Jorge Lorenzo Akui Tak Mau Balapan Lagi Sejak Jatuh di Assen

Jorge Lorenzo Akui Tak Mau Balapan Lagi Sejak Jatuh di Assen
Pebalap Repsol Honda, Jorge Lorenzo (c) HRC

Bola.net - Pebalap Repsol Honda, Jorge Lorenzo, tampak cukup emosional saat mengumumkan keputusannya untuk pensiun dari MotoGP dalam sesi jumpa pers di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, Kamis (14/11/2019). Pebalap berusia 32 tahun ini mengaku sudah mulai kepikiran untuk pensiun tepat saat dirinya kecelakaan hebat di Assen, Belanda, Juni lalu.

Dalam jumpa pers tersebut, mayoritas pebalap Moto3, Moto2, dan MotoGP hadir, didampingi para petinggi pabrikan peserta di kelas tertinggi. Lorenzo pun berterima kasih kepada semua orang yang memenuhi undangannya untuk mendengarkan penjelasan soal alasannya pensiun.

"Saya selalu yakin ada hari-hari signifikan bagi seorang pebalap. Yang pertama adalah balapan pertamanya, yang kedua adalah kemenangan perdananya, dan kemudian gelar dunia pertamanya. Tak semua orang bisa jadi juara dunia, tapi beberapa dari kami berhasil. Setelahnya, adalah hari di mana ia pensiun," ujarnya via MotoGP.com.

"Seperti yang Anda tahu, saya di sini mengumumkan bahwa hari itu telah datang bagi saya. Ini akan jadi balapan terakhir saya di MotoGP, dan saya akan pensiun sebagai pebalap profesional," ungkap Lorenzo, yang mengalami cedera keretakan tulang belakang T6 dan T8 akibat kecelakaan di Assen.

1 dari 2 halaman

Penuhi Impian Jadi Rider Repsol Honda, Tapi...

Lorenzo pun mengaku sempat mendapat semangat baru saat akhirnya membubuhkan tanda tangannya di atas kontrak Repsol Honda pada pertengahan 2018, mengingat tim ini merupakan tim paling prestisius dalam sejarah Grand Prix motor dunia. Sayangnya, cedera terus menderanya.

"Saya merengkuh impian semua pebalap, yakni menjadi pebalap Repsol Honda. Sayangnya, cedera berdatangan, yang sangat memengaruhi hasil dan performa saya, hingga saya tak bisa tampil kompetitif dan cepat dengan kondisi fisik yang normal," ungkapnya.

Selain cedera, Lorenzo juga menyebut bahwa motor RC213V tak pernah terasa alami bagi gaya balapnya. Motor yang sangat agresif dan sangat bertenaga justru tak cocok dengan gaya balapnya yang dikenal halus, hingga ia tak bisa tampil kompetitif seperti yang ia mau.

"Saya tak pernah hilang hasrat, selalu kerja keras, mengira ini hanya soal waktu sampai semua membaik. Tapi saat saya mulai melihat titik terang, kecelakaan di uji coba Montmelo terjadi. Beberapa hari kemudian, kembali kecelakaan buruk di Assen, yang Anda semua tahu konsekuensinya," tutur Lorenzo.

2 dari 2 halaman

Sadari Semua Tak Lagi Sepadan

Lorenzo pun akhirnya menyadari bahwa semua usahanya menjinakkan Honda tak sepadan, yakni tepat ketika ia dibantu petugas trek untuk bangkit dari gravel usai kecelakaan di Assen terjadi. Sejak itu, Lorenzo tak mau balapan lagi, namun akhirnya memutuskan untuk mencoba sampai akhir musim.

"Saya harus akui, saat saya berguling-guling di gravel dan kemudian berdiri, saya bilang pada diri sendiri, 'Oke, Jorge. Apakah ini memang layak diperjuangkan? Setelah semua apa yang kaudapatkan, apakah kau mau tetap menderita?' Sejak itu saya pun tak mau balapan lagi," pungkas Lorenzo.

Selama berkarier di ajang Grand Prix, Lorenzo sukses meraih lima gelar dunia, yakni dua di GP250 dan tiga di MotoGP. Selain itu, ia juga mengoleksi 152 podium, 68 kemenangan, dan 69 pole.