
- Sporting Director LCR Honda, Oscar Haro akhirnya ikut angkat bicara soal perselisihan rider Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi dan rider Repsol Honda, Marc Marquez yang kembali tersulut sejak Seri Argentina pada April lalu, di mana keduanya bersenggolan dan membuat Rossi terjatuh.
Perselisihan ini tentu sebuah lanjutan dari perselisihan keduanya pada 2015 lalu, di mana Rossi menuduh Marquez bersekongkol dengan Jorge Lorenzo demi menjegalnya merebut gelar dunia. Belum lagi ditambah senggolan keduanya di Sepang, Malaysia, di mana Marquez terjatuh di Tikungan 14.
Advertisement
Sebelum menjalani pekan balap di Misano, San Marino dua pekan lalu, Marquez mengaku masih ingin berdamai dengan Rossi. Saat keduanya bertemu dalam sesi jumpa pers, Rossi menyatakan tak perlu ada perdamaian karena merasa tak ada masalah dengan Marquez. Meski begitu, Rossi tetap menolak tawaran jabat tangan yang disodorkan Marquez.
Hal ini pun segera menjadi topik pembicaraan yang cukup panas di paddock MotoGP. Tak sedikit pihak yang mempertanyakan dan merasa kecewa gestur Rossi tersebut. Rider Ducati Corse, Jorge Lorenzo bahkan menyebut Rossi kekanakan dan menyebut Marquez harusnya tak usah peduli pada permainan mental The Doctor.
Ada Dua Sudut Pandang
Dalam wawancaranya dengan Motociclismo, Oscar Haro pun mengaku yakin ada dua sudut pandang dalam perselisihan Rossi dan Marquez ini. Haro yakin bahwa penolakan Rossi untuk berjabat tangan Marquez justru merupakan tanda semakin buruknya hubungan mereka.
Ada dua cara untuk melihatnya. Pertama bagi kita yang bukan pembalap. Saya rasa Vale tak perlu menambahkan bensin kepada api. Ia sudah punya duri yang tersangkut pada Marc. Padahal ia satu-satunya orang yang bersalah atas kegagalannya merebut gelar ke-10, ungkap Haro.
Pria asal Spanyol ini bahkan menyatakan bahwa Rossi harusnya bisa bersikap lebih dewasa. Harusnya kedewasaan Vale lebih tinggi daripada ini, karena Marc tak kurang dan tak lebih adalah Vale 10 tahun lalu. Kini Vale nyaris berusia 40 tahun, ia tak berada di level Marc dan Yamaha tak berada di level Honda. Saya rasa keduanya harus berjabat tangan, lanjutnya.
Maklumi Ego Pembalap
Di lain sisi, Haro yakin bahwa banyak pihak juga harus memaklumi bahwa setiap pembalap memiliki egonya masing-masing. Para pembalap cukup mustahil saling bersahabat dan mereka tak perlu akur bila ingin menjadi yang terbaik. Ruben Xaus (eks rider MotoGP dan WorldSBK) memberitahu saya bagaimana cara melihat hal ini lewat sudut pandang pembalap, tuturnya.
Saat Anda dibuat keluar lintasan oleh seorang rider, hal terakhir yang ingin Anda lakukan adalah berjabat tangan. Itulah ego yang dimiliki para pembalap, dan bagi kita yang bukan pembalap, tak akan pernah bisa memahami hal ini, pungkas Haro.
Advertisement
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 06:04
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 06:01
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:52
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:41
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:32
MOST VIEWED
- Lempar Pujian Selangit Usai MotoGP Argentina, Gigi Dall'Igna Sebut Marc Marquez Pembalap Cerdas
- Alex Marquez Tersinggung Dituduh Selalu Ngalah ke Marc Marquez, Merasa Tak Dihormati Sebagai Pembalap
- Eks Bos Petronas Yamaha Sebut MotoGP Berubah dari 'Ducati Cup' Jadi 'Marquez Championship'
- Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...