'Johann Zarco Bela Pramac pada Momen Tepat, Waktunya Balas Dendam'

'Johann Zarco Bela Pramac pada Momen Tepat, Waktunya Balas Dendam'
Johann Zarco (c) Reale Avintia

Bola.net - Manajer Tim Pramac Racing, Francesco Guidotti, sangat meyakini bahwa Johann Zarco datang ke timnya pada saat yang tepat. Menjelang MotoGP 2021, Guidotti pun mengaku sangat yakin timnya dan Zarco bisa meraih hasil baik, berkat kedewasaan rider Prancis itu usai mengalami masa-masa kelam dalam kariernya.

Usai menjalani kiprah apik dengan Monster Yamaha Tech 3 pada 2017 dan 2018, Zarco mendadak 'hilang' dari papan atas pada 2019 saat ia membela KTM Factory Racing. Saking sulitnya adaptasi, Zarco meminta KTM memutus kontraknya setahun lebih awal. Nasibnya sempat terkatung-katung, namun diselamatkan oleh Ducati Corse.

Pabrikan Italia itu pun meletakkan Zarco di Esponsorama Racing, dan meski motornya setahun lebih tua, ia sukses merebut pole dan podium di Ceko, membuktikan bahwa ia belum 'habis'. Meski gagal masuk tim pabrikan Ducati, Zarco bergabung dengan Pramac Racing pada 2021 dan akan mendapatkan dukungan teknis lebih mumpuni.

1 dari 3 halaman

Pisah dengan Manajer Jadi Kunci Kedewasaan

"Menurut saya, kami menggaet Johann pada momen ideal. Tadinya, ia rider yang tak tahu soal jati dirinya. Saya sempat mengobrol dengannya saat ia masih di Moto2, dan ia terkesan sebagai orang yang tak tahu dirinya ini 'daging' atau 'ikan'," ujar Guidotti lewat GPOne, Kamis (7/1/2021), sembari memuji keputusan Zarco berpisah dengan Laurent Fellon pada awal 2019.

"Belakangan, saya berjumpa lagi dengannya, dan ia lebih sadar soal siapa dirinya. Perpisahan dengan manajernya yang lama membuatnya menjalin hubungan lagi dengan keluarganya dan dunia yang ada di sekitarnya. Ia tahu, menyingkirkan manajernya sangat penting demi menjadi rider yang profesional," lanjut pria asal Italia ini.

Guidotti pun mengaku sangat iba pada Zarco yang menderita selama membela KTM, namun juga salut pada caranya bangkit dari keterpurukan. Kini ia jauh lebih dewasa, punya semangat jauh lebih tinggi dalam membuktikan diri, yang akhirnya membuat Ducati 'jatuh cinta' padanya dan menggaetnya sebagai pembalap.

2 dari 3 halaman

Saatnya Johann Zarco Balas Dendam

"Selama dua tahun terakhir, ia menemukan solusi dan menyelesaikan semua masalah dengan tangannya sendiri. Ia memutuskan pergi dari KTM, lalu menemukan jalan ke Ducati. Ia berjuang masuk tim pabrikan, tapi menerima kekalahan dengan sikap dewasa. Tekanan jadi motivasi jika Anda punya kedewasaan seperti ini," tutur Guidotti.

Dari enam rider Ducati pada 2021, Zarco adalah yang tertua, namun Guidotti yakin ini justru bisa jadi keunggulan. Ia menyatakan, pengalaman yang segudang, masa-masa karier yang sulit, dan sikap dewasa yang kini dimiliki Zarco, justru bisa membuatnya tampil lebih kuat.

"Kini Johann berusia 30 tahun, ini momen yang tepat baginya untuk balas dendam, jadi ia datang kepada kami pada waktu yang tepat pula. Ia juga sudah mengendarai Ducati selama setahun, dan akan mendapatkan motor yang lebih baik. Semoga saya tidak salah, namun saya yakin kami bisa bersenang-senang bersama," pungkasnya.

Sumber: GPOne