Jorge Lorenzo: Saya Sukses Berkat Didikan 'ala Hitler' dari Ayah

Jorge Lorenzo: Saya Sukses Berkat Didikan 'ala Hitler' dari Ayah
Jorge Lorenzo saat membela Yamaha pada 2016. (c) AFP

Bola.net - Lima kali juara dunia sekaligus eks pembalap MotoGP, Jorge Lorenzo, sangat yakin bahwa kesuksesannya di dunia balap takkan pernah lepas dari jasa sang ayah, Chicho Lorenzo, yang mendidiknya dengan cara sangat disiplin. Lewat acara 'Espejo Publico' di Antena 3, Lorenzo bahkan menyebut didikan ayahnya bagai didikan Adolf Hitler.

Lorenzo menjalani debut Grand Prix di kelas GP125 2002, usai berkompetisi di berbagai ajang nasional dan Eropa. Setelah bertahun-tahun berjuang dan bekerja keras, ia akhirnya sukses meraih lima gelar dunia, yakni dua di GP250 dan tiga di MotoGP. Ketangguhan ini diyakini Lorenzo berkat jalan tak mulus yang ia lalui ketika belia.

Menurut yang dikutip MotosanGP, Selasa (15/6/2021), Lorenzo mengaku dirinya kerap melawan rider-rider yang lebih tua hingga ia harus bekerja ekstra keras. "Saya selalu balapan dengan anak-anak yang lebih tua. Ketika berusia tujuh tahun, saya melawan anak-anak usia 12 tahun dan saya mengalahkan mereka," kisahnya.

1 dari 3 halaman

Ayah Ajari Jadi Orang Disiplin

"Kami pergi balapan di Cartagena saat saya berusia 10 tahun, ayah saya harus menandatangani kesepakatan, dan panitia membiarkan saya balapan pada momen terakhir. Saya pun finis ketiga di antara anak-anak berusia 13-18 tahun. Dari sana, saya terus merangkak naik, masuk Grand Prix dalam usia 15 tahun," lanjut Lorenzo.

Eks rider Yamaha, Ducati, dan Honda ini pun menyatakan dirinya berkecimpung di dunia balap motor berkat Chicho, yang memang mencintai balap motor sejak lama. "Ayah saya lah yang membawa saya ke dunia balap, karena balapan adalah semangatnya. Ia merakit motor untuk saya saat saya masih berusia tiga tahun," ungkapnya.

"Ayah saya bagai sersan tentara, bisa dikatakan bagai Hitler, bagai pelatih gimnastik China atau Rusia. Ia mengajarkan saya banyak hal soal nilai-nilai olahraga yang membuat saya disiplin, tak satu pun terjadi berkat keberuntungan, melainkan berkat kerja keras," tutur pria berusia 34 tahun ini.

2 dari 3 halaman

Lebih Bahagia Usai Pensiun

Sayangnya, Lorenzo terpaksa pensiun dalam usia 32 tahun pada akhir 2019, usai dirundung cedera punggung berkepanjangan akibat kecelakaan di Assen. Ia mengaku kini jauh lebih bahagia dalam menjalani hidup karena bisa melakukan hal-hal yang tak sempat ia lakukan saat masih balapan, namun kadang ia masih rindu rasanya menang.

"Saya kini lebih bahagia ketimbang saat masih balapan, karena saya ini perfeksionis, dan saat saya melakukan sesuatu, saya melakukannya ribuan kali. Saya berpikir sepanjang hari soal cara menjadi lebih baik. Saya menjalani latihan dua sesi per hari selama 6-7 jam," tuturnya.

"Tentu saya rindu kemenangan, karena saya selalu kompetitif, dan sejak kecil saya punya gen kompetitif. Saya lebih suka menang ketimbang mengendarai motor, motor hanya alat untuk menang," pungkas Lorenzo, yang sempat menjadi test rider Yamaha pada 2020, sebelum digantikan oleh Cal Crutchlow musim ini.

Sumber: Antena 3, MotosanGP