Kisah Alex Marquez, 2 Kali Juara Dunia yang Dianggap Tak Layak Dapat Tempat di MotoGP

Kisah Alex Marquez, 2 Kali Juara Dunia yang Dianggap Tak Layak Dapat Tempat di MotoGP
Pebalap Repsol Honda, Alex Marquez (c) HRC

Bola.net - Belakangan ini, Alex Marquez kembali menjadi pusat perhatian penghuni paddock MotoGP. Bagaimana tidak? Bahkan sebelum menjalani satu balapan pun dalam debutnya di kelas tertinggi tahun ini, ia sudah terancam terdepak dari Repsol Honda.

Hal ini menyusul kabar Pol Espargaro hengkang dari Red Bull KTM Factory Racing demi bergabung dengan Repsol Honda sebagai tandem Marc Marquez. Meski belum ada pernyataan resmi, juara dunia Moto2 2013 itu dikabarkan telah teken kontrak berdurasi dua tahun.

Kabar bergabungnya Espargaro ini menyusul pernyataan Manajer Tim Repsol Honda, Alberto Puig, yang beberapa waktu lalu menyebutnya memenuhi standar seorang pebalap Honda, salah satunya memiliki gaya balap yang agresif seperti Marc Marquez.

Meski menandemkan Marc dan Espargaro di Repsol Honda terdengar ideal, langkah Honda ini diyakini merugikan Alex, seorang dua kali juara dunia yang tujuh bulan lalu dianggap sebagai pengganti yang layak untuk Jorge Lorenzo yang mendadak pensiun.

Beberapa pihak yakin langkah Honda ini masuk akal karena Alex dinilai belum sematang kakaknya walau kompetitif di kelas yang lebih ringan. Sebagian lagi menilai langkah Honda tak adil karena Alex belum punya satu pun kesempatan membuktikan diri di kelas tertinggi.

Alex pun seolah selalu dianggap pebalap underdog yang tak layak mendapatkan tempat terbaik di MotoGP, meski ia sudah menimba 'ilmu' dan pengalaman selama delapan musim di kelas yang lebih ringan dan bahkan mengantongi gelar dunia Moto3 2014 dan Moto2 2019.

Inilah kisah perjalanan Alex Marquez, rider MotoGP yang selalu dibayangi nama besar kakaknya walau telah terbukti mampu tampil garang di ajang balap motor terakbar di dunia.

1 dari 8 halaman

Awal Karier di Dunia Balap Motor

Awal Karier di Dunia Balap Motor

Alex Marquez (c) AFP

Mengendarai motor sejak balita, awal karier Alex di kancah internasional sejatinya lebih mulus ketimbang sang kakak yang tertatih-tatih saat masih turun di kejuaraan nasional dan debutnya di ajang Grand Prix. Uniknya, Alex tak bercita-cita sebagai pebalap, melainkan ingin menjadi mekanik Marc saat dewasa nanti.

Usai duduk di peringkat 11 pada CEV Buckler 125cc 2010, Alex langsung memperebutkan gelar juara pada 2011 bersama Alex Rins, yang kini membela Suzuki Ecstar. Ia akhirnya duduk di peringkat runner up, namun langsung merebut gelar juara saat CEV 125cc berganti menjadi CEV Moto3 pada 2012.

Performanya yang kuat di CEV Moto3 2012 membuat Alex mendapatkan beberapa fasilitas wildcard di Grand Prix Moto3 pada tahun yang sama, dan sepenuhnya turun di kejuaraan tersebut sejak Seri Indianapolis, Amerika Serikat, bersama Ambrogio Racing, menggantikan Simone Grotzkyj.

2 dari 8 halaman

Debut Penuh di Moto3 dan Gelar Dunia Pertama

Debut Penuh di Moto3 dan Gelar Dunia Pertama

Alex Marquez saat menjuarai Moto3 2014 di Valencia. (c) AFP

Alex menjalani debut semusim penuh di Moto3 pada 2013, membela Estrella Galicia 0,0 sekaligus ganti mesin dari Suter Honda ke KTM. Bertandem dengan Rins, Alex langsung bertarung di papan atas, dan mengakhiri musim di peringkat 4, usai meraih 5 podium dan satu kemenangan.

Pada 2014, Alex bertahan di EG 0,0, masih bertandem dengan Rins, namun berganti mesin lagi ke Honda. Kedua rider ini jadi kandidat juara dunia, namun dikejutkan oleh gebrakan Jack Miller dari Red Bull KTM Ajo.

Alex dan Miller bertarung sengit memperebutkan gelar sampai akhir musim. Alex pun sukses meraih gelar dunia tepat di seri penutup, hanya unggul 2 poin atas Miller, rider Australia yang akan membela Ducati Team di MotoGP 2021 mendatang.

3 dari 8 halaman

Penantian Panjang Jadi Juara Dunia Moto2

Penantian Panjang Jadi Juara Dunia Moto2

Marc Marquez dan Alex Marquez (c) Marc VDS

Usai menjuarai Moto3, Alex naik ke kelas Moto2 pada 2015 bersama EG 0,0 Marc VDS, tim yang sukses merebut gelar pada 2014 bersama Tito Rabat. Atas alasan ini, Alex digadang-gadang langsung kompetitif, namun ia justru paceklik podium, hingga harus duduk di peringkat 14 pada akhir musim.

