Ketika Dovizioso dan Petrucci Diam-Diam Mulai Saling Bekuk

Ketika Dovizioso dan Petrucci Diam-Diam Mulai Saling Bekuk
Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci (c) Ducati

Bola.net - Keduanya boleh jadi bersahabat, serta berkomitmen saling bantu meraih hasil baik pada awal musim ini, namun tak dimungkiri lagi bahwa duet pebalap Ducati Team, Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci, mulai saling mengalahkan. Hawa persaingan mulai terasa di garasi mereka sejak MotoGP Belanda di Assen dua pekan lalu.

Dalam pekan balap tersebut, baik Dovizioso maupun Petrucci memang kesulitan merebut podium, namun keduanya bersaing sengit memperebutkan posisi 4. Petrucci merasa lebih kuat pada lap-lap akhir, namun selalu kesulitan menyalip Dovizioso.

Atas alasan ini, Petrucci menolak melakukan manuver 'gila' dan memutuskan membantu Dovizioso meraih poin maksimal. Sayang, keputusan untuk 'melindungi' sang tandem justru membuat Petrucci makin rugi, karena tersalip oleh Franco Morbidelli tepat di tikungan terakhir.

Usai balap, Petrucci tak menutupi rasa frustrasinya. Kepada awak media, ia blak-blakan mengaku serba salah dengan kondisinya. Di satu sisi, ia ingin membantu Dovizioso merebut gelar, namun tak bisa berbuat apa-apa karena ia bisa meraih hasil optimal meski punya potensi kuat.

Peristiwa serupa pun terjadi di Sachsenring, Jerman akhir pekan lalu. Lagi-lagi sulit bertarung di tiga besar, Petrucci dan Dovizioso bersaing memperebutkan posisi 4. Kali ini rider Ducati lain dari Pramac Racing, Jack Miller, malah ikut membuntuti mereka. Ketiganya saling salip sepanjang balapan.

1 dari 2 halaman

Masih Belum Lupakan Jasa Dovizioso

Masih Belum Lupakan Jasa Dovizioso

Pebalap Mission Winnow Ducati, Danilo Petrucci (c) Ducati

Meski begitu, kali ini Petrucci berhasil memenangkan pertarungan internal di antara mereka, membawa pulang hasil finis keempat, sementara Dovizioso dan Miller masing-masing finis kelima dan keenam. Lagi-lagi, Petrucci tak bisa menutupi fakta bahwa ia ingin dibawahi bayang-bayang Dovizioso.

"Sejak tiba di Ducati, Dovi selalu jadi referensi saya. Andrea Iannone dan Jorge Lorenzo juga sangat kuat di atas Ducati, tapi mereka punya gaya balap yang berbeda dari gaya saya dan Dovi. Kami berdua memakai fitur terbaik pada motor ini, yakni pengereman dan akselerasi," ungkapnya kepada Speedweek.

Di lain sisi, Petrucci mengaku tetap berterima kasih atas bantuan Dovizioso sejak awal kariernya di MotoGP pada 2012 lalu, terutama musim ini, ketika mereka mulai internsif berlatih bersama di Forli, Italia. Ia masih meyakini bahwa Dovizioso sungguh baik hati karena merangkulnya seperti adik sendiri.

"Dovi selalu membantu saya berdasar simpati dan persahabatan, terutama musim ini. Saat Anda melihatnya kuat, jelas Anda ingin berkendara seperti dia. Itulah alasan, terutama pada beberapa tahun terakhir, saya coba mempelajari datanya. Ia selalu sangat ramah dan selalu memberikan nasihat bagi saya," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Jelas Sudah Tak Menahan Diri

Meski begitu, peristiwa yang terjadi di Assen dan Sachsenring menunjukkan bahwa Petrucci tak mau terus-terusan mengalah pada Dovizioso, apalagi jika performanya di lintasan terang-terangan lebih kuat. Rider Italia berusia 28 tahun ini bahkan tanpa basa-basi mengaku persaingan di antara mereka, dan juga Miller, sudah dimulai.

"Kami tiba pada titik di mana kami sama-sama berpeluang di depan. Saya mungkin diuntungkan berat badan saya. Saat saya menyalipnya di Tikungan 11, saya mampu menggunakan beban dan traksi pada ban belakang dan keluar tikungan lebih cepat dari Jack dan Dovi. Kami jelas tak menahan diri, karena tak satu pun dari kami senang finis di belakang satu sama lain," tutupnya.

Saat ini, Petrucci tengah duduk di peringkat ketiga pada klasemen pebalap dengan koleksi 121 poin, hanya 6 poin dari Dovizioso yang ada di peringkat keempat. Persaingan di antara keduanya pun diperkirakan akan masih sengit di sisa musim ini, trek-trek berikutnya dikenal bersahabat dengan Ducati.