Inilah Kisah di Balik Kembalinya Romano Fenati ke Moto3

Inilah Kisah di Balik Kembalinya Romano Fenati ke Moto3
Romano Fenati (c) Snipers Team

Bola.net - - Bos Snipers Team, Stefano Bedon akhirnya blak-blakan menceritakan kisah kembalinya Romano Fenati ke Moto3 tahun ini. Kepada Motor Sport Magazine, Bedon pun mengakui bahwa timnya mencemaskan karier Fenati, yang ia nilai sebagai rider bertalenta, usai kontroversi 'brake grab' yang ia lakukan kepada Stefano Manzi di Moto2 Misano tahun lalu.

Fenati mencengkeram rem motor Manzi saat melaju di Tikungan 7 Sirkuit Misano, usai dua kali bersenggolan. Insiden ini membuat Fenati dijatuhi larangan dua kali balap oleh FIM MotoGP Stewards, dipecat oleh Snipers Team dan mengalami pemutusan kontrak oleh MV Agusta untuk Moto2 2019. Tak hanya itu, lisensi balapnya juga sempat dicabut oleh Federasi Balap Motor Italia (FMI) dan Federasi Balap Motor Internasional (FIM).

Akibat insiden ini, Fenati sempat mengaku tak ingin kembali balapan dan memilih fokus melanjutkan sekolah. Meski begitu, pada akhir tahun lalu, Snipers Team menyatakan akan menurunkan Fenati di Moto3 2019 sekalinya pembekuan lisensi balap Fenati dari FIM dan FMI berakhir pada 21 Februari. Bedon pun mengaku bahwa hal ini terwujud berkat dukungan CEO Dorna Sports selaku promotor MotoGP, Carmelo Ezpeleta.

"Di Sepang pada Oktober lalu, kami berdiskusi apa yang bisa kami lakukan untuk Romano, karena jika tidak, kariernya bakal hancur. Kami sudah punya kontrak dengan Makar Yurchenko, tapi Carmelo berkata ia sangat ingin Romano tetap ada di kejuaraan ini. Romano bilang, jika kembali, ia hanya ingin dengan kami karena ia nyaman dengan tim kami, jadi Dorna membantu kami memindahkan Makar ke tim lain," ujar Bedon.

1 dari 2 halaman

Kehilangan Sponsor, Ditangani Psikolog

Kehilangan Sponsor, Ditangani Psikolog

Romano Fenati dan Stefano Manzi di Moto2 Misano, San Marino 2018. (c) MotoGP

Bedon pun mengaku, di balik niatan baiknya dalam membantu Fenati, timnya harus rela kehilangan banyak sponsor. "Bagi beberapa di antara mereka, Romano adalah monster, jadi kami kehilangan banyak sponsor. Tahun ini segalanya baru dan situasi kami sangat sulit, tapi penting memberi Romano kesempatan sekali lagi. Ia baru berusia 23 tahun, ia tak terlalu tua untuk berubah," ungkapnya.

Pria asal Italia ini tak memungkiri bahwa Fenati memiliki karakter yang rumit berkat sifatnya yang meledak-ledak. Meski begitu, ia menegaskan bahwa runner up Moto3 2017 telah bekerja sama dengan psikolog demi mengatasinya dan Snipers Team memberikan dukungan penuh soal ini.

"Romano anak yang sangat baik. Masalahnya hanyalah beberapa menit dari hidupnya, yakni ia terlalu impulsif. Kami sering bicara serius dengannya soal ini. Dan tak hanya kami, para ahli juga bicara dengannya untuk mengatasi masalah ini. Tim kami punya pelatih mental yang sangat baik, tak hanya untuk Romano, tapi juga bagi kami semua," kisah Bedon.

2 dari 2 halaman

Ingin Bantu Fenati ke MotoGP

Ingin Bantu Fenati ke MotoGP

Romano Fenati (c) Snipers Team

Bedon menyatakan bahwa timnya menyadari perubahan drastis pada karakter Fenati tahun ini, membuktikan bahwa rider Italia tersebut siap untuk 'restart'. Bedon pun memercayai komitmen Fenati, mengingat ia bersikap baik sepanjang 2017, saat ia memperebutkan gelar dunia bersama Joan Mir.

"Ia sosok yang berbeda, tapi kami masih harus melihat hal ini di trek. Tolong diingat pada 2017 ia merupakan salah satu rider yang bersikap paling tepat, tak sekalipun dapat penalti. Tahun ini penting baginya untuk tetap tenang jika ada rider lain yang menyebabkan masalah," ungkapnya.

Bedon juga mengaku bertekad membantu Fenati untuk naik ke MotoGP dalam waktu dekat. "Romano punya talenta hebat, dan Moto3 bukanlah kelasnya. Ia layak ada di MotoGP. Dari datanya, kami bisa lihat bahwa ia rider yang sangat, sangat cerdas. Kami ingin meraih gelar dunia Moto3 tahun ini dan kemudian membantunya naik ke MotoGP," pungkasnya.