'Honda Perlakukan Valentino Rossi dengan Cara Terburuk'

'Honda Perlakukan Valentino Rossi dengan Cara Terburuk'
Valentino Rossi saat masih membela Repsol Honda. (c) MotoGP.com

Bola.net - Mekanik Valentino Rossi yang setia, Alex Briggs, baru-baru ini mengungkapkan bahwa keputusan kontroversial Rossi meninggalkan Repsol Honda menuju Gauloises Yamaha di MotoGP 2004 tak hanya ditengarai oleh rasa frustrasi The Doctor sendiri, melainkan juga perasaan buruk yang merundung seluruh krunya.

Briggs yang sudah bekerja dengan tim utama Honda sejak 1993, menjadi mekanik Rossi saat rider Italia itu membela Nastro Azzurro Honda di GP500 2000, mengambil alih slot lima kali juara dunia, Mick Doohan. Namun, saat jaya-jayanya bersama Repsol Honda dengan tiga gelar, Rossi justru secara menghebohkan hengkang ke Yamaha.

Rossi pun berkali-kali menyatakan bahwa keputusannya hengkang ini disebabkan oleh Honda Racing Corporation (HRC) yang meremehkan kemampuan rider. Para insinyur terlalu mengagung-agungkan performa RC211V, dan yakin bahwa siapa pun pembalap yang mereka gaet, bisa meraih hasil yang sama bombastisnya dengan Rossi.

Kepada The Race pada Rabu (9/12/2020), Briggs pun menyatakan atmosfer tak sehat ini juga berefek negatif kepada kru Rossi sendiri, yang kala itu terdiri dari Jeremy Burgess (crew chief), Briggs, Bernard Ansiau, dan Gary Coleman (mekanik). Alhasil, saat Rossi memutuskan pindah ke Yamaha, keempat orang ini pun ikut hengkang.

1 dari 3 halaman

Pindah ke Yamaha Adalah Keputusan Gampang

"Kala itu, benar-benar mudah pindah ke Yamaha, karena kami frustrasi dengan Honda. Saat kami bergabung, Honda adalah tim di mana semua orang, yakni rider, insinyur, dan mekanik, menuju arah yang sama. Tapi seiring berjalannya waktu, kami semua terpisah menjadi dua grup, yakni para insinyur dan orang-orang yang ada di garasi," kisah Briggs.

Pria Australia ini menyatakan Rossi merasakan adanya dua kubu yang berselisih. Ia pun tak lagi nyaman di pabrikan Sayap Tunggal, dan tak malu-malu menuduh Honda tak menghargainya. Opini itu bahkan masih Rossi pegang teguh sampai kini. "Sebagai pembalap, Vale jelas merasakannya. Anda pasti sudah baca semua hal yang ia katakan soal Honda," tutur Briggs.

"Honda memberi kesan bahwa motor mereka sangat oke dan pembalap tak memberikan banyak pengaruh. Itu adalah hal terburuk yang bisa Anda lakukan kepada seorang pembalap: berkata bahwa mereka tak penting. Jika Anda melakukan itu, maka Anda harus cari rider baru. Itulah yang terjadi pada Honda," lanjutnya.

Usai Rossi membulatkan tekad pindah ke Yamaha, ia pun menggelar rapat rahasia dengan keempat krunya tersebut, yang akhirnya juga memutuskan ikut hengkang. Mereka menyimpan rahasia ini sangat rapat sampai seri penutup MotoGP 2003, tepat ketika Honda hendak memperpanjang kontrak mereka untuk dipekerjakan dengan Nicky Hayden.

2 dari 3 halaman

Kisah Bergabungnya Brent Stephens

Kisah Bergabungnya Brent Stephens

Brent Stephens dan Valentino Rossi (c) Twitter/Yamaha MotoGP

"Kami tak memberitahu siapa pun. Kami pergi ke Valencia dan JB (Burgess) rapat dengan orang-orang Honda, lalu ia kembali ke garasi dan bilang, 'Oke, aku pergi!' Honda pun memanggil orang selanjutnya, dan itu saya. Saya masuk, bicara dengan bos, dan saya bisa katakan ia terkejut. Kami pun dipanggil satu-satu dan mengatakan hal yang sama," ujar Briggs.

Saat akhirnya bergabung dengan tim pabrikan Yamaha pada 2004, Rossi pun mendapat mekanik baru, yakni Brent Stephens, yang sudah bekerja dengan tim tersebut sejak 1999. Uniknya, Stephens sendiri sempat jengah bekerja dengan Carlos Checa di Yamaha dan ingin pindah ke Repsol Honda demi bekerja dengan Rossi.

"Satu-satunya yang tak bekerja dengan kami adalah Brent. Kala itu ia bekerja dengan Checa. Ia sempat menemui kami dan ingin hengkang karena ia mau bekerja dengan kami. Hubungan kami baik, kerap melakukan perjalanan bareng, dan ia ingin bergabung ke grup kami. Kami bilang, 'Kawan, jangan pindah! Bertahanlah tepat di tempatmu berada!'" ungkap Briggs.

"Kami pun bernegosiasi agar ia bisa bergabung dengan sisi garasi kami. Ia juga bisa jadi 'buku penuntun' kami dalam mempelajari Yamaha. Motor balap memang tak punya 'buku panduan', tapi Brent adalah koneksi kami dengan masa lalu dan penuntun kami soal bagaimana cara kerjanya," pungkas Briggs, yang sayangnya tak ikut Rossi ke Petronas Yamaha SRT pada 2021.

Sumber: The Race