Jarvis: Valentino Rossi Bukan Lagi Masa Depan Yamaha di MotoGP

Jarvis: Valentino Rossi Bukan Lagi Masa Depan Yamaha di MotoGP
Pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi (c) Yamaha

Bola.net - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, menyatakan bahwa rider Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, bukan lagi masa depan pihaknya di MotoGP. Kepada Motorsport.com, Jarvis mengakui bahwa Rossi, sembilan kali juara dunia, saat ini sudah berada dalam tahapan karier yang berbeda.

Dalam usia 40 tahun, Rossi memang sukses meraih dua podium di Argentina dan Austin pada awal musim ini, namun performanya terus menurun, puncaknya terjadi pada saat ia tiga kali gagal finis beruntun di Mugello, Catalunya, dan Assen. Ia juga belum lagi meraih kemenangan sejak Assen pada 2017 lalu.

Kontrak Rossi dengan Yamaha akan habis pada akhir 2020, dan selama keputusan apa pun belum di ambil, Jarvis menyatakan Yamaha punya dua pilihan, yakni mempertahankan The Doctor selama ia masih mampu tampil kompetitif, atau menerima kenyataan bahwa rider Italia tersebut memilih pensiun.

Pria Inggris ini juga tak memungkiri bahwa melepas Rossi bukanlah perkara gampang, mengingat ia merupakan ikon Yamaha sejak 2004, dan telah mempersembahkan 35 pole, 141 podium, 56 kemenangan, dan empat gelar dunia untuk pabrikan Garpu Tala.

"Sampai 2010, Vale telah memberi kami empat gelar dunia: 2004, 2005, 2008, dan 2009. Jadi saat ia meninggalkan kami menuju Ducati, dampaknya sangat besar. Itu seperti Marc Marquez bila meninggalkan Honda sekarang," ungkap Jarvis.

1 dari 2 halaman

Rossi dalam Tahapan Karier Berbeda

Meski begitu, Jarvis tak malu-malu menyebut Rossi bukan lagi proyek masa depan Yamaha. Pernyataan Jarvis ini cukup masuk akal, mengingat timnya kini memiliki Maverick Vinales yang baru berusia 24 tahun, dan rider muda lain seperti Fabio Quartararo tengah berharap mendapat tempat di tim pabrikan.

"Kini Vale dalam tahap berbeda dalam hidupnya, tahap berbeda dalam kariernya, dan dengan segala hormat, ia bukan lagi masa depan dari partisipasi kami di MotoGP. Ia bisa bertahan dengan kami setahun, dua tahun, atau tiga tahun lagi, kami harus lihat seberapa lama ia tetap kompetitif. Tapi kini kami punya hubungan berbeda, ketergantungan kami padanya sudah berbeda," ujarnya.

Jarvis juga menyatakan bahwa Yamaha ingin Rossi tetap menjadi ikon mereka andai ia benar-benar memutuskan pensiun suatu saat nanti. "Bukannya kami bilang ia tak penting lagi, tentu ia masih penting. Peran dan fungsinya akan berbeda, tapi saya berharap ia tetap menjadi duta dan partner kami seiring bertambah usianya," tegasnya.

2 dari 2 halaman

Hindari Konflik dengan Rossi

Jarvis juga menyatakan Yamaha tak ingin konflik tercipta saat Rossi memutuskan pensiun. Ia mengaku Yamaha akan turut andil dalam menentukan situasi jika Rossi mengambil keputusan tersebut. Meski begitu, Jarvis menegaskan Rossi akan tetap jadi orang pertama yang menunjukkan sinyal-sinyal soal keputusan ini.

"Itu akan jadi keputusan kedua belah pihak. Ia akan jadi orang pertama yang memutuskan kapan ia merasa tak lagi kompetitif, atau kapan motivasinya mulai menurun. Tanda-tanda pertama jelas akan datang darinya. Tapi saya jelas tak ingin ada konflik. Saya rasa kami akan mencapai pemikiran yang sama pada momen yang sama," tutup Jarvis.

Menjelang MotoGP Ceko di Sirkuit Brno pada 2-4 Agustus mendatang, Rossi tengah duduk di peringkat keenam pada klasemen pebalap dengan koleksi 80 poin, tertinggal lima poin dari Vinales di peringkat kelima dan unggul 13 poin atas Quartararo di peringkat kedelapan.