GASGAS Tech 3 Santai Ducati Punya 8 Rider, Sebut Tim Satelit Bebas Pilih Pabrikan

GASGAS Tech 3 Santai Ducati Punya 8 Rider, Sebut Tim Satelit Bebas Pilih Pabrikan
Pembalap Mooney VR46 Racing Team, Marco Bezzecchi (c) AP Photo/Jeremias Gonzalez

Bola.net - Presiden IRTA (Asosiasi Tim MotoGP) sekaligus Manajer Tim GASGAS Factory Racing Tech 3, Herve Poncharal, santai saja melihat Ducati memiliki delapan pembalap. Menurutnya, memang sudah sepatutnya tim satelit bebas memilih pabrikan yang menurut mereka menyediakan dukungan terbaik.

Sejak 2022, Ducati kerap dikritik fans balap karena memiliki delapan rider, yang bernaung di Ducati Lenovo Team, Prima Pramac Racing, Mooney VR46 Racing, dan Gresini Racing. Mereka dianggap membuat kompetisi timpang, apalagi Desmosedici terbukti sebagai motor yang tangguh.

Padahal, ini bukan pertama kalinya Ducati punya delapan rider. Mereka juga pernah melakukannya pada 2018, sebelum Aspar Team memilih mundur dari MotoGP dan menyerahkan tempatnya ke Petronas Yamaha SRT pada 2019. Poncharal pun sama sekali tak mempermasalahkan hal ini.

1 dari 2 halaman

Tim Satelit Tak Bisa Didikte

Tim Satelit Tak Bisa Didikte

Pembalap Gresini Racing, Alex Marquez (c) Gresini Racing

"Saya suka kebebasan dan pasar yang terbuka. Beberapa orang bilang delapan Ducati terlalu banyak dan mereka membunuh ajang ini. Namun, tiap tim satelit boleh memilih sesuka mereka. Anda tak bisa mendikte mereka," ungkap Poncharal kepada Motorsport Total pada Senin (10/7/2023).

"Gresini tadinya dapat tawaran [perpanjangan kontrak] dari Aprilia, tetapi mereka ingin pergi ke Ducati. Beberapa orang bilang VR46 harusnya pergi ke Yamaha. Namun, Anda harus tanya Marco Bezzecchi dan Luca Marini. Apakah mereka mau pindah?" lanjut pria asal Prancis ini.

Poncharal berpendapat begini bukan tanpa alasan. Sebelum memilih jadi tim satelit KTM pada 2019, Tech 3 Racing telah menjadi tim satelit Yamaha selama 20 tahun. Namun, usai tak kunjung mendapatkan dukungan teknis yang mumpuni, akhirnya mereka memilih pindah ke KTM.

2 dari 2 halaman

Belajar dari Pengalaman di Yamaha

Belajar dari Pengalaman di Yamaha

Manajer Tim GASGAS Factory Racing Tech 3, Herve Poncharal (c) GASGAS Images/Sebas Romero

"Saya tadinya ada di Yamaha selama 20 tahun. Namun, ketika pindah, saya suka perlakuan Stefan Pierer, Hubert Trunkenpolz, Pit Beirer, dan lainnya. Memang benar motor KTM tadinya tak terlalu kompetitif. Namun, saya pindah karena bermitra dengan orang-orang yang mau bekerja sama," curhat Poncharal.

Pria berusia 65 tahun ini juga menyatakan bahwa Tech 3 pindah ke KTM karena dapat jaminan dukungan yang sama dengan tim pabrikan. Alhasil, ia juga bisa memahami alasan-alasan yang mendasari Gresini dan VR46, serta Pramac, memilih setia pada Ducati.

"KTM menginginkan tim satelit dan mendukungnya secara penuh. Itu penting bagi mereka. Gresini, VR46, dan Pramac membela Ducati karena Ducati menyediakan kesepakatan terbaik yang bisa mereka dapatkan mengenai performa dan dukungan," pungkas Poncharal.

Sumber: Motorsport Total