Juarai MotoGP Lebih Awal dari Dugaan, Joan Mir Bangga Bela Suzuki

Juarai MotoGP Lebih Awal dari Dugaan, Joan Mir Bangga Bela Suzuki
Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir (c) AP Photo

Bola.net - Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, mengaku dirinya memang sangat mengidam-idamkan status juara dunia MotoGP pada suatu hari nanti. Namun, ia sama sekali tak mengira akan mewujudkannya pada tahun kedua di kelas tertinggi, apalagi di atas motor GSX-RR yang selama beberapa tahun terakhir belum sekonsisten pabrikan lain.

Mir sukses mengunci gelar 2020 dalam pekan balap MotoGP Valencia, Spanyol, Minggu (15/11/2020), usai finis ketujuh dan melihat para rivalnya terdekatnya tak mampu tampil kompetitif dan meraih hasil signifikan. Uniknya, ia merebut gelar ini dalam usia 23 tahun. Padahal, ia baru menjalani debut Moto3 pada 2016 lalu.

Gelar ini pun menjadi gelar dunia pertama Suzuki di kelas tertinggi sejak Kenny Roberts jr di GP500 2000. Tak hanya itu, Mir kini juga sudah mengantongi dua gelar dunia, mengingat ia pernah menjuarai Moto3 pada 2017, juga pada tahun keduanya di kelas tersebut.

1 dari 3 halaman

Konsistensi Adalah Kunci

"Gelar dunia memang hal yang saya perjuangkan seumur hidup, sejak usia 10 tahun. Saya punya impian ini, dan saya ogah berhenti berjuang sebelum meraihnya. Tapi jujur saja, saya tak mengiranya, karena saya pikir gelar dunia masih akan datang nanti-nanti. Nyatanya, ia sudah ada dalam genggaman saya!" ujarnya via Crash.net.

Mir pun diakui para rivalnya sebagai pembalap yang paling layak menjadi juara dunia tahun ini berkat konsistensinya. Dari 13 seri yang sudah berlangsung, Mir meraih podium paling banyak, yakni tujuh podium, yang salah satunya merupakan kemenangan. Sepakat dengan para rival, Mir juga mengakui bahwa konsistensi adalah kunci terpenting.

"Jika tahun lalu Anda bilang saya bakal jadi juara tahun ini, saya bakal bilang Anda gila! Saya hanya berusaha menjalani balapan demi balapan, musim demi musim, ternyata saya bisa cepat, beradaptasi dengan motor dalam waktu singkat, dan progres saya juga cepat. Ini kunci untuk jadi juara pada tahun kedua," ungkapnya.

2 dari 3 halaman

Juara Bareng Suzuki Punya Nilai Lebih

Mir juga mengakui bahwa kariernya cukup banyak diwarnai kenekatan. Usai menjuarai Moto3 pada 2017, ia naik ke Moto2 pada 2018 bersama tim prestisius, Marc VDS. Ia diprediksi bisa jadi juara dunia pada tahun kedua, namun ia menolak dan justru bertekad bertahan setahun saja di kelas itu demi naik ke MotoGP pada 2019.

Tadinya, Mir nyaris membela Repsol Honda untuk jadi pengganti Dani Pedrosa. Namun, ia sadar, berjuang dengan Suzuki akan punya nilai lebih. "Saya mengorbankan satu tahun di Moto2, karena harusnya saya turun di sana selama dua tahun. Namun, situasinya begini. Saya ambil keputusan tepat dengan naik ke MotoGP," ujarnya.

"Bagi saya, merebut gelar dengan pabrikan mana pun akan sama-sama menakjubkan, karena itu adalah target. Tapi saya kala itu berani membela Suzuki, karena saya tak mengira level motor mereka bakal setinggi ini musim ini. Bagi saya, juara bareng Suzuki jauh lebih berarti," pungkas pembalap asal Spanyol ini.

Sumber: Crashnet