Pada 2016, ia meraih satu podium, yakni finis kedua di Aragon, Spanyol, namun pada akhir musim hanya duduk di peringkat 13. Perubahan besar pun ia lakukan pada 2017, di mana Alex akhirnya meraih enam podium termasuk tiga kemenangan dan duduk di peringkat 4 pada klasemen akhir.

Pada 2018, ia kembali meraih enam podium, namun paceklik kemenangan, dan kembali duduk di peringkat 4. El Pistolas pun ogah mengulang kesalahan, dan ia melakukan perubahan mentalitas pada 2019.

Bersikap lebih tenang dan menjalankan strategi dengan baik, ia akhirnya mengoleksi 10 podium, 5 kemenangan, 6 pole, dan gelar dunia, usai lima musim penantian. Ia pun jadi rider pertama dalam sejarah Grand Prix yang sukses meraih gelar di Moto3 dan Moto2.

4 dari 8 halaman

Debut di MotoGP yang Mendadak

Debut di MotoGP yang Mendadak

Pebalap Repsol Honda, Alex Marquez (c) HRC

Dengan seluruh pebalap MotoGP telah mengantongi kontrak untuk 2020, maka semua pintu ke MotoGP telah tertutup untuk Alex, sekalipun ia merupakan dua kali juara dunia. Atas alasan ini, ia menandatangani perpanjangan kontrak dengan Marc VDS.

Meski begitu, nasibnya berubah total seketika Jorge Lorenzo memutuskan pensiun pada akhir musim 2019 dan mengakhiri kontraknya dengan Repsol Honda setahun lebih awal. Johann Zarco sempat jadi kandidat kuat untuk dijadikan penggantinya, namun Honda akhirnya memilih Alex.

Alasan Honda menggaet Alex adalah karena ia merupakan juara dunia Moto2 2019, masih muda, seiring dengan program yang diinginkan Honda beberapa tahun belakangan. Ia jadi rider muda pertama yang digaet Repsol Honda sejak Marc Marquez pada 2013 lalu. Alex pun diberi kontrak berdurasi satu tahun.

5 dari 8 halaman

Setim dengan Kakak Sendiri di Tim Prestisius

Setim dengan Kakak Sendiri di Tim Prestisius

Marc Marquez dan Alex Marquez (c) HRC

Menggantikan Lorenzo yang merupakan lima kali juara dunia tentu bisa jadi beban besar bagi pebalap muda mana pun. Meski begitu, Alex tak merasa terbebani, dan justru menjadikan hal ini sebagai motivasinya untuk tampil baik.

Tak hanya itu, Alex juga membela Repsol Honda, tim paling prestisius di MotoGP dengan koleksi 15 gelar dunia. Ia bahkan bertandem dengan kakaknya sendiri yang merupakan delapan gelar dunia. Tapi Alex tetap merasa tak terbebani dan justru menjadikan semua ini sebagai lecutan semangatnya.

Meski dianggap kurang tepat untuk dijadikan pengganti Lorenzo sekaligus rider kedua Repsol Honda, Alex mendapatkan cukup banyak dukungan dari penghuni paddock MotoGP berkat gaya balapnya yang agresif, yakni gaya balap yang dikenal cocok dengan Honda RC213V.

6 dari 8 halaman

Terancam Terdepak Bahkan Sebelum Balapan

Terancam Terdepak Bahkan Sebelum Balapan

Pebalap Repsol Honda, Alex Marquez (c) HRC

Sayangnya, kini Alex justru terancam terdepak dari Repsol Honda, bahkan sebelum ia menjalani satu balapan pun musim ini. Hal ini karena Repsol Honda gosipnya telah mendapatkan tanda tangan Pol Espargaro dengan kontrak berdurasi dua tahun.

Padahal, banyak tokoh paddock MotoGP seperti Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Aleix Espargaro, dan Iker Lecuona meyakini bahwa Alex memang layak naik ke kelas tertinggi bersama tim pabrikan seperti Repsol Honda, karena ia merupakan dua kali juara dunia.

Meski begitu, Alex tampaknya bakal tersisih ke LCR Honda tahun depan, demi memberi jalan kepada Espargaro. Walau kabarnya akan dapat kontrak sekaligus motor pabrikan, tetap saja langkah Honda ini dirasa tak tepat karena 'memecat' Alex sebelum memberi kesempatan 'bekerja'.

7 dari 8 halaman

Dibela oleh Sesama Debutan MotoGP

Dibela oleh Sesama Debutan MotoGP

Pol Espargaro, Iker Lecuona, dan Alex Marquez (c) KTM/Tech 3/HRC

Sesama debutan MotoGP 2020, Iker Lecuona (Red Bull KTM Tech 3) ikut mengecam Honda dan menyebut mereka tak menghormati Alex. "Itu (keputusan Honda) adalah sikap tak hormat. Saya rasa mereka tak memberi Alex kesempatan untuk membuktikan diri," ujarnya via Onda Cero.

"Seperti yang Valentino (Rossi) bilang, Alex adalah juara dunia Moto3 dan Moto2, dan ia tak mendapatkan tempat itu secara cuma-cuma. Alex layak dapat tempat di sana, dan ia adalah dua kali juara dunia," ujar pebalap Spanyol berusia 20 tahun tersebut.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan apa pun baik dari Alex sendiri atau manajer pribadinya, Emilio Alzamora, mengenai potensi pendepakan oleh Repsol Honda tersebut.