Marc Marquez dan Rider MotoGP Lain yang Hanya Bela Satu Tim

Marc Marquez dan Rider MotoGP Lain yang Hanya Bela Satu Tim
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez (c) HRC

Bola.net - Marc Marquez sontak membuat gempar paddock MotoGP pada Kamis (20/2/2020), dengan pengumuman bahwa dirinya akan bernaung di Honda Racing Corporation (HRC) sebagai pebalap tim pabrikan mereka sampai 2024.

Pengumuman ini dirilis usai Marquez menandatangani perpanjangan kontrak berdurasi empat tahun, durasi kontrak yang bahkan tak pernah diraih legenda-legenda Repsol Honda lain seperti Mick Doohan, Valentino Rossi, Dani Pedrosa, dan Casey Stoner.

Terakhir, Honda memberi kontrak lebih dari dua tahun kepada Jack Miller, yang naik dari Moto3 ke MotoGP pada 2015 lalu dengan durasi kontrak tiga tahun. Meski begitu, Miller yang kini membela Pramac Racing dan Ducati, tak pernah mencicipi rasanya membela tim pabrikan Honda.

Marquez pun praktis membela Repsol Honda selama 12 tahun, dan menjadi rider dengan masa kerja terpanjang di Repsol Honda setelah Pedrosa, yang membela tim itu pada 2006-2018. Saat kontraknya habis nanti, Marquez akan berusia 31 tahun, dan kemungkinan sudah tak ada hasrat untuk pindah ke tim lain.

Berikut para pebalap MotoGP yang sepanjang kariernya hanya pernah membela satu tim.

1 dari 7 halaman

Dani Pedrosa

Dani Pedrosa

Dani Pedrosa (c) HRC

Pedrosa menjalani debutnya di ajang Grand Prix pada 2001 bersama Honda, dan merebut gelar dunia GP125 2003 serta GP250 2004 dan 2005.

Naik ke MotoGP pada 2006, ia pun membela Repsol Honda sampai akhirnya pensiun pada akhir 2018. Meski begitu, kini rider asal Spanyol itu menjabat sebagai test rider KTM.

2 dari 7 halaman

Mick Doohan

Mick Doohan

Mick Doohan (c) MotoGP

Mick Doohan menjalani debut Grand Prix pada 1989 bersama Honda dan langsung turun di kelas GP500. Sejak awal kariernya, rider Australia ini langsung tampil gemilang.

Ride asal Australia ini bahkan sukses merebut lima gelar dunia beruntun pada 1994-1998, sebelum harus pensiun mendadak pada 1999 akibat kecelakaan yang mencederai kakinya.

3 dari 7 halaman

Wayne Gardner

Wayne Gardner

Remy dan Wayne Gardner (c) Instagram/Wayne Gardner

Wayne Gardner pertama kali turun di GP500 pada 1983. Meski kala itu hanya turun dua kali, ia langsung membela Honda.

Saat mulai balapan semusim penuh pada 1985, rider Australia ini pun terus membela pabrikan Sayap Tunggal, dan prestasi terbaiknya adalah menjadi juara dunia pada 1987.

4 dari 7 halaman

Kenny Roberts sr

Kenny Roberts sr

Carmelo Ezpeleta, Kenny Roberts Sr dan Kenny Roberts Jr. (c) Suzuki

Kenny Roberts sr, atau King Kenny, selalu setia membela Yamaha bahkan saat ia masih turun dalam satu balapan di GP250 1974. Pada 1978, Roberts pun turun di dua kelas sekaligus, yakni di GP250 dan GP500, tetap bersama Yamaha. Pada tahun yang sama, ia pun meraih gelar dunia di kelas tertinggi.

Ia pun menambah koleksi gelar dunia GP500 pada 1979 dan 1980, dan masih terus membela Yamaha sampai memutuskan pensiun pada 1983, saat ia mengakhiri musim di peringkat runner up.

5 dari 7 halaman

Wayne Rainey

Wayne Rainey

Wayne Rainey (c) MotoGP.com

Wayne Rainey menjalani debut Grand Prix bersama Yamaha pada 1984, saat ia turun di GP250 dan duduk di peringkat 8 pada klasemen pebalap. Pada 1988, ia pun turun di GP500, masih bersama Yamaha dan menduduki peringkat ketiga, dan menjadi runner up pada 1989.

Setelahnya, ia pun meraih tiga gelar dunia secara beruntun, dan menjadi runner up pada 1993, usai mengalami kecelakaan fatal di Misano, Italia, yang membuatnya lumpuh dari pinggang ke bawah. Ia pun harus pensiun mendadak, dan terpaksa rela melihat gelar dunia jatuh ke musuh bebuyutannya yang kini justru jadi sahabat, Kevin Schwantz.

6 dari 7 halaman

Kevin Schwantz

Kevin Schwantz

Kevin Schwantz dan Valentino Rossi (c) Yamaha

Kevin Schwantz menjalani debut Grand Prix langsung di GP500 1986 bersama Suzuki. Pada 1988, ia mulai menggebrak dengan kemenangan, dan terus menjadi lawan sengit Rainey. Terus membela Suzuki, rider asal Texas, Amerika Serikat, ini sukses meraih gelar dunia pada 1993, yang sampai kini masih dikenang banyak orang.

Sayang, pada 1994, El Pajarito kerap mengalami kecelakaan dan dirundung banyak cedera. Akhirnya, pada awal 1995, usai berbincang dengan Rainey yang terpaksa pensiun karena lumpuh akibat kecelakaan di Misano pada 1993, Schwantz memilih pensiun usai menjalani tiga balapan.

7 dari 7 halaman

Atlet Lain

Atlet Lain

Lionel Messi dan Kobe Bryant (c) AP Photo

Lionel Messi dan Kobe Bryant memang bukan pebalap motor, melainkan pesepak bola dan pebasket. Meski begitu, keduanya sama-sama dikenal setia pada tim mereka.

Messi selama ini tak pernah membela tim selain FC Barcelona, dan bersama-sama, mereka meraih 10 gelar juara La Liga. Sementara itu, Bryant sukses meraih lima cincin juara NBA bersama Los Angeles Lakers.