Jonathan Rea Sempat Tawarkan Diri Jadi Pengganti Dani Pedrosa di Repsol Honda 2019

Jonathan Rea Sempat Tawarkan Diri Jadi Pengganti Dani Pedrosa di Repsol Honda 2019
Jonathan Rea saat membela Repsol Honda pada 2012. (c) MotoGP.com

Bola.net - Pembalap Kawasaki Racing Team sekaligus enam kali juara WorldSBK, Jonathan Rea, sempat menawarkan diri ke beberapa tim MotoGP, termasuk Repsol Honda dan Suzuki Ecstar, namun selalu ditolak. Hal ini ia sampaikan via Paddock Pass Podcast, Rabu (6/1/2021), sebagai respons pada tokoh-tokoh MotoGP yang menyebutnya 'pengecut'.

Sebagai rider paling dominan dan terbaik dalam sejarah WorldSBK, Rea memang kerap jadi bahan gosip di paddock MotoGP. Sayangnya, ia tak pernah dapat kans nyata untuk pindah ke kejuaraan balap motor terakbar itu. Beberapa penghuni paddock MotoGP justru menyalahkan Rea karena menurut mereka, rider Irlandia Utara ini tak cukup berani menerima tawaran.

Rea sempat dapat opsi ke Aprilia Racing, tapi seperti kebanyakan rider MotoGP sendiri, ia juga menolak tawaran itu karena RS-GP tak kompetitif. Ia pun menawarkan diri ke Suzuki untuk menggantikan Andrea Iannone pada 2019, namun mereka lebih memilih Joan Mir. Ia juga menawarkan diri ke Repsol Honda untuk menggantikan Dani Pedrosa, namun ditolak tanpa penjelasan.

1 dari 3 halaman

Tak Pernah Dapat Kans Nyata, Cuma Diajak 'Ngobrol'

Tak Pernah Dapat Kans Nyata, Cuma Diajak 'Ngobrol'

Pebalap Kawasaki Racing Team, Jonathan Rea (c) Kawasaki

"Momen paling nyaris bagi saya turun di MotoGP adalah 2-3 tahun lalu, dengan Aprilia. Manajer saya juga bicara dengan Suzuki dua tahun lalu, tapi mereka sama sekali tak tertarik menggaet rider dari luar Grand Prix. Saya juga siap dan bersedia saat Honda mencari pengganti Dani, tapi tiba-tiba situasi jadi sunyi dan tahu-tahu mereka menggaet Jorge Lorenzo," kisah Rea.

Rea juga menanggapi orang-orang MotoGP yang menyebutnya 'pengecut', yang menurutnya berkata-kata tanpa mengetahui situasi yang sebenarnya. "Banyak orang bilang saya harus pergi ke MotoGP dan menerima tantangan, padahal kenyataannya saya tak pernah dapat apa pun kecuali obrolan santai," tutur rider 34 tahun ini.

"Selama berkarier, tak pernah sekalipun saya punya dua kontrak tersodor ke hadapan saya, di mana saya harusnya bisa memilih mana yang harus diambil. Sebagian diri saya merasa kecewa karena tak pernah dapat kesempatan. Saya rasa, juara WorldSBK harusnya diperlakukan seperti tim sepak bola, di mana ada promosi," ungkapnya.

2 dari 3 halaman

Makin Kecewa Saat Lihat MotoGP Makin Kompetitif

Rea pun mengaku senang bisa mengantongi enam gelar dunia di WorldSBK, lebih banyak dari siapa pun dalam sejarah. Namun, peta persaingan MotoGP yang kian acak karena level performa motor juga makin setara, membuatnya makin merasa kecewa karena tak satu pun tim MotoGP mau serius mempertimbangkannya.

"Jika lihat apa yang sudah saya lakukan di WorldSBK, saya cukup puas. Tapi bakal lebih menyenangkan untuk tahu apa yang bisa saya lakukan jika dapat kans naik motor yang tepat di MotoGP, apalagi di era ini, di mana tak ada motor yang benar-benar mencolok. WorldSBK juga begitu, tapi MotoGP lebih gila, ada 3-4 pabrikan yang kompetitif di trek berbeda," pungkasnya.

Sebelumnya Rea sudah mampu menunjukkan potensinya di MotoGP, saat membela Repsol Honda di Seri Aragon dan Misano pada 2012, untuk menggantikan Casey Stoner yang cedera engkel. Tanpa diberi kans uji coba lebih dulu dan tanpa mengenal seluk beluk RC213V, Rea mampu finis kedelapan dan ketujuh dalam kedua balapan tersebut.

Sumber: Paddock Pass Podcast