Fenomena Ducati: Dominasi MotoGP, Tokoh-Tokoh Pentingnya Malah 'Ngibrit' ke Pabrikan Lain

Fenomena Ducati: Dominasi MotoGP, Tokoh-Tokoh Pentingnya Malah 'Ngibrit' ke Pabrikan Lain
Skuad Ducati Lenovo Team usai Pecco Bagnaia memenangi MotoGP Qatar 2024. (c) Ducati Corse

Bola.net - Ducati boleh jadi menjadi pabrikan terkuat dan paling dominan di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah menjuarai musim 2022 dan 2023 bareng Pecco Bagnaia. Namun, di balik layar, banyak tokoh penting mereka yang justru 'ngibrit' ke pabrikan-pabrikan lainnya.

Sejak kedatangan Gigi Dall'Igna sebagai General Manager, Ducati Corse memang menjelma menjadi raksasa MotoGP. Padahal, satu dekade lalu, mereka kesulitan menggaet rider top karena motornya tak kompetitif. Kini, para pembalap justru bermimpi menjadi salah satu penggawa mereka.

Namun, soal insinyur dan teknisi, Ducati justru mulai ditinggalkan orang-orang terpentingnya. Pasalnya, mereka mendapatkan tantangan baru dan bayaran yang lebih oke dari pabrikan-pabrikan lain, yang tentunya ingin mematahkan dominasi Ducati di MotoGP sesegera mungkin.

Meski Ducati menyayangkan fenomena ini, tak bisa dimungkiri pula bahwa ini justru bukti mereka memang merakit motor terbaik, sehingga orang-orang yang terlibat dalam pengembangannya dinilai tinggi oleh para rival. Nah, siapa saja sih tokoh-tokoh penting Ducati yang 'ngibrit' ini? Simak ulasannya seperti yang dilansir Marca, Rabu (20/3/2024).

1 dari 4 halaman

KTM

KTM

Direktur Teknis KTM, Fabiano Sterlacchini (c) KTM Images/Philip Platzer

KTM bisa dibilang sebagai pabrikan pertama yang melakukan gerakan 'merampok' Ducati demi menggaet tokoh-tokoh penting. Gerakan ini mereka sudah mereka lakukan sejak 2022, ketika mereka menggaet tangan kanan Dall'Igna, Fabiano Sterlacchini, yang kini menjadi Direktur Teknis KTM.

Pada 2023, mereka juga merayu Francesco Guidotti untuk bergabung sebagai Manajer Tim Red Bull KTM Factory Racing, usai begitu lama menjadi Manajer Tim Pramac Racing. Namun, sebelumnya Guidotti sudah pernah bekerja dengan KTM pada 2008-2009.

KTM juga merebut Alberto Giribuola dari jabatannya sebagai crew chief Enea Bastianini untuk dijadikan koordinator teknis. Selain itu, mereka juga merayu Jack Miller beserta crew chief-nya yang sudah jadi teknisi Ducati selama 21 tahun, Christian Pupulin, untuk bergabung di tim pabrikan.

2 dari 4 halaman

Aprilia

Aprilia

Jose Manuel Cazeaux dan Maverick Vinales (c) Aprilia Racing

Aprilia tadinya justru merupakan 'rumah' bagi Dall'Igna, di mana ia pernah menjadi Direktur Teknis dan merebut begitu banyak gelar dunia di GP125, GP250, dan WorldSBK. Namun, sejak 2023, Aprilia kedatangan Jose Manuel Cazeaux, yang dulu pernah menjadi insinyur elektronik Ducati.

Cazeaux meninggalkan Ducati pada 2015 untuk menjadi crew chief Maverick Vinales, dan kemudian Alex Rins pada 2017. Pada 2023, Vinales yang kini membela Aprilia meminta Cazeaux untuk reuni dengannya. Aprilia juga mencomot Cristina Toteri, yakni spesialis sasis, dari Ducati pada akhir 2022.

3 dari 4 halaman

Yamaha

Yamaha

Massimo Bartolini bersama Fabio Quartararo dan Alex Rins (c) Yamaha MotoGP

Mengikuti jejak pabrikan lainnya, Yamaha baru menggaet tokoh-tokoh penting Ducati pada 2024. Pabrikan Garpu Tala diketahui puasa kemenangan sepanjang 2023, dan memutuskan menggaet Massimo Bartolini, yang sebelumnya menjadi insinyur performa Desmosedici. Kini, ia menjadi Direktur Teknis di kubu Yamaha.

Sebelum Bartolini datang, Yamaha juga menggaet Marco Nicotra, pada Oktober 2023. Nicotra tadinya bekerja di divisi aerodinamika Ducati. Tak pelak lagi bahwa aerodinamika merupakan faktor krusial di era MotoGP masa kini, dan Ducati merupakan salah satu yang terbaik di sektor ini.

4 dari 4 halaman

Honda

Honda

General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna (c) Ducati Corse

Lalu bagaimana dengan Honda? Honda diketahui telah menggaet insinyur elektronik Ducati, Filippo Tosi, sejak MotoGP memberlakukan penyeragaman perangkat keras elektronik dengan menggunakan Magneti Marelli pada 2016 lalu.

Namun, bukan rahasia lagi bahwa Honda saat ini getol merayu Dall'Igna untuk bergabung. Dall'Igna sendiri mengakui dapat tawaran itu akhir musim lalu, tetapi menolak meninggalkan Ducati yang sudah ia bela sejak akhir 2013. Meski begitu, bukan berarti perpindahan ini mustahil dilakukan dalam beberapa tahun lagi.

Sumber: Marca