Lempar Kritik Tajam, Rossi Minta Yamaha Belajar dari MotoGP 2004

Lempar Kritik Tajam, Rossi Minta Yamaha Belajar dari MotoGP 2004
Valentino Rossi (c) AFP

- MotoGP Austria akhir pekan lalu disebut Valentino Rossi sebagai pekan balap terburuk selama ia membela Yamaha. Atas alasan ini, The Doctor kembali melemparkan kritik tajam kepada timnya, meski sang Project Leader YZR-M1, Kouji Tsuya telah meminta maaf secara publik kepada Rossi dan Vinales usai sesi kualifikasi pada Sabtu (11/8).

Tsuya dan jajaran petinggi Yamaha, termasuk Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis dan Direktur Tim Movistar Yamaha MotoGP, Massimo Meregalli mengajukan permintaan maaf usai Yamaha menjalani 21 balapan terakhir tanpa kemenangan, serta usai Rossi dan Vinales terpaksa start dari posisi 14 dan 11 di Red Bull Ring.

Mimpi buruk ini dinyatakan Rossi bukan lagi sebuah kejutan, mengingat ia telah berulang kali bahwa sistem elektronik YZR-M1 di sektor akselerasi merupakan masalah utama yang harus diperbaiki. "Tahun lalu, performa Honda dan Ducati tak begitu baik dibanding sekarang, tapi jujur saja waktu itu saya juga tak nyaman dengan sasis dan sisi mekanis M1. Tahun ini, dengan sasis dan distribusi beban, saya nyaman," ungkapnya kepada Crash.net.

"Tapi kini elektronik Honda dan Ducati mengalami kemajuan besar dan sayangnya justru di sanalah Yamaha tak mampu. Menurut saya, ini kuncinya. Yamaha harus paham apa yang harus diperbaiki, karena motor kami sejatinya sudah baik," lanjut sembilan kali juara dunia ini.

1 dari 2 halaman

Harapan usai Permintaan Maaf

Harapan usai Permintaan Maaf

Valentino Rossi (c) AFP

Hingga kini, Yamaha belum juga menemukan solusi nyata untuk masalah akselerasi M1, namun Rossi berharap permintaan maaf para petinggi Yamaha merupakan tanda bahwa keluhannya mulai ditanggapi lebih serius.

"Semoga, karena saya sudah membicarakan masalah yang sama dengan mereka sejak begitu lama, dan usai satu tahun kami masih punya masalah yang sama. Jadi saya harap mereka berusaha maksimal untuk memperbaikinya dan kami harus lihat apakah beberapa bulan ke depan kami mampu tampil lebih baik," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Belajar dari 2004

Belajar dari 2004

Valentino Rossi (c) AFP

Rossi yakin solusi akselerasi tak bisa ditemukan dalam sekejap, namun ia menuntut Yamaha untuk bekerja lebih cepat seperti pada 2004, yakni tahun pertamanya membela Yamaha. Menurutnya, M1 versi 2004 memiliki performa yang cukup buruk meski ia sukses merebut gelar dunia. Meski begitu, berkat kerja keras para teknisi, M1 2005 memiliki keseimbangan motor yang lebih baik.

"Saat saya tiba di Yamaha pada 2004, mereka jauh lebih buruk daripada sekarang. Tapi dalam satu tahun saja, mereka bereaksi sangat cepat. Mereka punya cara kerja berbeda, investasi lebih banyak uang, lebih banyak orang terlibat, dan dalam setahun mampu membuat M1 2005, yakni M1 terbaik yang pernah saya kendarai. Jadi kami harus melakukan hal yang sama," tuturnya.

Rossi juga menegaskan bahwa performa M1 2018 nyaris tak ada bedanya dengan M1 2017. "Menurut saya, situasi akselerasi kami saat ini sangat mirip dengan Agustus-September tahun lalu. Saya selalu merasa mirip. Memang benar di beberapa lintasan kami tak terlalu 'menderita', tapi di lintasan lain kami sangat kesulitan. Di Brno, saya start dari barisan terdepan dan di Austria saya start dari barisan kelima!" pungkasnya. (cn/dhy)