'Honda Salah Besar Lepas Joan Mir, Franco Morbidelli, dan Jack Miller Begitu Saja'

'Honda Salah Besar Lepas Joan Mir, Franco Morbidelli, dan Jack Miller Begitu Saja'
Jack Miller, Joan Mir, dan Franco Morbidelli (c) Pramac/Suzuki/SRT

Bola.net - Eks Team Principal Repsol Honda, Livio Suppo, melempar kritik kepada Honda Racing Corporation (HRC) yang menurutnya telah melakukan tiga kesalahan besar dalam tiga tahun terakhir di MotoGP, yakni melepaskan Jack Miller, Franco Morbidelli, dan Joan Mir begitu saja ke tangan lawan.

Kritikan ini lantang diteriakkan Suppo usai Mir merebut gelar dunia 2020 bersama Suzuki Ecstar. Padahal, Repsol Honda nyaris menggaetnya. Mir diketahui sempat bernegosiasi dengan Honda pada 2018, saat masih turun di Moto2. Namun, menurut Suppo, negosiasi ini justru sudah berjalan sejak 2017, saat ia masih bekerja di Honda.

Kala itu, Mir memang jadi talenta yang paling disorot, karena mendominasi Moto3 dengan 10 kemenangan dan bahkan merebut gelar dunia. Pada akhir tahun, Suppo hengkang dari Honda, digantikan oleh Alberto Puig. Puig pun sempat melanjutkan negosiasi ini pada 2018, namun batal meraih kesepakatan dengan Mir.

1 dari 3 halaman

Joan Mir Harusnya Jadi Penerus Dani Pedrosa

Joan Mir Harusnya Jadi Penerus Dani Pedrosa

Livio Suppo dan Tetsuhiro Kuwata (c) HRC

"Saat saya masih bekerja di Honda, saya lah yang bicara dengan Joan, karena Shuhei Nakamoto (eks Vice President HRC) dan saya merasa ia bisa menjadi penerus Dani Pedrosa. Kemudian, saya hengkang, dan sejauh yang saya tahu, negosiasi sempat dilanjutkan," kisah Suppo via GPOne seperti kutipan Diario AS, Minggu (13/12/2020).

"Namun, Alberto berkata pada Joan bahwa Joan bisa tanda tangan kontrak dengan Honda, namun tanpa jaminan ia bisa membela Repsol Honda. Padahal, Joan menginginkan tempat di tim pabrikan, dan atas alasan itulah ia lebih memilih membela Suzuki ketimbang tim satelit Honda," lanjut pria asal Italia ini.

Usai gagal sepakat dengan Mir, Puig beralih ke Jorge Lorenzo, yang sayangnya justru sulit tampil kompetitif, kelewat ngotot adaptasi, dan berujung pada cedera punggung berkepanjangan hingga akhirnya pensiun. Alhasil, Puig pun menggaet Alex Marquez, yang kala itu mengantongi gelar dunia Moto3 2014 dan Moto2 2019.

2 dari 3 halaman

Marquez Hanya 'Kebetulan', Lebih Baik Miller-Morbidelli

"Ketimbang Jorge, Joan pasti bisa berebut gelar dan Honda bisa mengamankan masa depan. Saat Jorge pensiun, Alex pun digaet. Saya rasa keberadaan Alex hanya 'kebetulan'. Honda memang sudah memikirkan apa yang bisa dilakukan dengan Alex di masa depan. Ia pun akhirnya naik ke MotoGP, namun hanya karena Jorge pensiun," tutur Suppo.

Dalam wawancara yang sama, Suppo juga mengomentari keputusan HRC mendepak Marquez dari Repsol Honda, dan menggantinya dengan Pol Espargaro. Soal ini, ia yakin Puig bukanlah penggagas ide tersebut. Namun, ia justru lebih merasa jengkel atas pendepakan Morbidelli, yang akhirnya dilepaskan ke Petronas Yamaha SRT pada 2019.

"Pemilihan Pol saya rasa bukan keputusan Alberto, karena seperti saya dan Nakamoto-san, ia mempromosikan Jack naik kelas dari Moto3 langsung ke MotoGP. Jadi, lebih logis jika Alberto memilih Jack ketimbang rider lain. Tapi Honda juga salah melepaskan Franky. Saya lah yang meletakkannya di Marc VDS, tapi orang-orang Honda tak pernah mau memercayai potensinya," tutup Suppo.

Sumber: GPOne, Diario AS