Fabio Quartararo Tertekan Saat Disama-samakan dengan Marc Marquez

Fabio Quartararo Tertekan Saat Disama-samakan dengan Marc Marquez
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo (c) Yamaha MotoGP

Bola.net - Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP, Fabio Quartararo, menyebut periode di mana banyak orang kerap membanding-bandingkannya dengan Marc Marquez, yakni saat ia masih turun di Moto3 2015, adalah masa-masa terkelam dalam kariernya. Lewat Podcast In The Fast Lane pada Kamis (29/4/2021), ia mengaku sempat tertekan.

Quartararo dijuluki 'The Next Marc Marquez' usai secara spesial dua kali menjuarai FIM CEV Moto3 (kini Moto3 Junior World Championship) 2013 dan 2014. Hasil ini bikin FIM dan Dorna Sports meluncurkan 'Quartararo Rule' yang membolehkan El Diablo menjalani debut Grand Prix Moto3 2015 meski baru akan menginjak usia 16 tahun pada April.

Quartararo pun mengaku perasaannya campur aduk kala itu. Ia merasa tersanjung, tapi juga merasa tertekan. Pasalnya, usai gemilang di CEV, ia tak terlalu kompetitif dalam musim debutnya di Moto3. Ia mengoleksi dua pole dan dua podium, dan sempat dirundung cedera kaki berkepanjangan. Kondisi mentalnya pun jadi terjun bebas.

1 dari 3 halaman

Perbedaan CEV dan Grand Prix Terlalu Besar

Perbedaan CEV dan Grand Prix Terlalu Besar

Marc Marquez dan Fabio Quartararo (c) HRC

"Dalam usia semuda itu, Anda pasti hanya berpikir, 'Wah, aku tampil baik' dan merasa senang dibandingkan dengan Marc. Namun, ketika mengendarai motor, saya tak merasa 'bebas'. Saat di CEV, saya berlatih keras dan hanya menjalani rapat-rapat kecil, dan setelahnya saya main bola dengan teman-teman," kisah rider asal Prancis ini.

"Namun, saat di Grand Prix, orang membandingkan saya dengan Marc. Saya menghadiri jumpa pers bersama Marc dan Jorge Lorenzo, dan transisinya sangat masif. Media massa menekan saya. Perbedaannya terlalu besar. Dalam usia 15 tahun, saya menganggapnya motivasi, tapi ini juga tekanan besar," lanjutnya.

Berkat hasilnya yang tak mentereng itu, Quartararo pindah ke Leopard Racing pada 2016, dan hasilnya lebih buruk lagi: paceklik podium. Alhasil, akibat tubuhnya yang bongsor, ia naik ke Moto2 lebih awal pada 2017 bersama Pons Racing. Quartararo kembali 'tenggelam' dan tak kompetitif, sampai akhirnya digaet oleh Speed Up Racing.

2 dari 3 halaman

Tak Malu Punya Masa Lalu yang Kelam

Tak Malu Punya Masa Lalu yang Kelam

Fabio Quartararo saat masih di Moto3 2015. (c) AFP

Bersama Speed Up, ia meraih beberapa podium, dan kemenangannya di Catalunya jadi kunci yang memikat Petronas Yamaha SRT untuk menggaetnya di MotoGP 2019. Quartararo pun tak malu punya masa lalu yang kelam, dan justru yakin masa-masa berat itu adalah hal yang membuatnya tangguh.

"Musim 2015 sungguh tak mudah. Saya mengalami cedera kaki, absen pada paruh kedua musim, dan harus pindah tim. Tapi momen-momen berat itu, meski kala itu saya masih sangat muda, selalu saya ingat dan selalu membantu saya untuk semakin kuat," ungkap pembalap berusia 22 tahun ini.

Kini, pada musim ketiganya di MotoGP, Quartararo telah mengoleksi 12 podium dan lima kemenangan. "Bisa dibilang hasil saya di Moto3 dan Moto2 memang tidak oke, namun ini semua membantu saya untuk membangun kesuksesan di MotoGP. Ini adalah proses yang harus saya lalu demi turun di MotoGP," pungkasnya.

Sumber: Podcast In The Fast Lane