanya pada perubahan arah di Tikungan 10 dan 11 saya tidak konsisten. Namun, lengan kiri saya bekerja dengan sangat baik dan saya merasa dalam kondisi yang sangat baik pula," lanjut delapan kali juara dunia asal Spanyol ini.

Marquez pun yakin akan kesulitan lagi di Assen, Belanda, 25-27 Juni nanti, namun ia mengaku titik balik mental dan fisiknya terjadi usai menjalani uji coba di Catalunya. Ia mengaku kepada sang fisioterapis, Carlos J. Garcia, bahwa target utamanya bukanlah kembali jadi rider yang garang, melainkan kembali hidup normal dalam sehari-harinya.

2 dari 3 halaman

Ingin Hidup Normal Lagi, Tak Peduli Klasemen Akhir Musim

Ingin Hidup Normal Lagi, Tak Peduli Klasemen Akhir Musim

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez (c) AP Photo

"Pada September, Oktober, dan November, saya merasa takut. Bukan cemas tak bisa menang lagi, melainkan cemas soal progres pemulihan lengan. Kami mengalami kemunduran daripada kemajuan. Saya cemas soal hidup saya, bukan cemas soal kompetisi. Namun, usai operasi ketiga, semua kembali normal," kisah Marquez.

"Saya belum kembali ke level yang dulu, tapi di Montmelo, saya bilang pada Carlos bahwa saya ingin hidup normal lagi. Saya sudah bolak-balik ke Madrid (untuk tes medis) dan ingin kehidupan normal saya kembali. Saya ingin latihan dengan adik saya, pergi ke gym, latihan motor, kembali ke hidup yang normal," ungkapnya.

Berkat kemenangan di Sachsenring, kini Marquez naik ke peringkat 10 di klasemen dengan 41 poin. Masih ada 11 seri tersisa, namun Marquez tegas ogah memikirkan hasil akhir musim. "Bersikap realistis, saya tak tahu dan tak peduli. Saya tertinggal 90 poin dari Fabio Quartararo dan saya harus menghadapi para rider MotoGP yang kuat," ujarnya.

"Jadi, saya tak peduli jika harus jadi runner up, duduk di peringkat ketiga, atau keempat. Jika tak bisa menang, hal-hal macam ini sudah tak penting lagi, karena pada 2005 pun, tak ada yang ingat siapa yang jadi runner up (Marco Melandri). Saya sendiri tak ingat, jadi saya rasa tak satu pun orang akan ingat," pungkas The Atomic Ant.

Sumber: MotosanGP