Fabio Quartararo: Tadinya Saya Rider Biasa, Kini Malah Dipuji Macron dan Jokowi

Fabio Quartararo: Tadinya Saya Rider Biasa, Kini Malah Dipuji Macron dan Jokowi
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo (c) Yamaha MotoGP

Bola.net - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, mengaku masih belum bisa benar-benar menyadari bahwa ia kini merupakan seorang juara dunia MotoGP, memiliki jumlah fans yang sangat masif, dan bahkan jadi salah satu atlet paling populer di dunia. Hal ini ia sampaikan kepada Corriere della Sera pada Rabu (30/3/2022).

Quartararo dua kali menjuarai CEV Moto3, yakni pada 2013 dan 2014, saat usianya bahkan belum genap 15 tahun. Prestasi ini membuatnya digadang-gadang jadi bintang masa depan. Namun, usai menjalani debut Grand Prix pada 2015, kariernya sempat terseok-seok di Moto3 dan Moto2 sampai ia menang di Catalunya pada 2018.

Kemenangan itu membuat Petronas Yamaha SRT 'berjudi' dengan menggaetnya untuk MotoGP 2019. Langkah ini banjir kritikan karena kala itu Quartararo belum terlalu konsisten. Namun, langkah itu ternyata terbukti tepat karena rider Prancis tersebut justru tampil menggila sekalinya berlaga di kelas para raja, bahkan jadi juara musim lalu.

1 dari 2 halaman

Teringat Kerja Keras Sang Ayah

Anthony, Etienne, Fabio, dan Martina Quartararo (c) Yamaha MotoGPAnthony, Etienne, Fabio, dan Martina Quartararo (c) Yamaha MotoGP

Melihat kiprahnya yang penuh lika-liku, Quartararo mengaku kerap teringat perjuangan sang ayah, Etienne Quartararo, membantunya jadi pembalap profesional sejak usia belia, meski keluarga mereka tak punya cukup uang. Seluruh kerja kerasnya bersama sang ayah kini terbayar tuntas dan Quartararo merasa bangga.

"Ayah saya dulu kerap mengantar saya, mengendarai mobil van tiap pekan dari Prancis ke Spanyol, untuk balapan. Kami menempuh jarak 100.000 km tiap tahun, dan di rumah tak banyak uang. Kami harus menjalani masa-masa berat. Tapi semuanya sepadan," ungkap pembalap yang pada 20 April nanti menginjak usia 23 tahun ini.

Uniknya, Quartararo belum sepenuhnya percaya kini ia jadi rider papan atas yang dielu-elukan banyak orang. Ia bahkan mengaku sempat kaget ketika mendapatkan ucapan selamat dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron, begitu juga ketika ia menerima trofi dari Presiden RI Joko Widodo usai finis kedua di Mandalika.

2 dari 2 halaman

Belum Bisa Merasa Terbiasa

Belum Bisa Merasa Terbiasa

Fabio Quartararo dan Presiden Joko Widodo di podium MotoGP Mandalika 2022. (c) Yamaha MotoGP

"Ucapan darinya (Macron) sungguh tak biasa. Beberapa hari lalu, saya juga dapat ucapan selamat dari Presiden Indonesia saat podium di Mandalika. Menyenangkan melihat orang-orang penting tertarik pada saya dan para pembalap lainnya. Saya pun memikirkan ayah saya, ia dulu turun di ajang Eropa, tapi lalu berhenti karena tak punya uang untuk ikut balap motor," kisah Quartararo.

Dalam wawancara yang sama, Quartararo juga membicarakan asal-usul julukan 'El Diablo' (sang iblis), yang sudah melekat dengannya sejak kecil dan bahkan jadi panggilan sehari-harinya dari beberapa orang. Ia mengaku tak mau mengganti julukan ini pada masa mendatang, karena baginya julukan tersebut bagai 'jimat'.

"Julukan itu telah memberi saya banyak keberuntungan, jadi saya takkan menanggalkannya. Julukan itu lahir berkat helm dengan logo iblis, yang saya pakai saat berusia tujuh tahun. Salah satu rider memanggil saya 'Diablo' dan sejak itu semua orang juga memanggil saya dengan julukan itu," pungkas Quartararo.

Sumber: Corriere della Sera