
Bola.net - Spanyol boleh saja menjadi bangsa paling dominan di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir, tapi tampaknya Negeri Matador harus mulai melakukan gerakan antisipasi terhadap invasi para pebalap Italia, Prancis, Jerman dan Inggris.
Italia merupakan negara yang sejak dulu bersaing ketat dengan Spanyol dalam menurunkan pebalap-pebalap hebatnya, dan kini Inggris tengah menjadi sorotan setelah lima pebalapnya sukses tampil gemilang di arena Grand Prix.
Akibat menonjolnya talenta-talenta asal Inggris ini, para pengamat memprediksi akan ada The Next Barry Sheene, yakni pebalap legendaris kebanggaan Inggris yang merebut gelar dunia GP500 pada tahun 1976 dan 1977.
Siapa sajakah calon-calon The Next Barry Sheene ini? Mari kita simak, Bolaneters! (mgp/kny)
Italia merupakan negara yang sejak dulu bersaing ketat dengan Spanyol dalam menurunkan pebalap-pebalap hebatnya, dan kini Inggris tengah menjadi sorotan setelah lima pebalapnya sukses tampil gemilang di arena Grand Prix.
Akibat menonjolnya talenta-talenta asal Inggris ini, para pengamat memprediksi akan ada The Next Barry Sheene, yakni pebalap legendaris kebanggaan Inggris yang merebut gelar dunia GP500 pada tahun 1976 dan 1977.
Siapa sajakah calon-calon The Next Barry Sheene ini? Mari kita simak, Bolaneters! (mgp/kny)
1 dari 5 halaman
Danny Kent - Leopard Racing
Sayang nasib Kent begitu malang di kelas menengah, yakni hanya mengumpulkan 15 poin dan menduduki peringkat ke-22. Kent pun kembali ke Moto3, kali ini bernaung di bawah bendera Red Bull Husqvarna Ajo. Menduduki peringkat kedelapan di akhir musim, ia hijrah ke Leopard Racing di atas Honda.
Awal musim ini begitu manis bagi Kent. Ia mengoleksi tiga podium termasuk dua kemenangan dan memuncaki klasemen dengan 66 poin. Dalam dua kemenangan yang ia raih, Kent sukses unggul dengan margin yang begitu besar dan dominan. Ia pun sukses dicap sebagai kandidat terkuat juara dunia Moto3 2015.
2 dari 5 halaman
Sam Lowes - Speed Up Racing
Prestasi mengagumkan ini membuat Lowes tertarik menerima tawaran Speed Up Racing, yang sukses besar bersama Andrea Iannone di kelas Moto2 2010-2012. Meski kerap membuktikan diri mampu tampil kompetitif, Lowes sering terjatuh dan hanya menduduki peringkat ke-13 di akhir musim.
Sama seperti Kent, awal musim ini juga berjalan baik bagi Lowes. Sejak masa pramusim, ia sukses membuktikan kecepatan. Dalam tiga seri pertama, Lowes mengoleksi dua podium, yang salah satunya berupa kemenangan di Texas. Ia pun menjadi kandidat juara dunia Moto2 bersama Esteve 'Tito' Rabat dan Johann Zarco.
3 dari 5 halaman
Bradley Smith - Monster Yamaha Tech 3
Smith pun hijrah ke Moto2 bersama Tech 3 pada tahun 2011-2012. Namanya tak segemilang Stefan Bradl dan Marc Marquez, tapi pebalap asal Oxford ini selalu sukses masuk peringkat 10 besar dan tiga kali menapaki podium. Konsistensinya membuat bos Tech 3, Herve Poncharal memindahkannya ke MotoGP pada tahun 2013.
Sebagai pengganti Andrea Dovizioso di Monster Yamaha Tech 3, langkah Smith sempat terseok-seok, namun akhirnya sukses meraih podium perdana di MotoGP Australia 2014. Musim ini, ia bahkan tiga kali mengungguli rekan setimnya yang merupakan juara dunia Moto2 2013, Pol Espargaro.
4 dari 5 halaman
Scott Redding - Marc VDS Racing
Pada tahun 2010, Redding naik ke kelas Moto2 bersama Marc VDS Racing. Sayang, di atas motor Suter, ia tak bisa menunjukkan potensi sesungguhnya. Pada tahun 2012, barulah Redding unjuk gigi ketika membalap di atas Kalex. Tahun 2013 merupakan musim terbaiknya, di mana ia menduduki peringkat runner up.
Prestasi ini membuatnya dipinang oleh Departemen Balap Honda (HRC) pada tahun 2014. Ia bernaung di bawah bendera Gresini Honda dengan motor Open RCV1000R, namun motor ini dianggap tak membuatnya berkembang.
Mundurnya Gresini dari HRC, membuat Redding dilimpahkan ke tim lamanya, Marc VDS Racing yang juga naik ke MotoGP 2015. Kini ia mendapatkan motor pabrikan RC213V yang mirip dengan milik Marc Marquez. Meski masih dalam tahap adaptasi, banyak pengamat memprediksi Redding akan segera membuat gebrakan.
5 dari 5 halaman
Cal Crutchlow - CWM LCR Honda
Menduduki peringkat kelima World Superbike, Crutchlow menerima pinangan Monster Yamaha Tech 3 di MotoGP 2011. Musim debutnya tak terlalu mulus, namun Tech 3 dan Yamaha masih menaruh kepercayaan besar padanya hingga mulai sukses mendulang podium di tahun berikutnya.
Pada tahun 2013, Crutchlow makin bersinar dengan mengoleksi empat podium dan menduduki peringkat kelima. Sayang, hasratnya menjadi pebalap pabrikan Ducati membuatnya hengkang pada tahun 2014. Saat itulah prestasi Crutchlow menurun, yakni hanya meraup satu podium dan menduduki peringkat ke-13.
Satu musim buruk di Ducati membuatnya membatalkan kontrak tahun kedua dan memilih hijrah ke CWM LCR Honda, menggantikan Stefan Bradl. Di atas motor RC213V seperti milik Marc Marquez, Crutchlow sukses meraih podium perdananya di Argentina. Ia pun diprediksi bakal makin kuat pekan demi pekan.
Advertisement
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:41
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:32
-
Amerika Latin 21 Maret 2025 05:30
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 05:29
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 05:24
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:12
MOST VIEWED
- Lempar Pujian Selangit Usai MotoGP Argentina, Gigi Dall'Igna Sebut Marc Marquez Pembalap Cerdas
- Alex Marquez Tersinggung Dituduh Selalu Ngalah ke Marc Marquez, Merasa Tak Dihormati Sebagai Pembalap
- Eks Bos Petronas Yamaha Sebut MotoGP Berubah dari 'Ducati Cup' Jadi 'Marquez Championship'
- Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...