Lorenzo: Hengkang dari Ducati Tak Sepenuhnya Keputusan Saya

Lorenzo: Hengkang dari Ducati Tak Sepenuhnya Keputusan Saya
Jorge Lorenzo (c) AFP

- Jorge Lorenzo mengakui bahwa keputusannya meninggalkan Ducati Corse akhir musim nanti tidak sepenuhnya ada di tangannya. Rider Spanyol ini bahkan mengaku akan lebih memilih bertahan di Ducati ketimbang pindah ke Repsol Honda di MotoGP musim depan, andai tak ada konflik internal di dalam tim tersebut.

Bergabung dengan Ducati pada awal 2017, Lorenzo memang sempat kesulitan beradaptasi dan mengalami paceklik kemenangan selama 1,5 tahun. Tak kunjung menang, Lorenzo pun mendapat kritik tajam dari CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali yang yakin Lorenzo tak mampu menjinakkan Desmosedici.

Meski tiga petinggi tim balap Ducati lainnya, yakni Gigi Dall'Igna, Paolo Ciabatti dan Davide Tardozzi menginginkannya untuk bertahan, Lorenzo telah telanjur sakit hati pada kritikan Domenicali, yang ingin menggantikan Lorenzo dengan Danilo Petrucci. Alhasil, ia pun menghubungi Repsol Honda dan menerima risiko bertandem dengan Marc Marquez musim depan.

1 dari 2 halaman

Tak Banyak Opsi

Lorenzo mengaku dirinya sempat cemas tak bisa mendapatkan tim musim depan, karena peluang kembali membela tim pabrikan Yamaha sudah tertutup rapat. Por Fuera pun segera menghubungi Manajer Tim Repsol Honda, Alberto Puig untuk menanyakan apakah ada peluang bagi dirinya untuk menjadi tandem baru Marquez.

Dengan diskusi yang cukup singkat, Lorenzo pun digaet oleh Puig untuk menggantikan Dani Pedrosa. "Dalam beberapa hal, ini keputusan yang sangat sulit. Tapi keputusan ini tak sepenuhnya di tangan saya, karena waktu itu saya tak punya banyak opsi dan saya paham bahwa Ducati ingin mengganti saya dengan rider lain," ujarnya via MotoGP.com.

2 dari 2 halaman

Sedih Sekaligus Bangga

Lorenzo, yang pada awalnya ingin mengakhiri karir sebagai rider Ducati di masa depan, jelas sedih atas perpisahan ini, mengingat ia mulai kembali ke performa terbaiknya dengan meraih tiga kemenangan. Meski begitu, ia tetap bangga karena telah membuka jalan pikiran Ducati untuk mau mengembangkan Desmosedici lebih jauh.

"Secara pribadi saya sedih, karena saya kehilangan tantangan ini, dan saya yakin sejatinya kami bisa meraih banyak hal fantastis bersama-sama bila bekerja sama lebih lama. Tapi saya meninggalkan tim yang kini tahu cara memperbaiki performa motor," ungkap lima kali juara dunia ini.

"Di lain sisi, mereka juga memberitahu saya cara untuk mengubah gaya balap, berkendara dengan cara yang berbeda, lebih kompetitif, dna hal ini akan saya bawa di tantangan berikutnya. Pada akhirnya, Anda harus profesional dengan tim Anda, bekerja maksimal untuk anggota tim Anda sampai seri terakhir dan mereka pasti akan melakukan hal yang sama untuk Anda," pungkasnya. (mgp/dhy)