Kisah Sakit Hati Pol Espargaro: Gagal Gabung Suzuki Gara-Gara Yamaha

Kisah Sakit Hati Pol Espargaro: Gagal Gabung Suzuki Gara-Gara Yamaha
Pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Pol Espargaro (c) KTM/Polarity Photo

Bola.net - Pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Pol Espargaro, baru-baru ini blak-blakan menyatakan rasa sakit hatinya pada Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, yang tak memenuhi janji untuk memberikan tempat di tim pabrikan Yamaha di MotoGP 2017. Uniknya, janji ini pula yang menggagalkan Espargaro bergabung dengan Suzuki pada 2015.

Sebagai juara dunia Moto3 2013, Polyccio menerima tawaran membela Monster Yamaha Tech 3 pada 2014, dengan kontrak yang terikat langsung dengan Yamaha. Pada tahun tersebut, rider Spanyol ini ternyata mendapatkan tawaran dari Suzuki yang hendak kembali ke MotoGP 2015 usai vakum sejak akhir 2011.

Espargaro pun meminta izin kepada Jarvis untuk hengkang, namun dirayu untuk bertahan dengan alasan bahwa Valentino Rossi akan segera pensiun dan Espargaro akan jadi kandidat terkuatnya. Atas iming-iming ini, Espargaro akhirnya bertahan di Tech 3, membiarkan Suzuki menggaet sang kakak, Aleix Espargaro, dan Maverick Vinales.

1 dari 3 halaman

Tak Pikir 2 Kali Saat Gabung KTM

Tak Pikir 2 Kali Saat Gabung KTM

Aleix dan Pol Espargaro di MotoGP 2016 (c) MotoGP

"Saat Suzuki kembali ke MotoGP, saya dapat tawaran untuk bergabung dengan mereka, dan kontraknya sama dengan yang ditandatangani kakak saya. Saya pun bicara dengan Lin, yang meminta saya bertahan di tim satelit karena Vale akan pensiun dan Yamaha butuh rider muda. Tapi Lin membantah hal ini di jumpa pers, dan bikin saya sakit hati," ujarnya via Mundo Deportivo, Sabtu (19/9/2020).

Pada pertengahan 2016, Rossi diketahui belum mau pensiun pada 2017, dan Jorge Lorenzo lah yang hengkang ke Ducati. Alih-alih memberikan spot Lorenzo kepada Espargaro, Yamaha justru memberikan tempat itu kepada Vinales. Espargaro pun naik pitam, dan akhirnya menerima tawaran dari Red Bull KTM Factory Racing usai dibantu rayuan sang tandem, Bradley Smith.

"Saat itu, hasil saya di Tech 3 tidaklah sebaik hasil Suzuki saat mereka tiba. Jadi saya berjanji pada diri sendiri: jika ada tawaran membela tim pabrikan lain, saya akan terima tanpa pikir dua kali, tak peduli apa hasil saya nantinya, tak peduli bagaimana performa mereka, dan tak peduli betapa sulitnya perjuangan saya, karena yang saya pedulikan hanyalah hasil baik," kisahnya.

2 dari 3 halaman

Hanya Peduli Kemenangan

Espargaro pun sama sekali tak menyesali kepindahannya ke KTM pada 2017, yakni saat pabrikan asal Austria tersebut baru memulai proyek MotoGP dan motor RC16 masih dalam tahap pengembangan. Espargaro mengaku lebih baik terseok-seok bersama KTM menuju kesuksesan, ketimbang hanya diiming-imingi janji kosong.

"Yang dipedulikan pembalap muda hanyalah kemenangan. Ini tak hanya terjadi dalam dunia balap motor, tapi di semua jenis olahraga, karena atlet adalah orang yang sangat egois, semua yang terjadi sekeliling kami terjadi hanya untuk diri kami sendiri. Jadi kemenangan adalah hal utama bagi saya, tak peduli berapa langkah mundur yang harus saya tempuh," pungkasnya.

Di tangan Espargaro, kini KTM mulai menjadi salah satu ancaman paling serius di MotoGP. Namun, rider berusia 29 tahun ini telah memutuskan hengkang ke Repsol Honda tahun depan, bertandem dengan musuh terberatnya sejak anak-anak, terutama saat di Moto2, Marc Marquez.

Sumber: Mundo Deportivo